81223,
06:00 – Maraknya kembali Covid19 membuat pemerintah meminta masyarakat agar
kembali menerapkan protocol kesehatan salah satunya adalah mengenakan masker
ketika berada di luar ruangan.
Ilustrasi - timesofindia.indiatimes.com
Covid19
saat ini yang tengah bermutasi adalah varian Pirola atau dikenal sebagai
BA.2.86 yang dipantau secara cermat karena virus ini sedang menyebar cepat ke
seluruh Amerika Serikat.
Sekedar
untuk informasi, pada akhir November 2023, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
AS (CDC) mengeluarkan kebijakan baru yang memperingatkan masyarakat bahwa
mereka tengah pantau mutasi Covid19 varian Pirola atau BA. 2.86 yang pertama
kali ditemukan pada musim panas tahun ini.
Pada
dua minggu pertama sebelum laporan terbaru terbit, BA 2.86 hanya menyumbang 3
persen dari seluruh infeksi Covid19.
Namun
saat ini dalam dua minggu berikutnya BA. 2.86 telah meningkat capai 9 persen
dari seluruh kasus.
Menurut
CDC. Pirola paling umum terjadi di wilayah New York dan New Jersey dengan menyumbang
lebih dari 13 persen infeksi Covid19.
Terkait
dengan mutasi BA 2.86 atau Pirola ini, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO melihat mutasi ini sebagai ancaman internasional
dan telah banyak dilaporkan di banyak negara.
“BA.2.86 telah dilaporkan di banyak negara,
dan prevalensinya perlahan meningkat secara global,” kata WHO dalam ringkasan
eksekutif akhir November.
WHO
sendiri telah mengklasifikasikan BA.2.86 sebagai “variant of interest” yang
patut diwaspadai pergerakannya.
Lalu
apa itu varian Pirola atau BA 2.86 tersebut ?
Varian
BA 2.86 ini pertama kali terdeksi pada Agustus 2023 di Denmark dan Israel. Viru
ini merupakan turunan dari Sublineage Omicron BA.2 yang sebabkan lonjakan virus
di awal tahun 2022 lalu
Boleh
dibilang BA. 2.86 memiliki mutasi terbanyak dibandingan dengan beberapa varian
Omicron yang marak pada dua tahun lalu.
Pada
data awal menunjukkan BA 2.86 memiliki 34 mutasi lebih banyak pada spike proteinnya
dibandingkan dengan BA 2 yang mendorong lonjakan Covid19 pada 2022 lalu.
Kemudian
ditambah 36 mutasi lebih banyak dibandingkan dengan varian Omicron XBB.1.5 yang
cepat mendominasi di Amerika Serikat di awal 2023
Mutasi
sekuens virus dapat pengaruhi seberapa menular suatu virus seberapa baik virus
tersebut merespons pengobatan dan seberapa parah virus tersebut pengaruhi
kesehatan manusia.
Dengan
kata lain BA. 2.86 lebih berbeda dengan subvariant Omicron XBB yang awal 2023
beredar.
Gejala
BA 2.86 yang perlu anda ketahui !
Hingga
saat ini belum diketahui apakah infeksi varian BA. 2.86 timbulkan gejala yang
berbeda dari varian lainnya hal ini terlihat dari jumlah kasusnya yang masih
terlalu kecil.
Namun
dalam resiko BA 2.86 pihak CDC mengatakan bahwa tidak ada bukti varian BA 2.86
ini menyebabkan penyakit yang lebih parah seperti varian lainnya tapi hal ini
dapat berubah seiring dengan masuknya data tambahan.
Berikut
ini gejala dari varian Covid19 BA. 2.86 yaitu
Batuk.
Sakit
tenggorokan.
Penyumbatan
Hidung
meler.
Bersin.
Kelelahan.
Sakit
kepala.
Nyeri
otot.
Perubahan
pada indra penciuman.
Dan
cara menanganinya pun melalui tes dan pengobatan yang tersedia untuk Covid19 tampaknya
cukup efektif untuk menyelesaikan varian tersebut.
Apakah
varian BA. 2.86 bisa menular ?
Hingga
saat ini belum diketahui apakah BA. 2.86 lebih mudah menular dibandingkan
varian omicron lainnya walau angka kasunya masih tergolong sedikit.
Namun
apa yang telah diketahui tentang rangkaian genetic BA.2.86 dan mutasi spike protein.
Varian ini kemungkinan besar akan mampu lepas dari kekebalan yang sudah ada
sebelumnya terhadap Covid19.
Berdasarkan
hasil pengamatan CDC, BA. 2.86 mungkin lebih mampu sebabkan infeksi pada orangnya
menderita Covid19 atau telah divaksinasi.
Sebagian
besar mutasi yang ditemukan pada spike protein mungkin akan pengaruhi kemampuan
antibody untuk mengikat dan menetralisir virus.
Dengan
kata lain, BA. 2.86 tidak hanya lolos dari kekebalan dari vaksinasi atau
infeksi sebelumnya, namun kekebalan yang diinduksi dari vaksin dari vaksin
musim gugur yang akan datang.
Dalam
laporannya pada 27 Oktober 2023, CDC katakan diperlukan lebih banyak data dari
manusia di dunia nyata untuk lebih pahami dampak kekebalan yang sudah ada
terhadap BA.2.86.
Laboratorium
sendiri sedang meneliti netralisasi antibody BA.2.86 untuk lebih paham bagaimana
sistem kekebalan dapat berinteraksi dengan virus. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar