Tampilkan postingan dengan label Covid19. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Covid19. Tampilkan semua postingan

Rabu, 27 Desember 2023

Kemkes Konfirmasi Dua Pasien Covid19 Meninggal, Salah Satunya Varian JN.1

271223, 11.30 – Kementerian Kesehatan konfirmasi terdapat dua orang meninggal dunia di Batam setelah terpapar Covid19.

Hal ini berdasarakan hasil genome sequencing salah satu pasien terinfeksi subvariant BA.2.86.1 atau varian JN.1 Varian ini pertama kali ditemukan di Indonesia pada November lalu.

Hal ini disampaikan Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi pada Selasa 26 Desember 2023 kepada pewarta.

"BA.2.86.1 menurut kategori Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) termasuk JN.1. Jadi ada 1 kematian JN.1," kata dr Siti Nadia Tarmizi

Kematian ini berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Batam, dimana pasien Covid19 yang meninggal akibat terpapar varian JN.1 merupakan laki laki berinisial FV.

Pasien tersebut, memiliki riwayat komorbid dan sempat dirawat di ICU karena mengeluhkan gejala berat.

Pasien FV ini juga diketahui baru mendapatkan vaksin Covid19 sebanyak satu kali atau satu dosis.

"FV, 48 tahun, laki-laki, meninggal 18 Desember 2023 di RS Embung Fatimah," ucap dr Siti Nadia.

Sementara pasien lain yang meninggal dengan inisial GNs berumur 77 tahun usai terjangkit Covid19 varian GE.1.

GNs meninggal pada 21 Desember 2021 usai jalani perawatan di Rumah Sakit Elizabeth Lubuk Raja

"Jadi pada yang komorbid dan vaksin tidak lengkap resiko kematian bisa meningkat," katanya menambahkan.

Seperti kita ketahui bahwa WHO telah mengklasifikasikan Covid19 JN.1 sebagai Varian of Interest atau VoI.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan bahwa JN.1 atau Sublineage dari subvariant Omicron BA.2.86 memiliki gejala yang khas daripada subvariant atau varian lainnya

Hal ini bisa dilihat dari kondisi lidah pasien yang menunjukkan lebih putih dari biasanya, hal ini disampaikannya di Balai Kota DKI Jakarta sebagaimana dilansir dari Antara.

"JN.1 ini sebenarnya sama saja. Subvariannya turunan Omicron, cuma ada ciri-ciri khasnya. Lidahnya menunjukkan warna lebih putih dari biasanya," kata Ani di Balai Kota

Selain itu, Covid19 varian JN.1 disebut lebih menular dibanding Covid19 varian maupun subvariant lainnya, namun tingkat fatalitas dan kematian yang disebabkan varian tersebut tidak tinggi ***

Rabu, 20 Desember 2023

Kemkes Catatkan Pasien JN.1 Meningkat Jadi 41 Kasus, Berikut Sebarannya

201223, 10:40 – Kementerian Kesehatan RI kembali laporkan total pasien yang terpapar varian JN.1 sublineage BA.2.86 tembus 41 kasus.

Pertama kali terindentifikasi kasus JN.1 pada November 2023 varian ini dikhawatirkan memicu peningkatan kasus Covid19 seperti yang terjadi di Singapura yang tercatat melampaui 50 ribu orang.

Untuk kasus varian JN.1 tercatat sejak Desember 2023 capai 36 persen sementara di bulan November varian ini dilaporkan sebanyak lima persen.

Pasien varian JN.1 terbanyak ditemukan di wilayah Jakarta Selatan dan dipastikan bahwa gejala Covid19 yang dikeluhkan para paesien tidak lebih parah dibandingkan varian sebelumnya.

Berikut ini rincian kasus JN.1 di Indonesia per Selasa 19 Desember 2023

November:

2 kasus dari Jakarta Utara

1 kasus dari Jakarta Selatan

1 kasus dari Jakarta Timur

1 kasus dari Batam

Desember:

29 kasus dari Jakarta Selatan

2 kasus dari Jakarta timur

2 kasus dari Jakarta Utara

3 kasus dari Batam ***

Selasa, 19 Desember 2023

Waspada, 4 Warga Indonesia Terjangkit JN.1 Berikut Gejalanya

191223, 11:55 – Kementerian Kesehatan RI identifikasi 4 kasus varian Covid9 varian JN.1 di Indonesia.

Kepastian ini disampaikan oleh Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr Maxi Rein Rondonuwu.

Menurut dr Maxi, sebagaimana dilansir dari Antara, masing masing satu kasus infeksi kasus virus Corona tipe SARS CoV 2 varian JN.1 ditemukan di Jakarta Selatan pada 11 November 2023, Jakarta Timur 23 November 2023 dan Batam 13 Desember 2023.

Virus corona varian JN.1 dilaporkan berkaitan dekat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat pengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan akibat Covid19.

Maxi juga sebutkan bahwa berdasarkan lapran per 18 Desember 2023 ada dua kasus kematian akibat Covid19 masing masing satu kasus di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang dan RSUD Tarakan Jakarta.

"Satu pasien meninggal sudah divaksin dua kali dan memiliki komorbid. Satunya lagi belum pernah divaksin dan mengalami infeksi paru-paru," katanya.

Tetapi menurut Maxi, kedua kasus kematian ini tidak disebabkan oleh virus corona tiper SARS CoV 2 varian JN.1.

Dirinya juga mengatakan bahwa satu kasus kematian pasien akibat infeksi virus SAR CoV 2 yang sebelumnya dilaporkan terjadi di RSPI Prof Dr Sulianti Saroso Jakarta ini juga tidak disebabkan oleh infeksi virus varian JN.1.

"Yang meninggal di RSPI hasil whole genome sequencing-nya tidak ada yang JN.1," kata dia.

Sementara itu, berdasarkan laporan perkembangan penularan Covid19 yang disiarkan oleh pemerintah per 18 Desember 2023 terdapat 2.243 kasus baru penularan Covid19 dengan dua kasus kematian akibat penyakit tersebut di Indonesia.

Kemkes imbau warga lengkapi vaksinasi Covid19 untuk hindari risiko penularan penyakit tersebut jelang liburan Natal dan Tahun baru dimana terjadi peningkatan pergerakan orang.

​​​​​​​"Masyarakat diimbau untuk segera melengkapi dosis vaksin COVID-19, segera datangi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat di puskesmas atau Kantor Kesehatan Pelabuhan. Jangan ditunda-tunda," kata Maxi.

Untuk diketahui, varian JN.1 atau BA.2.86 saat ini tengah memicu kenaikan kasus di beberapa negara seperti China dan Singapura.

Namun sejauh ini masih belum diketahui pasti apakah varian tersebut bisa memicu gejala yang khas atau berbeda dari varian Covid19 varian lainnya.

Berikut gejala varian JN.1 yang diidentifikasi pada pasien Covid19 antara lain.

Radang tenggorokan

Penyumbatan

Lendir di hidung

Batuk

Kelelahan

Sakit kepala

Nyeri otot

Demam

Menggigil

Kehilangan kemampuan mencium bau ***

Waspda, Kemenkes Catat 4 Kasus Varian JN.1 di RI

191223, 08.25 – Ini peringatan bagi kita semua bahwa Kementerian Kesehatan RI laporkan setidaknya 4 kasus Covid19 varian JN.1 telah ditemukan di INodnesia.

Sublineage dari Omicron BA.2.86 ini dikhawatirkan lantaran memicu lonjakan kasus pada varian JN.1 di sejumlah negara misal Singapura yang saat ini mencatat kasus capai 50 ribu orang.

temuan varian JN.1 dominan ditemukan di sejumlah wilayah DKI Jakarta hal ini disampaikan oleh Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemkes RI dr Maxi Rein Rondonuwu pastikan belum ada kasus fatal dari 4 pasien tersebut.

Seperti diberitakan bahwa ahli imunologi di Beijing perkirakan akan ada lebih banyak kasus varian JN.1

Namun hal itu tidak menjadi kekhawatiran masyarakat karena varian baru virus Corono bisa muncul kapan saja di masa depan.

"Hanya dengan meningkatkan sistem kekebalan masyarakat dapat mengelola infeksi berbagai patogen, dan meningkatkan ketahanan terhadap infeksi saluran pernafasan secara keseluruhan," kata ahli imunologi tersebut, dikutip dari The Global Times.

Sementara itu Kepala Rumah Sakit Rakya Ketiga di Shenzhen, Lu Hongzhou katakan bahwa meskipun angka kekebalan vaksinasi terhadap JN.1 telah menyusut, tidak ada bukti yang menunjukkan keparahan Covid19 akibat varian JN.1 meningkat.

Selain itu, beberapa ahli di China pun mengatakan bahwa orang yang pernah mengidap flu lebih rentan tertular Covid19, usai terinfeksi flu dibutuhkan waktu beberapa bulan agar sel T CD4+ di dalam tubuh.

Sementara itu Kepala Pimpinan teknis WHO Maria van Kerkhove mewanti wanti banyak negara untuk waspada kemungkinan lonjakan kasus rawat inap di fasilitas kesehatan.

"COVID-19 merupakan salah satu penyakit yang saat ini sedang meningkat, dan hal ini sekali lagi disebabkan oleh sejumlah faktor. Termasuk virus SARS-Cov-2 berevolusi, berubah, dan beredar di semua negara," kata Maria.

 

"Di beberapa negara, kami memiliki sublineage XBB ini, dan mereka mewakili sekitar 68 persen dari rangkaian yang dibagikan secara global. Pengelompokan lainnya adalah BA.2.86, terutama JN.1 yang menyebabkan spektrum penuh, mulai dari infeksi tanpa gejala. Hingga penyakit parah dan kematian, mirip dengan apa yang telah kita lihat pada sublineage Omicron lainnya," sambungnya.

Wilayah yang terdampak dari varian JN.1 adalah Jakarta Timur,  Jakarta Utara, Jakarta Selatan dan Batam dan terindentifikasi pada awal hingga pertengahan Desember 2023 ***

Senin, 18 Desember 2023

Waspada, Selain Singapura Negara Ini Juga Laporkan Covid19 Varian JN 1

181223, 16:00 – Naiknya kasus Covid19 terjadi di beberapa ngeara karena beberapa penyebanya, salah satunya adalah kemunculan subvariant baru dari Covid19.

Namun kasus varian terbaru di beberapa negara seperti di Singapura yang dipicu oleh adanya varian baru yaitu JN.1

Varian JN.1 ini pertama kali dideteksi pada September 2023 yang mana merupakan turunan dari BA.2.86 yang merupakan Sublineage dari varian Omicron BA.2.

Berikut ini ada beberapa negara yang baru ini melaporkan kasus subvariant JN.1 yang dilansir dari berbagai sumber:

India

Laporkan kasus perdana dari subvariant JN.1 pada 18 November 2023 dimana seorang wanita usia 79 tahun dinyatakan positif Covid19 melalui pemeriksaan RT-PCR.

Menurut Dirjen ICMR Dr. Rajib Bahl katakan bahwa pada 8 Desember, kasus tersebut terdeteksi pada specimen positif RT-PCR dari Karakulam di Wilayah Thiruvanathapuram Kerala.

Pasien wanita yang terinfeksi Covid19 ini alami gejala penyakit mirip influeza sedang dan telah pulih dari Covid19.

Dilansir dari Free Press Journal, Kementerian Persatuan setiap hari juga lakukan kontak dengan Departemen Kesehatan Kerala dan memantau situasinya.

Singapura

Di negara Singa ini kasus Covid19 terus melonjak dengan meningkat 75 persen dibandingkan pekan sebelumnya.

Kementerian Singapura juga catat angka infeksi harian yang dirawat inap akibat Covid19 mulai naik.

Sebagian besar kasus infeksi oleh varian JN.1, Sublineage dari BA.2.86

"Berdasarkan data internasional dan lokal, saat ini tidak ada indikasi jelas bahwa BA.2.86 atau JN.1 lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit lebih parah dibandingkan varian lain yang beredar," kata Depkes dalam rilis media.

Amerika Serikat

Menjadi negara pertama yang laporan varian JN.1 pada bulan September 2023 lalu. Sejak saat itu beberapa negara mulai laporkan temuannya seperti Belanda, Spanyol, Islandia, Portugal, Inggris.

China

Negari ini laporkan tujuh kasus Covid19 subvarian JN.1 dalam kurun waktu sekitar satu bulan terakhir.

Menurut Administrasi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Nasional tidak kesampingan kemungkinan varian bisa menjadi dominan di China.

Menurut para ahli meminta agar masyarakat tidak bereaksi berlebihan terhadapan varian JN.1 karena varian ini masih sangat rendah.

"Meskipun tingkat prevalensi varian JN.1 di China saat ini sangat rendah, karena dampak lanjutan dari strain epidemi internasional dan kasus impor, kemungkinan varian JN.1 menjadi strain epidemi yang dominan di negara tersebut tidak dapat dikesampingkan keluar," kata pemerintah sebagaimana dilansir  dari Global Times ***

Covid19 Naik Lagi, Kemkes Bolehkan Vaksin ke 3

181223, 11:55 – Kementerian Kesehatan perbolehkan masyarakat untuk melakukan vaksinasi booster ketiga atau dosis kelima di tengah Covid19 naik lagi. Seruan ini muncul setelah adanya peningkatan kasus Covid19 jelang Hari Natal dan tahun Baru.

Ini berdasarkan data Kemkes lewat laman infeksi Emerging, tercatat ada 216 kasus baru yang terkonfirmasi di Minggu 17 Desember 2023 dimana total kasus akitf saat ini berjumlah 2.070 orang dengan catatan satu kematian dan 128 pasien sembuh.

Dengan dasar itulah Kemkes meminta sebaiknya masyarakat segera lengkapi vaksinasi booster termasuk mereka yang sudah mendapatkan vaksin booster kedua atau dosis keempat lebih dari enam bulan.

Untuk jenis vaksin saat ini yang tersedia adalah vaksin dalam negeri yaitu InaVac dan IndoVac dimana kedua vaksin ini sudah mendapatkan izin penggunaan dari BPOM sehingga terjamin mutu dan keamanannya.

Lantas bagiamana mendapatkannya, masyarakat tidak perlu risau karena anda bisa langsung mendatangi fasilitas terdekat tanpa meninggu tiket vaksinasi Covid19 lanjutan di aplikasi Satu Sehat. ***

Minggu, 17 Desember 2023

Kemkes Prediksi Awal Januari 2024 Puncak Kasus Covid19

171223, 06:55 – Kementerian Kesehatan RI laporkan kenaikan Covid19 cukup signnifikan dalam beberapa minggu terakhir.

Walaupun tinggi pihak Kemkes mengatakan bahwa situasi mengenai ini masih sangat terkendali.

Ini dikarekan jumlah kasus positif masih jauh dari rendah bila dibandingan dengan masa pendemi namun diprediksi bahwa puncak kasus Covid19 pada fase ini akan muncul usai liburan Natal dan Tahun Baru

Proyeksi jamlah kasus yang muncul nantinya tergantung kepada jumlah testing Covid19 yang saat ini tengah dilakukan dengan lebih massif.

Pihak kemkes juga mengimbau kepada masyarakat yang dirasa memiliki gejala Covid19 agar segera melakukan pemeriksaan di fasilitas kesehatan terdekat.

Selain itu juga meminta masyarakat untuk lengkapi vaksin Covid19 untuk mencegah keparahann dan fatalitas dari penyakit tersebut. ***

Jumat, 15 Desember 2023

Kemkes Ungkap Kasus Covid19 Meningkat di 22 Provinsi, Berikut Datanya

151223, 11:55 – Meningkatnya kasus Covid19 di Indonesia kembali terjadi dalam beberapa mingggu terakhir.

Meningkatnya kasus Covid19 di Indonesia ini terungkap lewat data Kementerian Kesehatan RI sebagaimana diambil dari laman resmi Infeksi Emerging dimana ada 359 kasus terkonfirmasi positif per Kamis 14 Desember 2023

Sementara itu sekitar 79 orang dinyatakan sembuh dan kasus aktif selama sepekan dari 6 sampai 14 Desember 2023 tercatat ada 1.499 kasus.

Dari 359 kasus terkonfirmasi terdapat 22 provinisi yang alami peningkatan kasus mingguannya yang tercatat pada 14 Desember 2023.

Ada beberapa provinsi rata rata alami kenaikan 200 hingga 300 persen dari minggu sebelumnya berikut ini datanya.

Riau: 11 kasus, naik 1.000 persen dari minggu sebelumnya

Jawa Tengah: 24 kasus, naik 500 persen dari minggu sebelumnya

Jawa Barat: 303 kasus, naik 422,41 persen dari minggu sebelumnya

Kalimantan Utara: 5 kasus, naik 400 persen dari minggu sebelumnya

DKI Jakarta: 622 kasus, naik 314,67 persen dari minggu sebelumnya

Kepulauan Riau: 4 kasus, naik 300 persen dari minggu sebelumnya

Kalimantan Barat: 4 kasus, naik 300 persen dari minggu sebelumnya

Banten: 208 kasus, naik 264,91 persen dari minggu sebelumnya

NTT: 10 kasus, naik 233,33 persen dari minggu sebelumnya

Jawa Timur: 119 kasus, naik 138 persen dari minggu sebelumnya

Bali: 62 kasus, naik 121,43 persen dari minggu sebelumnya

DI Yogyakarta: 38 kasus, naik 100 persen dari minggu sebelumnya

Lampung: 11 kasus, naik 83,3 persen dari minggu sebelumnya

Kalimantan Timur: 11 kasus, naik 83,3 persen dari minggu sebelumnya

Papua Barat: 3 kasus, naik 50 persen dari minggu sebelumnya

Sumatera Barat: 1 kasus

Sumatera Selatan: 2 kasus

Bengkulu: 1 kasus

NTB: 1 kasus

Kalimantan Tengah: 3 kasus

Sulawesi Tengah: 1 kasus

Gorontalo: 1 kasus.. ***

Kamis, 14 Desember 2023

Sosialisasi Protokol Kesehatan Perlu Digaungkan Kembali di Media

twitter.com/ChinaScience
141223, 21:10 – Meningkatnya angka Covid19 di Indonesia membuat Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Budi Haryanto agar sosialisasi mengenai protocol kesehatan kembali digalakkan di media.

Budi melihat bahwa persepsi masyarakat mengenai Covid19 tidak seganas dulu ditambah kurangnya sosialisasi, mengakibatkan sulitnya menerapkan upaya pencegahan penyakit tersebut.

"Orang tidak yang banyak tahu persis bahwa COVID ini kasusnya naik. Itu sebenarnya tidak semua orang tahu lho ya," katanya sebagaimana dikutip dari laman Antara.

Menurut Budi Haryanto, kenaikan kasus Covid19 disebabkan meningkatnya orang orang bergejala flu yang memeriksakan diri karena ada kekhawatiran mengenai pneumonia yang tengah marak.

Dari pemeriksaan tersebut, menurut Budi ditemukan bahwa ada yang ternyata positif Covid19.

Budi Haryanto menambahkan dimasa sekarang, banyak dari kita tidak menerapkan protocol kesehatan seperti memegang benda umum seperti lift, tangga berjalan dan sebagainya.

Namun ada juga yang memakai masker di kendaraan umum, namun ketika turun dari kendaraan dan berjalan di trotoar, mereka mecopptnya dengan alasan tidak banyak orang di sekitar mereka.

Budi pun menjelaskan bahwa selama pandemic, terdapat sosialisasi protocol kesehatan yang bersifat memaksa.

"Artinya, ketika mau masuk ke gedung, harus pakai masker. Ketika masuk ke ruang kerja pakai masker, diwajibkan gitu kan. Itu sesuatu yang ada kewajiban dan kemudian ada sanksinya gitu.”

“Nah kalau itu sekarang kan dengan situasi saat ini, kan nggak mungkin gitu untuk memaksakan itu. Nah, berarti harus pakai cara lain kan," dia menjelaskan.

Budi Haryanto juga menjelaskan bahwa sosialisasi bisa digalakkan kembali dengan menggunakan media televisi melalui iklan, contohnya dengan menyematkan pesan tersebut ke dalam iklan mengenai multivitamin.

Dirinya menilai keberadaan TV menjadi sebuah pilihan karena tawarkan beragam channel yang dapat dilihat orang yang berada di rumah.

Selain TV, menurut Budi media sosial seperti Instagram yang kini populer bisa juga diguankan untuk sampaikan pesan mengenai protocol kesehatan.

"Jangan lupa, cuci tangan harus mulai diaktifkan lagi. Karena bagaimanapun juga kita sudah terbiasa menyentuh lift, menyentuh tangga eskalator, dan sebagainya juga. Sekarang semaunya juga," ujarnya.

"Akses ke tempat-tempat cuci tangan harus ada lagi. Atau penyediaan itu harus ada lagi, hand sanitizer. Hal-hal itu harus tersedia lagi," dia menambahkan.

Dirinya juga mengingatkan bahwa orang orang dengan gejala flu yang dinilai mirip dengan gejala Covid19 untuk di rumah dulu hingga dinyatakan sembuh.

Usai dinyatakan sembuh menurut Budi, boleh beraktivitas di luar rumah namun tetap menggunakan masker. ***

Kenali Karakter Subvarian EG.5 yang Buat Kasus Covid19 Naik Bahkan Lebih Menular

141223, 10:30 – Meningkatnya kasus Covid19 menurut Kementerian Kesehatan dimulai sejak pekan ke 41 atau periode 8-14 Oktober 2023 namun trend kasus ini tidak diikuti dengan peningkatan rawat inap dan kematian.

Peningkatan ini didominasi oleh subvariant EG.5 yang merupakan turunan dari varian Omicron dan telah masuk dalam Variants of Interest (VOI).

Varian ini memiliki mutasi genetic yang diprediksi dapat pengaruhi karakteristik klinis virus.

Selain peningkatan kasus, subvariant ini dapat menghindari kekebalan sehingga lebih mudah menular, walau begitu tidak ada perubahan dalam tingkat keparahan dari subvariant maupun varian lainnya.

Selain adanya perubahan dalam tingkat keparahan dair subvariant atau varian lainnya, ditambah mobilisasi masyarakat ketika libur Natal dan Tahun Baru dapat mengancam lonjakan kasus Covid19

Terkait hal ini, menurut Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemkes dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa Kemkes telah keluarkan Surat Edaran tentang peingkatan kewaspadaan terhadap lonjakan kasus Covid19.

Surat Edaran tersebut ditujukan kepada para kepala dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota, kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).

Kemudian Kepala Laboratorium Kesehatan Masyarakat, direktur rumah sakit, kepala Puskesmas dan fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) yang ada di seluruh Indonesia.

"Surat edaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan kewaspadaan bagi pemerintah daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, laboratorium kesehatan masyarakat, Kantor Kesehatan Pelabuhan, dan para pemangku kepentingan terkait peningkatan kewaspadaan lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia," ujar dr Nadia sebagimana dikutip dari laman sehat negeriku.

Dalam SE tersebut, tercantum imbauan di antaranya:

1. Memantau perkembangan situasi dan informasi COVID-19 melalui kanal resmi https://infeksiemerging.kemkes.go.id (update perkembangan kasus); dan https://covid19.who.int/ (update perkembangan kasus global).

2. Memastikan tenaga kesehatan yang bekerja di pintu masuk mendapatkan

perlindungan yang optimal dengan melengkapi dosis vaksinasi COVID-19 baik primer maupun lanjutan (booster) sesuai ketentuan;

3. Memantau tren peningkatan kasus Influenza Like Illness (ILI) – Severe Acute Respiratory Infection (SARI), pneumonia, dan suspek COVID-19 melalui Surveilans Berbasis Indikator/Indicator Based Surveillance (IBS) dan Surveilans Berbasis Kejadian/Event Based Surveillance (EBS) di aplikasi SKDR atau surveilans sentinel ILI-SARI;

4. Memastikan seluruh puskesmas dan fasyankes lainnya yang berada di wilayah kerjanya untuk melakukan penemuan kasus secara aktif dan pasif, serta dilanjutkan pemeriksaan laboratorium menggunakan RDT-Ag COVID-19 maupun RT-PCR;

5. Memastikan tenaga kesehatan, tenaga medis dan petugas lainnya yang bekerja di fasilitas kesehatan mendapatkan perlindungan yang optimal dengan melengkapi dosis vaksinasi COVID-19 baik primer maupun lanjutan (booster) sesuai ketentuan;

6. Memastikan seluruh puskesmas dan fasyankes lainnya yang berada di wilayah kerjanya tetap memberikan pelayanan vaksinasi COVID-19, dan memastikan ketersediaan vaksin;

7. Menindaklanjuti laporan penemuan kasus COVID-19 dari fasyankes dengan tetap melakukan pelacakan kontak erat.. ***

Selasa, 12 Desember 2023

Peringatan Bagi Warga Indonesia, Covid 19 Kembali Naik di Malaysia Tembus 6 Ribu Kasus

Ilustrasi - twitter.com/ChinaScience
121223, 10:55 – Ini peringatan bagi warga Indonesia dimana Covid19 kembali meningkat angka positifnya dan terbukti dua negara di ASEAN mengalaminya salah satunya adalah Malaysia.

Iya, kasus Covid19 di Malaysia setiap hari terus meningkat, dan pada periode ini tercatat mendekati dua kali lipat dalam sepekan terakhir.

Seperti pada 26 November 2023 hingga 2 Desember 2023 tercatat kasus Covid19 sebanyak 6.796 kasus sedangkan pada pekan lalu terdapat 3.626 kasus.

Mengenai hal ini Dirjen Kesehatan Kementerian Kesehatan Malaysia, Datuk Dr Muhammad Radzi Abu Hasan katakan bahwa tingkat pasien Covid19 yang masuk ke fasilitas kesehatan termasuk kasus suspek adalah 3,5 per 100,000 penidung dengan satu per 100,000 jiwa bergejala ringan.

"Keterisian tempat tidur unit perawatan intensif sebesar 0,8 persen sedangkan tingkat keterisian untuk kasus non-kritis sebesar 1,1 persen," sebut dia, dikutip dari Mstar Selasa 12 Desember 2023.

dr Radzi juga katakan bahwa 72,9 persen varian of concern atau VOC yang terdeteksi Covid19 di Malaysia ada varian Omicron kemudian 26,2 persen varian Delta dan sisanya Beta hingga Alpha.

"Sejauh ini tidak ada varian baru yang terdeteksi di Malaysia dan tidak ada tanda-tanda bahwa varian yang ditularkan secara lokal lebih menular atau menyebabkan penyakit yang lebih serius," katanya dalam sebuah pernyataan.

dr Radzi tambahkan bahwa kasus Covid19 meningkat namun situasi di Malaysia terkendali dan belum membebani fasilitas kesehatan.

"Peningkatan kasus dilaporkan secara global. Kementerian Kesehatan akan terus memantau situasi dan variannya serta bersiap menghadapi segala kemungkinan," katanya.

Apa yang terjadi di Malaysia tidak jauh berbeda dengan yang ada di Indonesia, bahkan di DKI peningkatan kasus Covid19 selama sepekan tercatat hingga 60 persen, namun kenaikan tersebut tidak dibarengi dengan angka pasien rawat inap hingga kematian.

Sebagai catatan terutama kepada kelompok risiko tinggi bila kembali tertular Covid19 harus segera berkonsultasi ke dokter untuk mendapatakn penanganan lebih lanjut bila gejala membutuk.

Sementara bagi bergejala ringan sebaiknya istirahat di rumah dan menghindari segala keramaian.

Pasien dengan gejala menyerupai Covid19 juga wajib mengenakan masker bila berpergian ke tempat umun, hal yang sama juga kepada kelompok risiko tinggi. ***

Jumat, 08 Desember 2023

Yuk Mengenal Lebih Dekat dengan Covid19 Varian BA.2.86 Atau Dikenal dengan Pirola

Ilustrasi - timesofindia.indiatimes.com
81223, 06:00 – Maraknya kembali Covid19 membuat pemerintah meminta masyarakat agar kembali menerapkan protocol kesehatan salah satunya adalah mengenakan masker ketika berada di luar ruangan.

Covid19 saat ini yang tengah bermutasi adalah varian Pirola atau dikenal sebagai BA.2.86 yang dipantau secara cermat karena virus ini sedang menyebar cepat ke seluruh Amerika Serikat.

Sekedar untuk informasi, pada akhir November 2023, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengeluarkan kebijakan baru yang memperingatkan masyarakat bahwa mereka tengah pantau mutasi Covid19 varian Pirola atau BA. 2.86 yang pertama kali ditemukan pada musim panas tahun ini.

Pada dua minggu pertama sebelum laporan terbaru terbit, BA 2.86 hanya menyumbang 3 persen dari seluruh infeksi Covid19.

Namun saat ini dalam dua minggu berikutnya BA. 2.86 telah meningkat capai 9 persen dari seluruh kasus.

Menurut CDC. Pirola paling umum terjadi di wilayah New York dan New Jersey dengan menyumbang lebih dari 13 persen infeksi Covid19.

Terkait dengan mutasi BA 2.86 atau Pirola ini, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO  melihat mutasi ini sebagai ancaman internasional dan telah banyak dilaporkan di banyak negara.

 “BA.2.86 telah dilaporkan di banyak negara, dan prevalensinya perlahan meningkat secara global,” kata WHO dalam ringkasan eksekutif akhir November.

WHO sendiri telah mengklasifikasikan BA.2.86 sebagai “variant of interest” yang patut diwaspadai pergerakannya.

Lalu apa itu varian Pirola atau BA 2.86 tersebut ?

Varian BA 2.86 ini pertama kali terdeksi pada Agustus 2023 di Denmark dan Israel. Viru ini merupakan turunan dari Sublineage Omicron BA.2 yang sebabkan lonjakan virus di awal tahun 2022 lalu

Boleh dibilang BA. 2.86 memiliki mutasi terbanyak dibandingan dengan beberapa varian Omicron yang marak pada dua tahun lalu.

Pada data awal menunjukkan BA 2.86 memiliki 34 mutasi lebih banyak pada spike proteinnya dibandingkan dengan BA 2 yang mendorong lonjakan Covid19 pada 2022 lalu.

Kemudian ditambah 36 mutasi lebih banyak dibandingkan dengan varian Omicron XBB.1.5 yang cepat mendominasi di Amerika Serikat di awal 2023

Mutasi sekuens virus dapat pengaruhi seberapa menular suatu virus seberapa baik virus tersebut merespons pengobatan dan seberapa parah virus tersebut pengaruhi kesehatan manusia.

Dengan kata lain BA. 2.86 lebih berbeda dengan subvariant Omicron XBB yang awal 2023 beredar.

Gejala BA 2.86 yang perlu anda ketahui !

Hingga saat ini belum diketahui apakah infeksi varian BA. 2.86 timbulkan gejala yang berbeda dari varian lainnya hal ini terlihat dari jumlah kasusnya yang masih terlalu kecil.

Namun dalam resiko BA 2.86 pihak CDC mengatakan bahwa tidak ada bukti varian BA 2.86 ini menyebabkan penyakit yang lebih parah seperti varian lainnya tapi hal ini dapat berubah seiring dengan masuknya data tambahan.

Berikut ini gejala dari varian Covid19 BA. 2.86 yaitu

Batuk.

Sakit tenggorokan.

Penyumbatan

Hidung meler.

Bersin.

Kelelahan.

Sakit kepala.

Nyeri otot.

Perubahan pada indra penciuman.

Dan cara menanganinya pun melalui tes dan pengobatan yang tersedia untuk Covid19 tampaknya cukup efektif untuk menyelesaikan varian tersebut.

Apakah varian BA. 2.86 bisa menular ?

Hingga saat ini belum diketahui apakah BA. 2.86 lebih mudah menular dibandingkan varian omicron lainnya walau angka kasunya masih tergolong sedikit.

Namun apa yang telah diketahui tentang rangkaian genetic BA.2.86 dan mutasi spike protein. Varian ini kemungkinan besar akan mampu lepas dari kekebalan yang sudah ada sebelumnya terhadap Covid19.

Berdasarkan hasil pengamatan CDC, BA. 2.86 mungkin lebih mampu sebabkan infeksi pada orangnya menderita Covid19 atau telah divaksinasi.

Sebagian besar mutasi yang ditemukan pada spike protein mungkin akan pengaruhi kemampuan antibody untuk mengikat dan menetralisir virus.

Dengan kata lain, BA. 2.86 tidak hanya lolos dari kekebalan dari vaksinasi atau infeksi sebelumnya, namun kekebalan yang diinduksi dari vaksin dari vaksin musim gugur yang akan datang.

Dalam laporannya pada 27 Oktober 2023, CDC katakan diperlukan lebih banyak data dari manusia di dunia nyata untuk lebih pahami dampak kekebalan yang sudah ada terhadap BA.2.86.

Laboratorium sendiri sedang meneliti netralisasi antibody BA.2.86 untuk lebih paham bagaimana sistem kekebalan dapat berinteraksi dengan virus. ***

Kamis, 07 Desember 2023

Covid19 Naik Lagi, Kemenkes Minta Rakyat Kembali Terapkan Prokes

twitter.com/ChinaScience
71223, 10:05 – Meningkatnya kembali angka Covid19 dalam pekan terakhir membuat Kementerian Kesehatan ingatkan masyarakat untuk disiplin terapkan prokes.

Hal ini disampaikan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu dalam siaran persnya pada Kamis 7 Desember 2023.

"Yang sakit, sekarang mewajibkan diri sendiri pakai masker, cuci tangan pakai sabun, menjaga imunitas dengan konsumsi makanan bergizi seimbang, kemudian jaga jarak, apalagi kalau sedang sakit agar tidak menularkan," kata Maxi

Maxi juga mengingatkan, masyarakat perlu waspada apabila mengalami gejala penyakit yang mengarah pada COVID-19, yakni batuk, pilek, demam dan gangguan pernapasan, agar segera melakukan pemeriksaan antigen.

"Dengan naiknya ini, siapa yang punya gejala sebaiknya dilakukan testing rapid antigen dan dilaporkan dan tentu dengan kesadaran melakukan isolasi mandiri kalau gejala ringan, kalau berat ke rumah sakit," tuturnya.

Selain disiplin prokes, ia juga mendorong masyarakat terutama kelompok rentan agar menyegerakan vaksinasi COVID-19 baik dosis lengkap maupun booster.

"Lakukan vaksinasi booster, sampai akhir tahun masih gratis untuk seluruh masyarakat. Tahun depan, hanya untuk kelompok rentan seperti lansia dan orang dengan penyakit penyerta serta immunocompromised (orang yang memiliki masalah dengan sistem imun)," jelas dia.

Sebagai infromasi, berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 6 Desember 2023, rata-rata kasus harian COVID-19 bertambah sebanyak 35-40 kasus.

Sementara, pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit tercatat antara 60-131 orang, dengan tingkat keterisian rumah sakit saat ini sebesar 0.06% dan angka kematian 0-3 kasus per hari.

Kenaikan kasus ini didominasi oleh subvarian Omicron XBB 1.5 yang juga menjadi penyebab gelombang infeksi COVID-19 di Eropa dan Amerika Serikat.

Selain varian XBB Indonesia juga sudah mendeteksi adanya subvarian EG2 dan EG5.

Meskipun ada kenaikan, namun kasus ini masih jauh kebih rendah dibandingkan saat pandemi yang mencapai 50.000 sampai 400.000 kasus per minggu. ***

Senin, 29 Agustus 2022

Syarat Terbaru Naik Kereta Api

29822, 14:00 – Ada kabar penting bagi para penikmat kereta api atau dikenal dengan istilah anker a.k.a. Anak Kereta bahwa KAI menerapkan beberapa kebijakan terkait isu pandemic Covid19.

Sebagaimana ndut baca pada laman resmi KAI, bahwa menurut Surat Edaran a.k.a. SE Kementerian Perhubungan No 84 tahun 2022 tentang Petunjuk Pelaksaan Perjalanan Orang Dalam Negeri dengan Transportasi Perkeretapian pada masa Pandemi Covid19 tanggal 26 Agustus 2022.

Jadi, bila sebelumnya penumpang yang belum vaksin booster masih boleh menggantinya dengan hasil negative RT-PCR namun mulai 30 Agustus 2022 kebijakan itu sudah tidak berlaku lagi.

Kemudian penumpang berusia 6-17 tahun yang akan naik kereta api jarak jauh wajib sudah dapatkan vaksin dosis kedua mulai keberangkatan Selasa (30/8).

Sedangkan anak usia di bawah 6 tahun tidak wajib vaksin dan tidak wajib tunjukkan hasil negative Rapid Tes Antigen atau RT-PCR namun wajib didampingi orang yang penuhi persyaratan perjalan itu.

Vaksin booster a.k.a. dosis ketiga menjadi syarat naik kereta jarak jauh bagi penumpang usia 18 tahun ke atas.

Dengan kata lain, bila ada pengguna kereta yang berangkat mulai tanggal 30 Agustus 2022 tidak bisa menunjukkan bukti vaksinasi booster maka tidak diperkenankan naik kereta api.

Berikut aturan naik Kereta Api Jarak Jauh dan Lokal per-30 Agustus 2022

Syarat naik KA Jarak Jauh

Kategori usia 18 tahun ke atas wajib

Vaksin ketiga a.k.a. Booster

Untuk warga negara asing a.k.a. WNA yang berasal dari perjalanan luar negeri wajib vaksin kedua.

Tidak/belum divaksin dengan alasan medis wajib tunjukkan surat keterangan dokter dari rumah sakit pemerintah.

Untuk kategori usia 6-17 tahun :

Wajib vaksin kedua

Bila berasal dari perjalanan luar negeri tidak waji vaksin.

Tidak / belum divkasin dengan alasan medis wajib tunjukkan surat keterangan dokter dari rumah sakit pemerintah.

Pelanggan usia di bawah 6 tahun tidak wajib vaksin dan tidak wajib tunjukkan hasil negative Rapid Tes Antigen atau RT-PCR, namun pendamping wajib penuhi persyaratan perjalanan.

Sedangkan syarat naik KA Lokal dan Aglomerasi…

Vaksin minimal dosis pertama

Tidak diwajibkan untuk tunjukkan surat keterangan hasil negative Rapid Tes Antigen atau RT-PCR.

Tidak / belum divkasin dengan alasan medis wajib tunjukkan surat ketarangan dokter dari ruma sakit pemerintah.

Penumpang usia di bawah 6 tahun tidak wajib vaksin namun pendamping wajib tunjukkan hasil dari prasyarat perjalanan.

Selama di kereta api, semua penumpang wajib dalam kondisi sehat dan menggunakan masker selama perjalanan kereta api dan saat berada di stasiun.

Masker yang wajib digunakan pada penumpang adalah masker medis atau masker kain tiga lapis yang dapat menutup hidung, mulut dan dagu.

Penumpang juga wajib mengganti masker secara berkala setiap empat jam dan membuang limbah masker di tempat yang telah disediakan, selain itu penumpang dilarang berbicara satu arah maupun dua arah melalui telepan atau secara langsung sepanjang perjalanan.

Tentunya ini kabar gembira bagi para anker yang selalu menggunakan transporati kereta api kini semakin di mudahkan tidak terlalu ribet lagi ketika akan melakukan perjalanan dengan kereta api.

Pandemic memang sudah dua tahun, selama dua tahun ini juga kita sudah divaksin sebanyak dua hingga tiga kali yang tentunya telah membentuk kekebalan komunal yang sangat tinggi di kalangan masyarakat walaupun angka Covid19 masih berkisar di angka 4-5 ribu pasien perhari.

Ndut sich berharap dengan dimudahkan peraturan ini dapat ditanggapi para calon penumpang dengan antusias walaupun tetap dengan protocol kesehatan yaitu menggunakan masker, jaga jarak dan selalu mencuci tangan karena bagaimanapun virus covid19 masih merajalela sampai saat ini.

Dan juga para petugas di lapangan pun tetap waspada akan adanya gelombang baru serta ingatkan para penumpang untuk mematuhi protocol kesehatan terutama  memakai masker.

Kita nantikan saja kebijakan apalagi yang dimudahkan oleh pemerintah sehingga putaran roda ekonomi kita bisa kembali normal setidaknya tidak bergerak di tempat namun terus berjalan…

Kamis, 25 Agustus 2022

Negara G20 Upayakan Vaksinasi Covid19 Diakui Secara Global

25822, 18:46 – Menteri Kesehatan negara-negara G20 telah nyatakan bahwa vaksinasi Covid19 harus diakui secara global, hal ini menyiratkan bahwa semua negara miliki akses yang adil dan setara terhadap vaksin covid19.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Health Working Group a.k.a. HWG ke-3 G20, Dr Lucia Rizkia Andalusia di Jakarta pada Rabu (24/8) sebagaimana ndut baca pada laman resmi kementerian kesehatan.

Lucia mengatakan demi mencapai perluasan vaksin yang merata, penting untuk memperkuat kapasitas penelitan dan pengembangan, mendiversifikas rantai pasokan dan tingkatkan kolaborasi antar negara dan antara pusat penelitian public.

Selain itu upaya lain yang perlu dukungan adalah organisasi internasional adalah perluasan manufaktur dan penelitian vaksin, terapeutik dan diagnostic a.k.a VTD secara global dengan tujuan untuk merespon kesiapsiagaan jika pandemic dapat terjadi di masa mendatang.

Lucia juga mengakui kesiapan Argentian, Brasil, india, Afrika Selatan, Saudi Arabia dan Turki bersama dengan Indonesia dengan mengajak negara-negara G20 lainnya dan organisasi internasional untuk bergabung dan berpartisipasi aktif dalam kemitraan ini.

Misi 100 hari kesiapsiagaan vaksin sangat penting, namun pihaknya membutuhkan misi berkelanjutan diluar 100 hari pertama tersebut.

Ndut apresasi dangan langkah apa yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini kementerian kesehatan dalam mencegah penanggulangan covid19 di antara negara-negara G20.

Apa yang dilakukan pemerintah dalam hal ini kementerian kesehatan sudah tepat perlunya kolaborasi dan kerja sama antara negara G20 dalam mengakui vaksin Covid19 secara global.

Karena bagaimana pun, pandemic ini pun dirasakan oleh seluruh dunia tanpa terkecuali Indonesia yang sampai hari ini masih ada penambahan 5,214 pasien dengan total 6,334,457 pasien.

Dengan adanya vaksin setidaknya bisa mengurangi atau menahan laju covid19 ini walaupun kita tahu covid19 ini sudah mengalami evolusi dan mulai membentuk sel baru, yang kita kenal seperti adanya Delta, kemudian omicron dan kabarnya sudah muncul lagi beberapa varian baru lagi.

Ndut sich berharap vaksin ini bisa secara merata didistribusikan ke negara-negara menengah terutama negara miskin di Afrika atau Asia tengah dan yang membutuhkan walau secara ekonomi tidak mampu membelinya, agar pandemic ini bisa segera usai dan kita bisa hidup normal kembali.

Kita nantikan saja bagaimana negara G20 dapat mengakui vaksin yang sudah di suntikkan ke ratusan juta warga dunia agar kegiatan ekonomi dan wisata bisa hidup kembali.


Sabtu, 16 Juli 2022

WHO : Covid19 Belum Berakhir

16722, 13:00 – Disaat 42 tahun kelahiran sejarahwan Indonesia dan pendiri Komunitas Historia Indonesia, Asep Kambali, angka pasien positif covid19 tembus di angka 4 ribu pasien dalam waktu 24 jam.

Perhari ini, pasien positif ada penambahan 4,329 pasien total 6,131, 413 pasien, yang wafat bertambah 6 orang menjadi 156,839 orang, sedangkan yang sembuh bertambah 2,702 pasien menjadi 5,947,980 pasien.

Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus katakan bahwa pandemic covid19 belum berakhir dan minta pihak berwenang di semua negara untuk tekankan pemakaian masker dan juga jaga jarak secara ketat.

Dirjen Tedros juga katakan sebagaimana ndut baca pada laman WHO, selama 4 hingga 10 Juli 2022 lebih dari 5,7 juta kasus baru covid19 dilaporkan, angka ini naik 6 persen dibanding pekan sebelumnya.

Tedros juga sampaikan bahwa covid19 meningkat lagi, karena virus terus bermutasi, selangkah lebih maju dari upaya untuk hentikannya, agar waspada karena virus ini belum hilang.

Ndut setuju dengan pernyataan dari Dirjen WHO ini, karena saat ini dunia sedang meningkat kembali covid19 dimana akibat menurunnya protocol kesehatan terutama penggunaan masker dan juga testing yang berkurang.

Ada sebuah penelitian Zoe Covid19, dimana berdasarkan data 17,500 responden yang terkonfirmasi positif, 58 % diantaranya adalah sakit tenggorokan, lalu 49 persen sakit kepala, hidung tersumbat 40 persen dan kehilangan penciuman sekitar 10 persen.

Ndut berharap pemerintah segera giatkan kembali testing acar agar bisa tekan angka positif dan giatkan sentralisasi vaksinasi booster agar bisa capai kekebalan komunal dan yang belum vaksin agar segera vaksin bila tidak ingin terkena, vaksin itu khasiat, aman dan halal, jadi tunggu apalagi ayok vaksin.

Kita nantikan saja langkah pemerintah dalam menekan angka positif dan kematian, apakah akan berlakukan ketat seperti ketika awal pandemic atau sekedar imbauan, kita tunggu saja..

Dan kepada dokter, perawat dan tenaga Kesehatan lainnya yang mengurusi pasien covid seperti supir ambulance, kalian luar biasa dan kalian adalah orang pilihan untuk kerja seperti ini, salute ! *hormat ala Jepang* #bloggerlawancovid19 #terserahIndonesia


Jumat, 15 Juli 2022

WHO Imbau Negara Bersiap Hadapi Gelombang Covid19

15722, 13:00 – Disaat 106 tahun kelahiran perusahaan produksi pesawat Boeing dengan nama Pacific Aero Product di Seattle, jumlah pasien sembuh tembus 2 ribu pasien.

Perhari ini, pasien positif ada penambahan 3,331 pasien total 6,127,084 pasien, yang wafat betambah 6 orang menjadi 156,833 pasien, sedangkan yang sembuh bertambah 2,842 pasien menjadi 5,945,278 pasien.

WHO imbau semua negara bersiap hadapi gelombang baru covid19, hal ini disampaikan oleh Kepala Ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan sebagaimanan ndut baca pada laman twitternya.

Soumya juga katakan bahwa WHO perhatikan setiap varian covid19 baru lebih mudah menular dan mampu hindari kekebalan pada tubuh manusia.

Soumya juga harapkan semua negara miliki rencana berbasis data, demi respon dengan cepat masa puncak covid19 varian BA.4 dan BA.5.

Ndut apresiasi dengaan apa yang dikatakan oleh Kepala Ilmuwan WHO, bahwa saat ini dunia tengah alami kenaikan pasien positif dan kematian lantaran adanya subvariant BA.4 dan BA.5.

Kita tahu Dirjen WHO, beberapa hari lalu katakan bahwa pandemic covid19 masih jauh dari kata berakhir, karena semua negara alami kenaikan bahkan hari ini Indonesia catatkan angka positif 3,331 pasien dalam waktu 24 jam.

Selain itu ada penurunan testing yang berkurang juga pengawasang dan genome sequiencing yang membuat angka semakin naik, ditambah juga lemahnya masyarakat akan protocol kesehatan terutama penggunaan masker.

Ndut berharap pemerintah giatkan lagi protocol kesehatan terutama penggunaan masker, selain itu juga testing acak agar bisa tekan angka positif dan kematian. Dan buat yang belum vaksin, yuk segera vaksin, vaksin itu berkhasiat, aman dan halal lagi, jadi tunggu apalagi, yuk vaksin.

Kita nantikan saja langkah pemerintah dalam menekan angka positif dan kematian covid19.

Dan kepada dokter, perawat dan tenaga Kesehatan lainnya yang mengurusi pasien covid seperti supir ambulance, kalian luar biasa dan kalian adalah orang pilihan untuk kerja seperti ini, salute ! *hormat ala Jepang* #bloggerlawancovid19 #terserahIndonesia


Rabu, 13 Juli 2022

WHO : Covid19 Masih Jauh Dari Kata Akhir

presidenri.go.id
13722, 13:00 – Disaat peringatan 46 tahun kelahiran penyerang legenda timnas Indonesia, Kurniawan ‘Kurus’ Dwi Yulianto, angka pasien positf covid19 catatkan rekor di angka nyaris 4 ribu pasien.

Perhari ini, pasien positif covid19 ada penambahan 3,822 pasien total 6,120,169 pasien, yang wafat bertambah 12 orang menjadi 156,818 orang, sedangkan yang sembuh bertambah 1,939 pasien menjadi 5,939,564 pasien.

Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus tegaskan bahwa pandemic covid19 masih jauh dari kata berakhir, dirinya berprediksi jumlah kasus akan kembali meningkat dan berikan tekanan kepada system kesehatan masyarakat.

Tedros juga tegaskan agar pemerintah kembali perketat protocol kesehatan yaitu memakai masker, peningkatan ventilasi ruangan hingga testing.

Sebagaimana ndut baca pada laman WHO dimana pada Jumat (8/7) lalu badan kesehatan dunia ini putuskan bahwa pandemic covid19 masih menjadi ‘darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional’

Ndut setuju dengan penyataan Dirjen WHO bahwa covid19 masih jauh dari kata akhir, karena seperti Indonesia saja kemarin catatkan rekor 3,361 dalam waktu 24 jam.

Ndut juga setuju dengan WHO, bahwa saat ini terjadi penurunan testing yang berkurang juga pengawasan dan genome sequiencing dengan turunnya ini buat penyebaran virus semakin sulit di deteksi hingga ada risiko mutase yang buat perpanjang masa pandemic.

Kita tahu kenapa maraknya angka positif khususnya di Indonesia, karena masyarakat kita mulai lengah dan menurunnya disiploin protocol kesehatan khususnya pemakaian masker, ditambah adanya mudik dann munculnya varian sub omicron BA.4 dan BA.5 yang kabarnya daya penularannya yang tinggi dibandingkan omicron aslinya.

Ndut berharap masyarakat tetap jalani protocol kesehatan terutama penggunaan masker baik di dalam maupun di luar ruangan, agar bisa menurun lagi angka covid19 dan kita bisa berubah menjadi negara endemic.

Serta jangan lupa vaksin bagi yang belum, apalagi sekarang mau beraktivitas selalu syaratnya sudah divaksin terutama booster, jadi tunggu apalgi ayo vaksin.

Kita nantikan keputusan pemerintah apakah akan ada instruksi penerapan lebih ketat seperti awal pandemic atau seperti sekarang hanya imbauan belaka, kita tunggu saja.

Dan kepada dokter, perawat dan tenaga Kesehatan lainnya yang mengurusi pasien covid seperti supir ambulance, kalian luar biasa dan kalian adalah orang pilihan untuk kerja seperti ini, salute ! *hormat ala Jepang* #bloggerlawancovid19 #terserahIndonesia

Rabu, 06 Juli 2022

Jabodetabek Berubah Dari PPKM Level 2 Menjadi Level 1

6722, 13:19 – Pemerintah secara mendadak mengubah ketentuan PPKM Level di wilayah Jabodetabek dari Level dua pada kemarin menjadi Level 1 pada hari ini.

Hal ini tertuang dalam aturan Instruksi Menteri Dalam Negeri a.k.a. Inmendagri No. 35 tahun 2022 tentang PPKM di Wilayah Jawa dan Bali.

Dengan adanya perubahan ini membuat berubahnya aturan kapasitas mall yang sebelumnya dibatasi 75 persen  saat PPKM level 2 diberlakukan dan menjadi 100 persen saat ini penerapan PPKM Level 1.

Kegiatan pada pusat perbelanjaan atau mall dan pusat perdagangan dapat beroperasi sampai pukul 22.00 waktu setempat.

Untuk anak di bawah 12 tahun wajib didampingi orangutan ketika berkunjung ke mall, khusus anak usia 6-12 tahun wajib tunjukkan bukti vaksinasi minimal dosis pertama.

Kemudian tempat bermain anak-anak dan tempat hiburan dalam pusat perbelanjaan atau mal dibuka dan wajib tunjukkan bukti vaksinasi lengkap bagi setiap anak usia 6-12 tahun.

Wajib gunakan aplikasi PeduliLindungi terhadap semua pengunjung dan pegawai serta hanya pengunjung kategori hijau dalam aplikasi PeduliLindungi yang bileh masuk kecuali tidak bisa divkasin karena alasan kesehatan.

Seperti diketahui, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian kembali tetapkan kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi a.k.a. Jabodetabek sebagai daerah level 1 Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat a.k.a. PPKM yang tertuang dalam Instruksi Mendagri Nomor 35 tahun 2022 yang diteken pada 5 Juli 2022.

Ndut cukup kaget dengan kabar berubahnya PPKM Jabodetabek dari level 2 ke level 1 dengan cepatnya dalam hitungan kurang dari 24 jam, namun ini menjadi kabar baik bagi masyarakat agar mereka tidak perlu cemas namun tetap waspada karena covid masih ada saat ini.

Kita tahu saat ini, covid19 melonjak kembali dengan didominasi varian BA.4 dan BA5 dimana Jakarta menjadi titik sentral dari penyebaran ini walau angkanya, selain itu banyak warga yang mulai abai akan protocol kesehatan terutama abai dalam penggunaan masker sehingga inilah yang mungkin naik kembali.

Ndut sich berharap, pemerintah giatkan kembali test pelacakan secara acak untuk mengetahui seberapa banyak yang terkena sehingga bisa ditangani dengan dini serta tetap patuhi protocol kesehatan terutama penggunaan masekr selain itu vaksin pun digiatkan kembali.

Bagi yang belum vaksin agar segera vaksin agar imun tubuh dapat menolak keberadaan covid19 ini dan kita bisa lalui dengan cepat tentunya juga dengan protocol kesehatan terutama penggunaan masker.

Kita nantikan saja bagaimana penerapana PPKM level satu ini di lapangan, semoga pemerintah dapat cepat menangani masalah ini agar tidak menjadi kasus luar biasa seperti yang pernah negara ini


Selasa, 05 Juli 2022

PPKM Level 2, Aturan Masuk Restoran Hingga Mall

5722, 10:51 – Pemerintah kembali perpanjang masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat a.k.a. PPKM Jawa Bali dan Luar Jawa Bali mulai tanggal 5 Juli hingga 1 Agustus mendatang.

Sebagaimana ndut baca pada laman resmi Kemdagri, PPKM wilayah Jawa Bali naik menjadi level 2 termasuk Jabodetabek sesuai dengan instruksi menteri dalam negeri nomor 33 tahun 2022

Ketentuan ini terjadi lantaran masih tingginya kasus covid19 di tanah air utamanya penyebaran varian BA.4 dan BA.5 dimana Kemkes catat sekitar 80 persen kasus Covid19 di Indonesia saat ini didominasi oleh BA.5.

Ada beberapa syarat kembali dimasukkan dalam mencegah maraknya covid19 terutama varian baru yaitu BA.5 antara lain.

Mall dan pusat perbelanjaan, dapat beroperasi hingga pukul22.00 waktu setempat dengan kapasitas pengunjung sekitar 75 persen.

Untuk anak di bawah 12 tahun wajib di damping orang tua, khusus anak usia 6-12 tahun wajib tunjukkan bukti vaksinasi minimal dosis pertama, sedangkan untuk tempat bermain anak dan tempat hiburan dalam pusat perbelanjaan maupun mall dapat buka dengan syarat tunjukkan bukti vaksinasi lengkap untuk anak usia 6-12 tahun.

Restoran, rumah makan, kafe dengan lokasi yang berada di Gedung/ toko atau area terbuka baik lokasi sendiri maupun lokasi di pusat perbelanjaan beroperasi hingga pukul22.00 waktu setempat dengan kapasitas 75 persen.

Adapun untuk restoran / rumah makan, kafe dengan jam operasional mulai dari malam hari dapat beroperasi mulai puku18.00 sampai pukul02.00 waktu setempat dengan perhatikan protocol kesehatan.

Waktu makan di atur maksimal 60 menit dan wajib gunakan aplikasi PeduliLindungi untuk lakukan pelacakan terhadap semua pengunjung dan pegawai, hanya pengunjung dengan kategori hijau yang boleh masuk kecuali tidak bisa vaksin karena alasan kesehatan.

Ndut apresiasi dengan yang dilakukan pemerintah dalam mencegah penyebaran covid19 terutama varian subomicron BA.5 yang semakin menggila dan menjadi dominan dalam penyebaran covid19.

Kita tahu varian omicron ini terutama BA.5 mendominasi penyebaran dan menjadi momok saat ini karena mayoritas berada di wilayah Jakarta dan sekitarnya walaupun daya tahannya hanya itungan hari namun itu tetap saja membuat cemas warga.

Ditambah masyarakat juga sudah abai akan protocol kesehatan terutama penggunaan masker dimana sekarang banyak masyarakat yang tidak lagi pakai masker sehingga penyebaran itu semakin menggila walaupun sekarang sudah banyak yang lakukan vaksin booster.

Ndut berharap pemerintah kembali lakukan pelacakan terhadap calon suspek dengan acak sehingga penyebaran dapat menurun dan kita bisa berubah menjadi endemic sehingga dapat lakukan pekerjaan tanpa takut apapun walaupun tetap dengan protocol kesehatan.

Selain itu juga bagi yang belum vaksin agar segera vaksin agar kekebalan dalam tubuh dapat terjaga dan juga terhindar dari covid19. Semua vaksin itu berkhasiat bagi tubuh, jadi ayo segera vaksin…

Kita nantikan saja kinerja pemerintah dalam menurunkan angka covid19 yang semakin menggila kembali dengan hadrinya varian BA.5 semoga bisa turun cepat dengan kesadaran warganya yang kembali menjalankan kegiatan hari-harinya dengan protocol kesehatan terutama penggunaan masker…