411, 00:35 - Setelah bertemu dengan Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) di Istana Al-Shatie, agenda Presiden Joko Widodo adalah meninjau Jubail Mangrove Park yang terletak di Pulau Al Jubail, Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab (PEA), pada Rabu sore, 3 November 2021 waktu setempat
Sebagaimana yang ndut baca pada laman resmi
presiden, dalam perjalanan menuju Jubail Mangrove Park, Presiden bersama
rombongan melewati Joko Widodo Street, dan juga melintasi Masjid Presiden Joko
Widodo, serta melihat pembangunan kantor baru KBRI Abu Dhabi dari kendaraan
yang ditumpanginya.
Tiba di Jubail Mangrove Park sekitar pukul
17.15 waktu setempat, Presiden Jokowi disambut oleh Menteri Energi dan
Infrastruktur PEA Suhail Al Mazrouei dan Direktur Utama Jubail Island
Investment Company Mounir Haidar.
Setelah mendengar penjelasan tentang
kawasan tersebut, Presiden berjalan kaki melintasi jembatan kayu atau broadwalk
sejauh 300 meter untuk melihat tanaman mangrove.
Daya tarik utama Jubail Mangrove Park
adalah boardwalk tersebut, yang terdiri dari tiga rute berbeda. Jalur yang
terpanjang adalah 2 kilometer, yang jarak menengah adalah 1,6 kilometer, dan
rute terpendek adalah 1 kilometer.
Jubail Mangrove Park sendiri merupakan
taman hutan bakau pertama di Abu Dhabi dengan luas 120 ribu meter persegi yang
mulai dibuka pada Kamis, 30 Januari 2020.
Dilansir dari situs resminya, atraksi ini
dibuat untuk meningkatkan kesadaran, apresiasi, dan pemahaman tentang fungsi
ekologis yang penting dari habitat bakau yang mencakup perlindungan garis
pantai Abu Dhabi dan mendukung keanekaragaman hayati.
Sebelum meninggalkan Jubail Mangrove Park,
Presiden menanam pohon di dekat lokasi penanaman pohon oleh Putra Mahkota Abu
Dhabi.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno
Marsudi dalam keterangannya di Hotel Emirates Palace selepas peninjauan, isu
mangrove merupakan salah satu pembahasan kedua pemimpin dalam pertemuan
bilateral di Istana Al-Shatie.
Kedua pemimpin sepakat untuk untuk
memperkuat kerja sama di bidang mangrove, termasuk di bidang riset. Menurut
Menlu, mangrove memiliki arti yang penting dalam isu perubahan iklim dan
Indonesia memiliki mangrove terbesar di dunia.
Untuk diketahui, penanaman mangrove bukan
hal yang asing bagi Presiden Jokowi. Terakhir, Presiden Jokowi menanam mangrove
bersama sejumlah duta besar negara sahabat dan masyarakat di Desa Bebatu,
Kecamatan Sesayap Hilir, Kabupaten Tana Tidung, Provinsi Kalimantan Utara, pada
Selasa, 19 Oktober 2021 lalu.
Ndut apresiasi dengan apa yang dilakukan
Presiden Jokowi dalam melestarikan lingkungan tidak hanya menanam mangrove di
Indonesia tetapi juga di Uni Emirat Arab dalam lawatan kenegaraannya.
Kita tahu bagaimana bumi saat ini sangat
panas ditambah perubahan iklim yang semakin cepat, dengan menanam mangrove
setidaknya menjadi tabungan tersendiri ketika iklim tidak lagi bersahabat terutama
pasangnya air laut setidaknya bisa dihalau sementara.
Ndut berharap kegiatan ini bukan sekedar
seremonial tetapi lebih kepada kepekaan kita terhadap lingkungan dan mulai dari
sekarang cobalah berkawan dengan lingkungan dengan cara tidak membuka lahan
dengan membakar yang masih marak di negeri ini dan masih banyak lagi.
Kita nantikan saja bagaimana tanggapan dan tindakan pemerintah dalam menghadapi isu lingkungan terutama aksi nyata dari kesepakatan KTT COP26 kemarin di Glasgow.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar