14524,
10:25 – Pada Jumat 10 Mei 2024, Majelis Umum PBB keluarkan resolusi untuk
berikan hak dan keistimewaan baru kepada Palestina melalui pemungutan suara.
Pemungutan
suara tersebut untuk mendorong DK PBB untuk pertimbangkan kembali pengakuan
terhadap Palestina sebagai anggota PBB ke 194.
Sebanyak
143 negara mendukung resolusi tersebut, 9 negara diantaranya menentang dan 25
negara memilih abstain.
Sembilan
negara yang menolak Palestina bergabung yang tak lain tak bukan adalah Israel,
Argentina, Republik Ceko, Hongaria, Amerika Serikat dan empat negara kepulauan
di Pasifik yaitu Mikronesia, Nauru, Palau dan Papua Nugini.
Mari
kita simak kenapa mereka menolak resolusi tersebut,
Hongaria
Dilansir
dari laman resmi PBB, perwakilan Hongaria menyebutkan penolakan mereka berawal
dari keingginan untuk menjaga kejelasan hukum dan proses yang cermat di PBB
mengenai penerimaan dan partisipasi dalam pekerjaan Majelis
Menurut
perutusan Hongaria di PBB mengatakan bahwa resolusi yang ada tidak kondusif
untuk meredakan situasi dan menemukan solusi damai terhadap konflik di Timur
Tengah.
Dirinya
juga mengutuk serangan teroris pada 7 Oktober 2023 lalu oleh Hamas yang memicu
perang hingga saat ini di Gaza dan serukan segera pembebasan tanpa syarat
terhadap sandera yang tersisa.
Argentina
Sebagaimana
dilansir dari laman thenationalnews.com, Argentina secara sejarah memiliki
hubungan yang harmonis dan kuat dengan Israel dan negara negara Arab.
Argentina
sendiri mengakui Palestina sebagai negara yang bebas dan merdeka dalam batas
batas yang ada di tahun 1967
Presiden
baru Argentina, Javier Milei mengunjungi Israel pada Februari lalu dan berjanji
akan memindahkan kedutaan besar negaranya ke Jerusalem.
Hal
ini menunjukkan perubahan siginfikan dalam kebijakan luar negeri Buenos Aires
setelah bertahun tahun mendukung negara kawasan Arabia.
Milei
juga telah umumkan bahwa pemerintahannya akan menyatakan bahwa Hamas sebagai
organisasi teroris terlarang dan menyebutkan bahwa warga Argentina termasuk di
antara ratusan orang yang tersandera oleh Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.
Mikronesia,
Nauru dan Palau
Ketiga
negara pacific ini menentang adanya resolusi tersebut, sebagaimana dilansir
dari laman thenationalnews.com, Kepulauan Mikronesia, Nauru dan Palau adalah
negara kecil di Pasifik yang secara historis memiliki kesamaan dengan Amerika
serikat.
Dimana
pada tahun 2010, Mikronesia berikan suara setuju dengan Amerika Serikat
sebanyak 47 kali dan hanya berbeda pendapat dengan tiga kali, rekor perolehan
suara di Palau setara dengan rekor perolehan suara di Amerika Serikat yaitu di
angka 96,5 persen.
Sementara
itu Richard Gowan, Direktur PBB untuk International Crisis Grup, menunjukkan
bahwa sejumlah sekutu Amerika Serikat tidak akan mendukung resolusi tersebut.
Perang
yang tidak menentukan di Gaza telah mengubah suasana hati PBB secara
keseluruhan mengenai perlunya solusi dua negara.
Republik
Ceko
Masih
dari laman yang sama dimana Republik Ceko secara sejarah lebih kepada Pro
Israel dan Pro AS dimana perwakilan Republik Ceko untuk PBB, Jakub Kulhanek
katakan bahwa keanggotaan PBB tidak akan membawa perdadmainan dan kesejahteraan
bagi warga Palestina.
Dirinya
juga mengatakan bahwa hal ini hanya akan dapat dilakukan di meja perundingan,
selain itu juga mendorong kedua Palestina dan Israel untuk meulai jalur kerja
sama termasuk melalui perjanjian Abraham demi mendorongnya masa depan yang
lebih baik bagi kawasan Timur Tengah.
Papua
Nugini
Negara
tetangga Indonesia ini salah satu yang menolak adanya resolusi keanggotaan
Palestina di PBB.
Menurut
perwakilan Papua Nugini menyatakan keprihatinannya mengenai tantangan serius
perdamaian dan keamanan yang dihadapi Palestina dan Isreal serta dampaknya yang
lebih luas terhadap kawasan Timur Tengah dan sekitranya.
Dirinya
menyatakan menolak resolusi tersebut karena tidak memberikan solusi jangka
panjang bagi Palestina.
Sebagaimana
dilansir dari press.un.org perwakilan Papua Nugini mengatakan bahwa hak dan
keistimewaan yang berikan kepada pihak yang ingin menjadi anggota PBB dan
kewajiban mereka yang timbul dari upaya tersebut harus diberikan dengan cara
sepenuhnya sesuai dengan piagam PBB.
Dirinya
menyatakan akan melepaskan diri dari pernyataan yan akan disampaikan Gerakan
Non Blok karena unsur di dalamnya tidak sejalan dengan posisi nasional
negaranya.
Israel
Tentunya
menarik untuk disimak alasan dari Israel menolak keanggotaan Palestina di PBB
dimana perwakilan mereka mengatakan bahwa pemungutan suara ini akan membuka
pintu PBB bagi otoritas Palestina yang mendukung teroris dan bahkan tidak punya
kendali atas wilayahnya sendiri.
Sebagaimana
dilansir dari Press.UN.org perwakilan Isreal untuk PBB mengatakan bahwa
peringatan Holocoust diperingati minggu ini, badan yang tidak tahu malu ini
memilih untuk memberikan penghargaan kepada Nazi zaman modern dengan hak dan
keistimewaan
Perwakilan
ini menambahkan bahwa pemungutan suara hari ini telah abaikan DK dan melanggar
Piagam PBB.
Berdasarkan
Piagam PBB keanggotaan dapat diberikan kepada semua negara yang cinta damai,
sementara Palestina kebalikannya, mereka hanya mencoba menghancurkan Israel.
Dimana
anak anak Palestina menurut perwakilan Israel di PBB didoktrinasi oleh orangtua
mereka untuk membunuh orang Israel dan melakukan terorisme.
Amerika
Serikat,
Negara
inilah yang paling menolak keanggotaan Palestina di PBB, sebagaimana dilansir
dari laman resmi PBB, perwakilan Amerika Serikat sebutkan bahwa perdamaian
berkelanjutan hanya dapat dicapai melalui solusi dua negara dengan jaminan
keamanan Israel.
Israel
dan Palestina dapat hidup berdampingan dalam kebebasan dan martabat dimana
langkah sepihak di PBB dan di lapangan tidak akan mencapai tujuan ini,
Dengan
dasar itulah, menurut Perwakilan Amerika Serikat, pilihan mereka tidak cerminkan
penolakan terhadap negara Palestina.
Tetapi
merupakan pengakuan bahwa status kenegaraan hanya akan tercapai melalui proses
yang libatkan negosiasi langsung antara para dua pihak.
Perwakilan
Amerika Serikat sebutkan bahwa resolusi ini tidak selesaikan kekhawatiran
mengenai permohonan keanggotaan Palestina di PBB yang diajukan di DK PBB
melalui proses kominte penerimaan pada April lalu.
Selain
itu, rancangan resolusi tersebut tidak juga merubah status negara Palestina
sebagai misi pengamat non negara anggota sama seperti Vatikan. ***