Tampilkan postingan dengan label COP26. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label COP26. Tampilkan semua postingan

Minggu, 03 Desember 2023

COP28, PBB Sebut Perubahan Iklim Semakin Mengancam Sektor Pangan

31223, 16.20 – PBB pada Jumat 2 Desember 2023 mengatakan bahwa perubahan iklim kian mengancam sektor pangan berbasis pertanian atau dikenal dengan agrifood.

Hal ini berdasarkan rilisan laporan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, FAO di sela sela pertemuan konferensi iklim PBB COP 28 yang berlangsung di Dubai UEA.

“Agrifood menghadapi ancaman kerugian dan kerusakan yang meningkat akibat perubahan iklim, dan berbagai tindakan, termasuk meningkatkan pendanaan, harus dilakukan untuk melindunginya dari kerentanan,” menurut laporan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB yang dirilis di sela-sela pertemuan konferensi iklim PBB COP28 di Dubai.

Laporan FAO tersebut menyebutkan bahwa 35 persen rencana aksi iklim saat ini secara nyata merujuk pada kerugian dan kerusakan yang terjadi.

FAO juga tegaskan bahwa isu tersebut semakin relevan secara global di mana pertanian dinilai sebagai sektor yang paling terdampak.

Dalam laporan tersebut, menggarisbawahi pentingnya upaya terarah untuk atasi kerentanan sistem agrifood yang memainkan pernan penting dalam pembangunan dan penghidupan yang berkelanjutan.

"Pada 2020, agrifood mempekerjakan lebih dari 866 juta orang di seluruh dunia dan mencatat omset sebesar 3,6 triliun dolar AS (sekitar Rp55,6 kuadriliun),” kata laporan tersebut.

Laporan tersebut tekankan kebutuhan yang mendesak untuk meningkatkan metodologi dan alat untuk menilai dampak negatif perubahan iklim karena metode kontemporer sering gagal menangkap peristiwa yang terjadi secara perlahan serta dimensi kerugian dan kerusakan non ekonomi.

Laporan ini sebagaimana dilansir dari Antara, mendesak adanya tindakan untuk memitigasi dampak kerugian dan kerusakan pada agrifood, termasuk memperjelas arti kerugian dan kerusakan bagi sistem agrifood nasional, meningkatkan penilaian risiko iklim, berinvestasi dalam pengumpulan data dan penelitian, menerapkan langkah-langkah adaptasi dan memperkuat tanggap darurat. ***

Kamis, 20 Oktober 2022

1,452 Unit Kendaraan Ramah Lingkungan Dukung Penyelenggaraan KTT G20

201022, 05:38  – Menteri Sekretaris Negara Praktikno menyatakan gelara Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan berlangsung di Bali pada 15-16 November 2022 mendatang akan menjadi momentum pengenalan kendaraan bermotor listrik di Indonesia.

Hal ini seiring pengunaan 1,452 unit kendaraan bermotor, mulai dari mobil, sepeda motor hingga bus yang digunakan menggunakn teknologi ramah lingkungan.

“Kebutuhan unit selama KTT G20 yang akan digunakan sebanyak 962 unit mobil listrik, 454 unit motor listrik dan 36 bus listrik, itu total yang akan kita gunakan,”kata Praktikno dalam acara serah terima kendaraan elektrifikasi berteknologi Battery Electric Vehicle (BEV) untuk kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi G20 (KTT G20)

Mantan Rektor UGM ini mengatakan Kementerian Sekretariat Negara akan menyediakan sebanyak 830 unit kendaraan listrik yang dibantu oleh Kementerian Perhubungan, Polri, Paspampres, Kadin dan perusahaan swasta seperti Gojek untuk menyediakan kendaraan listrik selama pelaksaan KTT G20.

“Jadi, kita ingin memanfaatkan KTT G20 ini sebagai momentum menujukkan komitmen kita. Sekaligs, showcase untuk bagaimana kita mengelola energi menuju energi bersih,”kata Pratikno

Langkah ini diharapkan jadi cerminan wujud nyata Indonesia ke dunia dalam merespon perubahan iklim, menuju energi berkelanjutan dan net zero emission pada 2060 mendatang.

Pratikno juga katakan dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 tahun 2022, yang mendorong penggunaan kendaraan listrik oleh pemerintah pusat dan daerah akan mempercepat pengenalan dan transisi menuju energi bersih.

“Harapannya in akan menjadi momentum secara bertahap peralihan menuju energi baru dan terbarukan,”kata Pratikno.

“Saya sampaikan terima kasih kepada Toyota dan Pemerintah Jepang yang sudah mendukung Pemerintah Indonesia, mendukung penyelenggaraan Presidensi G20 dan mendukung transisi energi bersih,”katanya menambahkan.

Sebagai informasi, pada 9 Februari 2022 lalu, PT Toyota Astra-Motor dan Kementerian Sekretariat Negara juga telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama dalam menyiapkan 41 unit Toyota BZ4X untuk digunakan sebagai kendaraan Menteri di bidang lain, 82 unit Lexus UX300e sebagai kendaraan Delegasi KTT G20, dan 20 unit Lexus UX300e untuk kendaraan Panitia Nasional.

Ndu apresiasi dengan usaha pemerintah dalam mengawal isu perubahan iklim yang semakin menjadi ini, semoga acara di Bali sukses dan tidak menjadi hambatan karena ingin memamerkan sesuatu yang mungkin baru di Indonesia sehingga butuh perhatian lebih sehingga kita tidak malu dihadapan delegasi lain.

Kita tahu saat in sedang trend kendaaraan ramah lingkungan seperti kendaraan listrik tapi apakah sudah terpenuhi sarana penunjangnya di seluruh Indonesia misalnya listrik untuk mengaliri kendaraan tersebut dan juga stasiun pengisiannya apakah terjangkau misal setiap lima kilometer dan setiap kota /kabupaten ada stasiun pengisian ?

Apakah pasokan listrik negara kita cukup aman untuk aliri rumah tangga di Indonesia jangan sampai demi gengsi bahwa kita negara yang ramah lingkungan harus mengorbankan ratusan juta jiwa hidup dalam kegelapan ?

Hal seperti ini harus lebih diperhatikan dulu ketimbang urusan mobil listrik lah dan lainnya, benahi dulu daerah 3 T (tertinggal, terdepan, terluar) yang masih butuh perhatian sangat dari pemerintah dalam hal penunjang hidup mereka seperti listrik.

Kalau daerah 3 T ini difokuskan lebih dulu bukan seiring sejalan, karena kalau seiring sejalan ndut tidak yakin akan maksimal karena kita sudah bisa lihat yang sudah-sudah malah berantakan dan tidak terurus dan sudah seperti penyakit atau kebiasaan negeri ini.

Kalau 3 T ini sudah aman, barulah bicara kendaraan ramah lingkungan lah yang pake listrik lah atau yang lain, jangan sampai kita boleh maju dan tren namun rakyatnya masih tertinggal sangat jauh, apa kata dunia !

Kemudian perbaiki atau benahi tata kelolo seperti perlistrikan kita tahu bagaimana rakyat menjerit ketika ada isu biaya listrik naik, nah kalau memang mau bermain di sector kendaraan listrik yang benahi dulu dalam artian kemampuan listrik kita berapa banyak ketimbang listik mobil atau apakah seluruh rumah tangga teraliri listrik hingga ke daerah 3T

Jangan sampai yang ndut bilang tadi, demi gengsi ratusan juta jiwa harus hidup dalam kegelapan, speerti di kTT G20 ini, semua serba listrik apakah nantinya cukup dan lebih pasokan Bali dalam menjaga listik mereka sampai gelaran KTT G20 berakhir.

Jangan juga KTT G20 nya sukses dan dipuji dunia, namun di sisi lain ada jutaan warga Bali harus merasakan panasnya dunia ketika malam karena kegelapan dimatikan pasokan listrik rumah tangganya demi menjaga konsistensi listrik di KTT G20, tidak bisa dibayangkan kalau itu terjadi.

Ndut sich berharap dari sekarang, sedikit-demi sedikti mulai dibenahi tata Kelola kelistrikan negara ini kalau ingin benar-benar kita ingin segalanya ramah lingkungan, perbaiki sistem yang ada, layani terlebih dahulu rumah tangga dan industri.

Kalau itu sudah bisa dijalankan dan aman barulah kita bicara perubahan iklim dan kendaaran ramah lingkungan, selama itu belum bisa tidak elok lah kita melakukan itu, malu !

Kita nantikan saja gelaran KTT G20 dengan mobil ramah lingkungan yang khusus dibuat dan didatangkan ke Indonesia karena belum dirilis dan dipasarkan, semoga listri Bali tetap aman dari awal bulan November hingga gelaran KTT G20 berakhir dan tidak ada komplen mati listrik dari warga Bali.

Selasa, 06 September 2022

Pertama Kali Selama 77 tahun, Sistem Kelistrikan Istana Diperbarui

6922, 16:00 - Sistem kelistrikan di Kompleks Istana Kepresiden Jakarta saat ini sedang diperbarui.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono, ini merupakan kali pertama system kelistrikan di Istana diperbarui sejak Indonesia merdeka pada 19145.

"Sudah ada juga proses pembaruan kelistrikan yang sejak merdeka kondisi infrastruktur kelistrikan baru tahun ini (diperbarui)," kata Heru di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (6/9)

Heru juga mengatakan ada beberapa hal yang dikerjakan dalam proyek ini antara lain mengganti kabel-kabel, genset dan uninterruptible power supply (UPS)

Dirinya berharap dengan proyek ini system kelistrikan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta dapat bertahan untuk 50 sampai 100 tahun ke depan

"Mudah-mudahan tahun ini bisa selesai, dua tahun terakhir ini, tahun 2023 sudah selesai. Semua diperbarui, termasuk juga suplai dari energi baru terbarukan," kata Heru.

Heru menambahkan, listrik yang mengalir ke seluruh Istana Kepresidenan se-Indonesia kini berasal dari energi baru dan terbarukan dan berharap langkah Istana ini dapat diikuti oleh kementerian dan lembaga lainnya.

Menurutnya hal ini merupakan upaya pemerintah untuk perangi kondisi perubahan iklim yang tak terduga dengan mengubah kebiasaan termasuk penggunaan listrik.

“Memang ada tambahan biaya Rp 35 per kWh, itu enggak ada nilainya dibanding kita mendukung lingkungan hijau, lingkungan yang baik, semoga mengarah juga pada yang lainnya,” kata Heru.

Ndut kaget mendengarnya soal hal ini, yang berarti sejak tahun 1945 atau sebelum Indonesia merdeka sampai sekarang instalasinya masih jaman Belanda dong ?

Wuah kalau ini benar berarti risiko terbakarnya sangat rawan sekali dan mudah sekali terbakar bila amit-amit korselting ya di salah satu ruangan, karena instalaginya yang jadul.

Ndut sich berharap ini segera diperbaiki dan diperbarui dengan secepatnya agar kejadian yang tidak diinginkan bisa dihindari, dan seluruh karyawan Istana bisa tenang dalam bekerja melayani rakyat Indonesia.

Kita nantikan saja kabar terbarunya dari Istana soal isu adanya pembaharuan soal instalasi listrik, semoga instalasinya mengikuti jaman sekarang yaitu menggunakan solar panel kan katanya harus energi hijau, bukan begitu Pak Jokowi ? hehheh…


Sabtu, 14 Mei 2022

Presiden Dorong Kemitraan AS-ASEAN dalam Penanganan Perubahan Iklim

presidenri.go.id
14522, 03:00 – Presiden Jokowi dalam lawatan ke AS menyempatkan bertemu dengan Wakil Presiden AS, Kemala Haris dalam rangka KTT ASEAN-AS yang berlangsung di Departemen Luar Negeri AS, Washington DC pada Jumat (13/5) waktu setempat.

Sebagaimana ndut baca pada laman resmi Presiden, bersama dengan para pemimpin ASEAN, Presiden Joko Widodo sampaikan tiga poin penting terkait penanganan perubahan iklim.

Presiden mengatakan pembiayaan iklim harus terpenuhi, kerja sama transisi energi diperikuat dan investasi di ekonomi hijau harus tingkatkan.

Terkait dengan pembiayaan iklim, Presiden Jokowi dorong komitmen negara maju lainnya untuk penuhi semua komitmennya dalam pencapaian Nationally Determined Contributions a.k.a. NDC secara global.

Karena menurut Presiden pada periode 2000 hingga 2019 ASEAN hanya terima USD56 miliar atau sekitar 10 persen dari total dukungan pembiayaan iklim negara maju, dan itu sangat rendah untuk implementasi isu pembiyaan iklim yang sangat rendah hingga penghambat pancapaian NDC secara global.

Presiden juga katakan bahwa ASEAN berkomitmen meningkatkan proporsi energi baru terbarukan dari 14 persen di tahun 2018 menjadi 23 persen pada 2025 mendatang setidaknya membutuhkan USD 367 miliar pada sector energi bersih.

Presiden mencontohnya Indonesia dimana transisi energi 8 tahun ke depan masih membutuhkan USD30 miliar

Pada pertemuan tersebut, Presiden sampaikan potensi besar yang dimiliki Indonesia bila berbicara transisi energi yaitu potensi energi terbarukan sekitar 437 GW baik dari energi surya maupun panas bumi yang saat ini pemanfaatannya baru sekitar 0,3 persen dari total potensi.

Selain itu lanjut Presiden, Indonesia miliki potensi besar sebagai hub pengembangan ekosistem kendaraan listrik di kawasan yang dibutuhkan dalam waktu 5 tahun ke depan.

Untuk investasi ekonomi hijau, Presiden ungkpkan potensi peluang ekonomi yang besar dalam ekosistem ekonomi hijau karena itu membutuhkan mekanisme yang mempertemukan tidak hanya sector pemerintah namun juga dunia usaha.

Ndut mengapresiasi dengan apa yang dilakukan Presiden dalam forum KTT ASEAN-AS yang berlangsung di Washington DC, karena itulah yang terjadi saat ini..

Dimana energi fosil saat ini tengah bersiap menuju ke alam kematian dan harus segera mencari penggantinya dimana saat ini dunia tengah berlomba menciptakan sesuatu yang bisa dijadikan sebagai energi baru terbarukan mulai dari energi matahari dan masih banyak lagi.

Apa yang dikatakan oleh Jokowi benar adanya, tidak mudah untuk menciptakan energi terbarukan karena itu ujung-ujungnya harus mengeluarkan modal yang tidak sedikit untuk menciptakan energi terbarukan, dengan adanya komitmen dari negara maju dan berkembang kepada negara menuju maju agar berkesinambungan dan tidak timpang.

Menurut ndut investasi hijau itu sangatlah penting bagi dunia yang lebih indah dan maju agar semua orang bisa menikmatinya dengan sebagaimana mestinya dan dengan adanya kolaborasi antar negara bisa membuat dunia lebih cepat menerima perubahan dan dapat menanggulangi ketimpangan yang ada

Ndut berharap lewat KTT ASEAN-AS ini dapat melahirkan komitmen besar dalam memperbaiki dunia agar lebih hijau dan dapat bermanfaat bagi ratusan juta orang di dunia agar tidak ada lagi yang namanya menggunakan energi fossil

Kita nantikan saja hasil dari pertemuan Presiden Jokowi dan para pemimpin ASEAN dengan Wakil Presiden AS, Kamala Harris semoga ada hasil yang baik bagi kesinambungan dunia yang semakin hijau.

Kamis, 04 November 2021

Ketika Presiden Menanam Mangrove di UEA

411, 00:35  - Setelah bertemu dengan Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) di Istana Al-Shatie, agenda Presiden Joko Widodo adalah meninjau Jubail Mangrove Park yang terletak di Pulau Al Jubail, Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab (PEA), pada Rabu sore, 3 November 2021 waktu setempat

Sebagaimana yang ndut baca pada laman resmi presiden, dalam perjalanan menuju Jubail Mangrove Park, Presiden bersama rombongan melewati Joko Widodo Street, dan juga melintasi Masjid Presiden Joko Widodo, serta melihat pembangunan kantor baru KBRI Abu Dhabi dari kendaraan yang ditumpanginya.

Tiba di Jubail Mangrove Park sekitar pukul 17.15 waktu setempat, Presiden Jokowi disambut oleh Menteri Energi dan Infrastruktur PEA Suhail Al Mazrouei dan Direktur Utama Jubail Island Investment Company Mounir Haidar.

Setelah mendengar penjelasan tentang kawasan tersebut, Presiden berjalan kaki melintasi jembatan kayu atau broadwalk sejauh 300 meter untuk melihat tanaman mangrove.

Daya tarik utama Jubail Mangrove Park adalah boardwalk tersebut, yang terdiri dari tiga rute berbeda. Jalur yang terpanjang adalah 2 kilometer, yang jarak menengah adalah 1,6 kilometer, dan rute terpendek adalah 1 kilometer.

Jubail Mangrove Park sendiri merupakan taman hutan bakau pertama di Abu Dhabi dengan luas 120 ribu meter persegi yang mulai dibuka pada Kamis, 30 Januari 2020.

Dilansir dari situs resminya, atraksi ini dibuat untuk meningkatkan kesadaran, apresiasi, dan pemahaman tentang fungsi ekologis yang penting dari habitat bakau yang mencakup perlindungan garis pantai Abu Dhabi dan mendukung keanekaragaman hayati.

Sebelum meninggalkan Jubail Mangrove Park, Presiden menanam pohon di dekat lokasi penanaman pohon oleh Putra Mahkota Abu Dhabi.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangannya di Hotel Emirates Palace selepas peninjauan, isu mangrove merupakan salah satu pembahasan kedua pemimpin dalam pertemuan bilateral di Istana Al-Shatie.

Kedua pemimpin sepakat untuk untuk memperkuat kerja sama di bidang mangrove, termasuk di bidang riset. Menurut Menlu, mangrove memiliki arti yang penting dalam isu perubahan iklim dan Indonesia memiliki mangrove terbesar di dunia.

Untuk diketahui, penanaman mangrove bukan hal yang asing bagi Presiden Jokowi. Terakhir, Presiden Jokowi menanam mangrove bersama sejumlah duta besar negara sahabat dan masyarakat di Desa Bebatu, Kecamatan Sesayap Hilir, Kabupaten Tana Tidung, Provinsi Kalimantan Utara, pada Selasa, 19 Oktober 2021 lalu.

Ndut apresiasi dengan apa yang dilakukan Presiden Jokowi dalam melestarikan lingkungan tidak hanya menanam mangrove di Indonesia tetapi juga di Uni Emirat Arab dalam lawatan kenegaraannya.

Kita tahu bagaimana bumi saat ini sangat panas ditambah perubahan iklim yang semakin cepat, dengan menanam mangrove setidaknya menjadi tabungan tersendiri ketika iklim tidak lagi bersahabat terutama pasangnya air laut setidaknya bisa dihalau sementara.

Ndut berharap kegiatan ini bukan sekedar seremonial tetapi lebih kepada kepekaan kita terhadap lingkungan dan mulai dari sekarang cobalah berkawan dengan lingkungan dengan cara tidak membuka lahan dengan membakar yang masih marak di negeri ini dan masih banyak lagi.

Kita nantikan saja bagaimana tanggapan dan tindakan pemerintah dalam menghadapi isu lingkungan terutama aksi nyata dari kesepakatan KTT COP26 kemarin di Glasgow.

Rabu, 03 November 2021

Pesan Paus Fransiskus Untuk COP26

31121, 06.25  - Pemimpin Umat Katholik dunia, Paus Fransiskus menyampaikan pesan dalam KTT Perubahan Iklim a.k.a. COP26 dimana penderitaan yang dihasilkan pandemic Covid19 dan krisis iklim sebanding dengan konflik global.

Sebagaimana ndut baca pada laman berita internasional, Paus meminta para pemimpin dunia menyikapi permasalahan tersebut dengan cara yang sama, sudah waktunya bertindak, mendesak, berani dan bertanggung jawab.

Paus juga katakan bahwa negara kaya memiliki utang ekologis dengan negara-negara miskin karena penggunaan sumber daya alam yang tidak proporsional.

Paus berharap setelah KTT ini para pemimpin dunia bersikap perubahan iklim seperti dunia memulihkan dampak dari Perang Dunia kedua, dimana solidaritas dan kerja sama sangat terlihat demi kebaikan bersama terutama bagi pihak-pihak lemah.

Selain itu negara dengan sarana yang lebih besar harus pimpim upaya dekarbonisasi dalam system ekonomi dan kehidupan masyarakat, dirinya juga singgung komitmen negara kaya untuk membantu negara miskin dalam mengembangkan energi terbarukan dan beradaptasi dengan krisis iklim.

Paus mengatakan bahwa COP26 adalah cara untuk menyelamatkan generasi muda dan masa depan, dirinya juga berharap pemimpin dunia bisa menghasilkan kebijakan yang radikal dan konkret.

Paus tidak hadiri COP26 secara langsung karena factor Kesehatan, kehadirannya diwakilkan oleh Sekretaris Negara Vatikan, Kardinal Pietro Parolin.

Apa yang dipesankan oleh Paus sangat kena dan terjadi saat ini, dimana perubahan iklim semakin menggila dan dapat dihentikan sementara dengan kolaborasi dan kerja sama antar negara

Kita bisa rasakan saat ini, udara panas selalu hinggap di kehidupan, belum lagi banjir, longsor dan gempa bumi yang membuat perubahan iklim semakin cepat datangnya, dan dapat mempengaruhi lintas sector salah satunya adalah banyaknya kemiskinan dimana-mana.

Kalau sudah saat ini, apa yang bisa berikan kepada anak muda generasi mendatang, bila saat ini saja sudah hadapi perubahan iklim yang semakin menggila, sudah saatnya yang dikatakan Paus agar dijalankan oleh pemimpin negara terutama negara kaya dalam membantu negara miskin agar tidak terlalu jatuh.

Kita nantikan komitmen nyata dari para pemimpin dunia dalam menjaga bumi ini tetap sejuk dan teduh serta membantu negara miskin agar tidak terlalu jatuh namun dapat bangkit bersama dalam hadapi perubahan iklim ini.

Selasa, 02 November 2021

Pandangan Joko Widodo Terhadap Hutan Bagian dari Aksi Iklim Global

 21121, 18.30  - Presiden Joko Widodo menjadi pembicara di World Leaders Summit on Forest and Land Use yang digelar di Scottish Event Campus, Glasgow, Skotlandia pada 2 November 2021 waktu setempat.

Sebagaimana ndut baca di laman resmi presiden, ada tiga perspektif yang diutarakan Presiden terkait hutan sebagai bagian dari aksi iklim global.

Pertama, perhatian kita harus mencakup seluruh ekosistem hutan, tidak hanya hutan tropis tapi juga hutan iklim sedang dan boreal.

Seperti contoh kebakaran hutan berdampak pada emisi gas rumah kaca dan keanekaragaman hayati apapun jenis ekosistemnya di benua Amerika, Eropa dan Australia yang menjadi kekhawatiran bersama.

Presiden juga katakan siap berbagi pengalaman tentang keberhasilan Indonesia mengatasi karhutla dengan negara tersebut.

Terkait dengan pengelolaan hutan, Indonesia telah mengubah paradigmanya dari manajemen produk hutam menjadi manajemen lanskap hutan, hal itu menjadikan pengelolaan area hutan menjadi lebih menyeluruh.

Selain itu, Indonesia lakukan restorasi ekosistem mangrove yang berperan dalam menyerap dan menyimpan karbon, sebagai informasi Indonesia miliki lebih dari 20 persen total area mangrove dunia terbesar di dunia. Dan kabarnya Indonesia akan mendirikan pusat mangrove dunia.

Kedua, Presiden melihat mekanisme insentif harus diberikan bagi pengelolaan hutan secara berkelanjutan, sertifikasi dan standar produksi harus disertai market incentives sehingga mendorng pengelolaan hutan yang berkelanjutan bukan jadi hambatan perdagangan.

Sertifikat dan standar harus didasarkan pada parameter yang diakui secara multilateral, tidak dipaksakan, unilateral dan berubah-ubah, sertifikat juga harus berkeadilan sehingga berdampak pada kesejahteraan khususnya petani.

Ketiga, Presiden melihat perlunya mobilisasi dukungan pendanaan dan teknologi bagi negara berkembang, komitmen harus dilakukan melalui aksi nyata bukan retorika belaka.

Presiden tegaskan bahwa memberi bantuan bukan berarti dapat mendikte, apalagi melanggar hak kedaulatan suatu negara atas wilayahnya. Dukungan harus country-driven, didasarkan pada kebutuhan riil negara berkembang pemilik hutan.

Ndut apresiasi dengan apa yang dilakukan Jokowi di arena COP26 KTT Perubahan Iklim yang menjadi sorotan beberapa belakangan ini soal perubahan iklim yang semakin menggila.

Kita tahu apa yang dikatakan Jokowi adalah benar dan sesuai fakta di lapangan dimana dalam hal kebakaran hutan dan lahan kini tinggal beberapa titik saja tidak sebesar pada tahun-tahun lalu, karena sudah ada kesadaran dari warga.

Walaupun masih ada warga yang membuka lahan dengan membakar namun dengan adanya ketegasan dari apparat membuat warga berpikir berulang kali bila ingin membuka lahan dengan cara membakar.

Ndut berharap apa yang dikerjakan Indonesia dapat ditiru oleh negara anggota COP26 dalam menjaga bumi agar tidak panas dan perubahan iklim dapat ditekan seminimal mungkin agar tidak terjadi kepunahan seperti halnya kepunahan Dinosaurus, apakah kita mau senasib dengan dinosaurus yang punah karena perubahan iklim ?

Kita nantikan komitmen nyata dari para peserta COP26 dalam menanggulangi dan mengelola perubahan iklim di negaranya

Komitmen Indonesia Terhadap Palestina

 21121,  1:50  - Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung perjuangan Palestina sebagai negara yang merdeka, berdaulat penuh dan dapat menentukan nasibnya sendiri dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara.

Sebagaimana ndut baca pada laman presiden, hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo saat melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Palestina Mohammad Ibrahim Shtayyeh di sela-sela pertemuan KTT COP26 di Scottish Event Campus, Glasgow, Skotlandia.

“Palestina selalu menjadi perhatian penting bagi Indonesia,” Presiden Jokowi.

Dalam kesempatan itu, Presiden menyampaikan sejumlah hal yang menjadi perhatian Indonesia terkait Palestina, Pertama, Indonesia sangat prihatin dan mengecam berbagai pelanggaran yang terus dilakukan Israel.

Karena itu, Indonesia mengusulkan pembentukkan misi internasional sebagai mata dan telinga dunia atas berbagai insiden yang terjadi di Jerusalem.

Kedua, Indonesia juga mendorong negosiasi multilateral yang kredibel, salah satunya memastikan Indonesia tetap dan terus mendukung perjuangan Palestina di berbagai forum internasional seperti OKI, GNB, dan PBB.

Ketiga, persatuan Palestina turut menjadi perhatian Indonesia dan menjadi sangat penting bagi perjuangan Palestina.

Ndut apresiasi dengan komitmen yang diberikan Presiden Joko Widodo terhadap perjuangan Palestina untuk menjadi negara berdaulat dan merdeka.

Kita tahu bagaimana perjuangan Palestina yang sedari dulu menginginkan menjadi negara yang selalu diusik oleh Israel dengan berbagai drama kehidupan yang mana rakyat menjadi korban dari kebrutalan Israel dalam memperluas negaranya.

Ndut berharap organisasi internasional mulai dari OKI hingga PBB turun tangan untuk menyelesaikan ini dan memberikan sanksi kepada Israel walaupun kita tahu Israel adalah sekutu Amerika Serikat dengan segala resiko, solusi dua negara mungkin bisa tetapi akan lebih baik bila solusi Palestina merdeka dengan ibukota di Jerusalem Timur.

Kita nantikan komitmen nyata dari Presiden Joko Widodo dalam memperjuangakan Palestina sebagai negara berdaulat dan merdeka

Indonesia Miliki Potensi Ekonomi Besar

21121,  01:50  -  Indonesia memiliki potensi ekonomi besar untuk dijadikan kerja sama dengan negara lainnya.

Hal ini disampaikan PM Slovenia, Janez Jansa dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di sela-sela pertemuan UNFCC CO26 di Scottish Event Campus, Glasgow, Skotlandia.

“Indonesia memiliki potensi ekonomi yang besar, sehingga penting bagi Uni Eropa memberikan perhatian lebih besar kepada Indonesia,” ucap PM Janes Jansa.

Presiden Joko Widodo menyampaikan apresiasi kepada PM Slovenia atas komitmennya untuk terus memperkuat hubungan Indonesia-Slovenia dan Indonesia-Uni Eropa

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo harapkan Slovenia mendorong finalisasi perundingan Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement dan juga isu lingkungan hidup.

Isu lingkungan hidup salah satunya adanya perlakuan diskriminatif oleh Uni Eropa terhadap kelapa sawit berkelanjutan Indonesia.

Ndut apresiasi dengan pertemuan antara Indonesia dengan Slovenia dalam lintas sector terutama pada isu lingkungan salah satunya soal kelapa sawit Indonesia.

Kita tahu Indonesia adalah negara dengan potensi lintas sector yang sangat menjanjikan bagi negara luar untuk bekerja sama untuk saling menguntungkan demi kemakmuran kedua negara.

Ndut harapkan adanya kerja sama konkret dari pertemuan kedua negara ini demi keberlangsungan kedua negara saling menguntungkan demi kesejahteraan rakyat.


Komitmen Indonesia Dalam Perubahan Iklim

21121,  01:55 – Perubah iklim adalah ancaman besar bagi pembangunan dan kesejahteran global, solidaritas, kerja sama, kolaborasi dan kemitraan global kunci untuk keluar dari isu ini.

Hal ini disampaikan Presiden Jokowi saat berbicara pada KTT Perubahan Iklim a.k.a. COP26 di Scottish Event Campus, Glasgow, Skotlandia Senin (1/11) waktu setempat, sebagaiman ndut baca pada laman resmi presiden.

Presiden Jokowi menjelaskan dengan potensi alam yang begitu besar Indonesai akan berkontribusi dalam penanganan perubahan iklim, dimana deforestasi turun signifikan terendah dalam 20 tahun terakhir, kebakaran hutan pun turun 82 persen pada 2020.

Selain itu, Indonesia telah mulai rehabilitasi hutan mangrove seluas 600 ribu hektar sampai 2024 terluas di dunia, dan juga telah rehabilitasi 3 juta lahan kritis antara tahun 2010 hingga 2019.

Pada isu energi, Indonesia terus melangkah maju dengan pengembangan ekosistem mobil listrik dan pembangunan pembangkit tenaga surga terbesar di Asia Tenggara, dan juga memanfaatkan energi baru terbarukan termasuk biofuel, serta pengembangan industry berbasis energi bersih termasuk pembangunan Kawasan industry hijau terbesar di dunia yang terletak di Kalimantan Utara.

Indonesia juga pastikan terus memobilisasi pembiayaan iklim dan pembiayaan inovatif seperti pembiayaan campura, obligasi hijau dan sukuk hijau, menurutnya penyediaan pendanaan iklim dengan mitra negara maju merupakan gamer charger dalam aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di negara berkembang.

Selain itu, Carbon Market dan Carbon Price harus menjadi bagian dari upaya penanganan isu perubahan iklim, dimana ekosistem ekonomi karbon yang transparan dan berintegritas, inklusif dan adil harus diciptakan.

Ndut yang baca teks pidato lengkapnya tidak percaya dan membayangkan bagaimana para pemimpin negara yang hadir di acara tersebut akan terkagum-kagum dengan penjelasan Presiden Joko Widodo akan Indonesia dalam hadapi perubahan iklim.

Perubahan iklim kini terasa dimana bumi semakin panas, dimana banyak negara yang kekeringan karena minim curah hujan, gletser mulai mencair dan tidak ada keteduhan bumi ini.

Kita tahu setiap tahun selalu ada KTT Perubahan Iklim dengan mencapai kata sepakat, tapi apakah itu dijalankan oleh negara anggota dalam hal pencapaian suhu bumi, kalau dijalankan pasti bumi akan meneduhkan bukannya tambah panas, dan bahaya lain menghantui penduduk dunia.

Apa yang dilakukan Indonesia dibawah kepemimpinan Jokowi adalah untuk mencegah perubahan iklim yang semakin memburuk, setidaknya bisa memanjang umur dari perubahan iklim tersebut

Kita nantikan kesepakatan apa yang dihasilkan dari KTT Perubahan Iklim ini apakah ada kolaborasi antar negara dalam menjaga bumi ini tetap teduh dan terjaga, kita tunggu saja.