Kamis, 20 Oktober 2022

1,452 Unit Kendaraan Ramah Lingkungan Dukung Penyelenggaraan KTT G20

201022, 05:38  – Menteri Sekretaris Negara Praktikno menyatakan gelara Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan berlangsung di Bali pada 15-16 November 2022 mendatang akan menjadi momentum pengenalan kendaraan bermotor listrik di Indonesia.

Hal ini seiring pengunaan 1,452 unit kendaraan bermotor, mulai dari mobil, sepeda motor hingga bus yang digunakan menggunakn teknologi ramah lingkungan.

“Kebutuhan unit selama KTT G20 yang akan digunakan sebanyak 962 unit mobil listrik, 454 unit motor listrik dan 36 bus listrik, itu total yang akan kita gunakan,”kata Praktikno dalam acara serah terima kendaraan elektrifikasi berteknologi Battery Electric Vehicle (BEV) untuk kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi G20 (KTT G20)

Mantan Rektor UGM ini mengatakan Kementerian Sekretariat Negara akan menyediakan sebanyak 830 unit kendaraan listrik yang dibantu oleh Kementerian Perhubungan, Polri, Paspampres, Kadin dan perusahaan swasta seperti Gojek untuk menyediakan kendaraan listrik selama pelaksaan KTT G20.

“Jadi, kita ingin memanfaatkan KTT G20 ini sebagai momentum menujukkan komitmen kita. Sekaligs, showcase untuk bagaimana kita mengelola energi menuju energi bersih,”kata Pratikno

Langkah ini diharapkan jadi cerminan wujud nyata Indonesia ke dunia dalam merespon perubahan iklim, menuju energi berkelanjutan dan net zero emission pada 2060 mendatang.

Pratikno juga katakan dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 tahun 2022, yang mendorong penggunaan kendaraan listrik oleh pemerintah pusat dan daerah akan mempercepat pengenalan dan transisi menuju energi bersih.

“Harapannya in akan menjadi momentum secara bertahap peralihan menuju energi baru dan terbarukan,”kata Pratikno.

“Saya sampaikan terima kasih kepada Toyota dan Pemerintah Jepang yang sudah mendukung Pemerintah Indonesia, mendukung penyelenggaraan Presidensi G20 dan mendukung transisi energi bersih,”katanya menambahkan.

Sebagai informasi, pada 9 Februari 2022 lalu, PT Toyota Astra-Motor dan Kementerian Sekretariat Negara juga telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama dalam menyiapkan 41 unit Toyota BZ4X untuk digunakan sebagai kendaraan Menteri di bidang lain, 82 unit Lexus UX300e sebagai kendaraan Delegasi KTT G20, dan 20 unit Lexus UX300e untuk kendaraan Panitia Nasional.

Ndu apresiasi dengan usaha pemerintah dalam mengawal isu perubahan iklim yang semakin menjadi ini, semoga acara di Bali sukses dan tidak menjadi hambatan karena ingin memamerkan sesuatu yang mungkin baru di Indonesia sehingga butuh perhatian lebih sehingga kita tidak malu dihadapan delegasi lain.

Kita tahu saat in sedang trend kendaaraan ramah lingkungan seperti kendaraan listrik tapi apakah sudah terpenuhi sarana penunjangnya di seluruh Indonesia misalnya listrik untuk mengaliri kendaraan tersebut dan juga stasiun pengisiannya apakah terjangkau misal setiap lima kilometer dan setiap kota /kabupaten ada stasiun pengisian ?

Apakah pasokan listrik negara kita cukup aman untuk aliri rumah tangga di Indonesia jangan sampai demi gengsi bahwa kita negara yang ramah lingkungan harus mengorbankan ratusan juta jiwa hidup dalam kegelapan ?

Hal seperti ini harus lebih diperhatikan dulu ketimbang urusan mobil listrik lah dan lainnya, benahi dulu daerah 3 T (tertinggal, terdepan, terluar) yang masih butuh perhatian sangat dari pemerintah dalam hal penunjang hidup mereka seperti listrik.

Kalau daerah 3 T ini difokuskan lebih dulu bukan seiring sejalan, karena kalau seiring sejalan ndut tidak yakin akan maksimal karena kita sudah bisa lihat yang sudah-sudah malah berantakan dan tidak terurus dan sudah seperti penyakit atau kebiasaan negeri ini.

Kalau 3 T ini sudah aman, barulah bicara kendaraan ramah lingkungan lah yang pake listrik lah atau yang lain, jangan sampai kita boleh maju dan tren namun rakyatnya masih tertinggal sangat jauh, apa kata dunia !

Kemudian perbaiki atau benahi tata kelolo seperti perlistrikan kita tahu bagaimana rakyat menjerit ketika ada isu biaya listrik naik, nah kalau memang mau bermain di sector kendaraan listrik yang benahi dulu dalam artian kemampuan listrik kita berapa banyak ketimbang listik mobil atau apakah seluruh rumah tangga teraliri listrik hingga ke daerah 3T

Jangan sampai yang ndut bilang tadi, demi gengsi ratusan juta jiwa harus hidup dalam kegelapan, speerti di kTT G20 ini, semua serba listrik apakah nantinya cukup dan lebih pasokan Bali dalam menjaga listik mereka sampai gelaran KTT G20 berakhir.

Jangan juga KTT G20 nya sukses dan dipuji dunia, namun di sisi lain ada jutaan warga Bali harus merasakan panasnya dunia ketika malam karena kegelapan dimatikan pasokan listrik rumah tangganya demi menjaga konsistensi listrik di KTT G20, tidak bisa dibayangkan kalau itu terjadi.

Ndut sich berharap dari sekarang, sedikit-demi sedikti mulai dibenahi tata Kelola kelistrikan negara ini kalau ingin benar-benar kita ingin segalanya ramah lingkungan, perbaiki sistem yang ada, layani terlebih dahulu rumah tangga dan industri.

Kalau itu sudah bisa dijalankan dan aman barulah kita bicara perubahan iklim dan kendaaran ramah lingkungan, selama itu belum bisa tidak elok lah kita melakukan itu, malu !

Kita nantikan saja gelaran KTT G20 dengan mobil ramah lingkungan yang khusus dibuat dan didatangkan ke Indonesia karena belum dirilis dan dipasarkan, semoga listri Bali tetap aman dari awal bulan November hingga gelaran KTT G20 berakhir dan tidak ada komplen mati listrik dari warga Bali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar