Tampilkan postingan dengan label film. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label film. Tampilkan semua postingan

Selasa, 07 Juni 2022

Ngeri-Ngeri Sedap, Drama Batak Yang Sebenarnya

dok. pribadi
7622, 19:30 – Hampir lebih dari lima tahun ndut tidak pernah nonton di bioskop, entah kenapa kali ini ndut berkeinginan untuk nonton satu film yang mengisahkan tentang budaya ndut sendiri yaitu Batak.

Ya benar, ndut penasaran dengan film Ngeri-Ngeri Sedap sebuah karya manis dari sutradara dan penulis handal yang juga komika, Bene Dion Rajagukguk dengan bintangnya sederet komika yang katanya dilarang melucu di film ini seperti Boris Thompson Manullang, Indra Jegel, Lolox dan Ghita Bhebhita Butar-butar, serta penampilan Tika Panggabean sebagai ibu dengan Arswendi Nasution sebagai bapak.

Ndut sempat kesal, lantaran ditempat bioskop yang ndut tonton yaitu perusahaan bioskop asal Korea Selatan tidak nampak poster dari film ngeri-ngeri sedap kalah bersaing dengan Top Gun Maverick dan KKN Desa Penari.

Ndut tidak akan spoiler di tulisan ini kalian mungkin sudah pada nonton berkali-kali sampai hafal tiap adegan, tapi ndut mengapreasiasikan film ini kepada Bene Dion yang mampu mengangkat permasalahan di tengah-tengah masyarakat seperti hubungan anak laki-laki dengan bapaknya menjadi sebuah film.

Kita tahu banyak anak lelaki yang selalu beda pendapat bahkan (maaf) tidak berbicara sama sekali lantaran keduanya tidak mau saling mendengarkan tentang apa yang mereka inginkan, di film ini pun terjadi seperti itu, walau ada juga yang akur dengan bapaknya

Istimewa

Dan itulah yang terjadi dan ndut lihat pada masyarakat kita terutama Batak dimana dengan arogannya sang bapak ingin anaknya mengikuti apa yang diinginkan namun sang anak menolak dengan alasan ingin menjadi apa yang menjadi maunya si anak.

(maaf) keras kepala itulah mungkin sifat dari seorang batak seperti yang ditampilkan pada sosok ayah Arswendi Nasution yang tetap pada pendiriannya dan juga tidak mau mengakui kesalahannya.

Walaupun pada akhirnya mengakui kesalahnnya dan ini semua karena mengikuti apa yang bapaknya lakukan ketika dirinya kecil yang mungkin tidak dapat dipakai dan tidak sesuai lagi saat ini dengan era modern, namun masih bisa dipakai dalam hal kedisiplinan waktu dan pendidikan yang cukup keras bagi orang batak.

Selain itu rasa kangen dan ingin bercerita dengan bangganya yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata yang membuat sang bapak selalu nampak kesal dengan anaknya terutama yang laki-laki selain tidak mau dengar apa katanya.

Namun sangat beda ketika sang bapak memberikan perhatian dan cinta kasihnya kepada anak perempuannya dan itu terjadi nyata pada kehidupan masyarakat batak sehingga tidak ada kasih sayang diantara sesama anak laki-laki, benar tidak ?

Dari segi tampilan warna dan gambar sangat indah sekali menunjukkan sangat batak sekali dengan keindahan panorama yang menjanjikan untuk datang ke sana serta menikmati hidup di perkampungan batak.

Bagi orang batak dengan tampilan wajah dan pemandangan kampung halaman dalam film membuat rindu untuk pulang kampung, walaupun permasalahan itu seperti dalam film akan timbul ketika pulang hehehe…

Dengan tampilan dan pengambilan gambar yang detail termasuk rumah khas kampung batak dengan deretan photo anaknya yang sarjana sangat tipikal Indonesia sekali dan mampu menjadi pelengkap dari film ini

Termasuk adegan acara adat yang sangat detail di tampilkan termasuk gelaran music, mangulosi hingga kebiasaan inang batak yang selalu membungkus makanan di tengah pesta untuk di makan bersama dengan keluarganya dan itu sering terjadi pada mamak ndut juga hehehe…

Dari segi music, sangat kental sekali dengan nuansa batak dengan lagu-lagu batak yang sangat familiar dan semakin rindu dengan kampung halaman, apalagi ditangani oleh Lae Viky Sianipar apalagi dengan tampilan lagu Huta Namartuai dengan visual nuansa kampung halaman menambah keinginan bagi para perantau untuk mulak tu huta..

Ndut rekomendasikan film ini untuk ditonton bersama keluarga, sehingga bapak tahu apa yang anak minta dan anak pun bisa menyampaikan film ini sebagai pesan, ini lho yang aku mau Pak.

Ndut berharapa film ini dapat diputar terus di bioskop dan juga direkomendasikan pada festival film Indonesia yang digelar oleh para KBRI di luar negeri, agar menjadi khasanah serta memperkenalkan budaya batak kepada seluruh masyarakat dunia sekaligus melepas rindu akan kampung halaman.

Serta semoga dengan film ini, setidaknya ada 2-3 penghargaan yang diterima baik itu dari luar atau dari dalam negeri seperti siapa tahu Tika Panggabean atau salah satu dari empat anaknya meraih Piala Citra, aminnn…

Sekali lagi selamat atas filmnya dan terima kasih dengan film ini telah banyak orangtua yang sadar akan keinginan anaknya dan juga anaknya bisa menyampaikan apa yang mereka mau dari orangtua.

Kita nantikan seberapa panjang nafas film ini di bioskop, karena ndut mendengar sudah ada beberapa film yang akan masuk seperti Jurasic World Dominion, Elvis, dan karya anak bangsa Keluarga Cemara 2.