21121, 01:55 – Perubah iklim adalah ancaman besar bagi pembangunan dan kesejahteran global, solidaritas, kerja sama, kolaborasi dan kemitraan global kunci untuk keluar dari isu ini.
Hal ini disampaikan Presiden Jokowi saat
berbicara pada KTT Perubahan Iklim a.k.a. COP26 di Scottish Event Campus, Glasgow,
Skotlandia Senin (1/11) waktu setempat, sebagaiman ndut baca pada laman resmi
presiden.
Presiden Jokowi menjelaskan dengan potensi
alam yang begitu besar Indonesai akan berkontribusi dalam penanganan perubahan
iklim, dimana deforestasi turun signifikan terendah dalam 20 tahun terakhir, kebakaran
hutan pun turun 82 persen pada 2020.
Selain itu, Indonesia telah mulai
rehabilitasi hutan mangrove seluas 600 ribu hektar sampai 2024 terluas di
dunia, dan juga telah rehabilitasi 3 juta lahan kritis antara tahun 2010 hingga
2019.
Pada isu energi, Indonesia terus melangkah
maju dengan pengembangan ekosistem mobil listrik dan pembangunan pembangkit
tenaga surga terbesar di Asia Tenggara, dan juga memanfaatkan energi baru
terbarukan termasuk biofuel, serta pengembangan industry berbasis energi bersih
termasuk pembangunan Kawasan industry hijau terbesar di dunia yang terletak di Kalimantan
Utara.
Indonesia juga pastikan terus memobilisasi
pembiayaan iklim dan pembiayaan inovatif seperti pembiayaan campura, obligasi
hijau dan sukuk hijau, menurutnya penyediaan pendanaan iklim dengan mitra
negara maju merupakan gamer charger dalam aksi mitigasi dan adaptasi perubahan
iklim di negara berkembang.
Selain itu, Carbon Market dan Carbon Price
harus menjadi bagian dari upaya penanganan isu perubahan iklim, dimana
ekosistem ekonomi karbon yang transparan dan berintegritas, inklusif dan adil
harus diciptakan.
Ndut yang baca teks pidato lengkapnya tidak
percaya dan membayangkan bagaimana para pemimpin negara yang hadir di acara
tersebut akan terkagum-kagum dengan penjelasan Presiden Joko Widodo akan Indonesia
dalam hadapi perubahan iklim.
Perubahan iklim kini terasa dimana bumi
semakin panas, dimana banyak negara yang kekeringan karena minim curah hujan, gletser
mulai mencair dan tidak ada keteduhan bumi ini.
Kita tahu setiap tahun selalu ada KTT Perubahan
Iklim dengan mencapai kata sepakat, tapi apakah itu dijalankan oleh negara
anggota dalam hal pencapaian suhu bumi, kalau dijalankan pasti bumi akan meneduhkan
bukannya tambah panas, dan bahaya lain menghantui penduduk dunia.
Apa yang dilakukan Indonesia dibawah
kepemimpinan Jokowi adalah untuk mencegah perubahan iklim yang semakin memburuk,
setidaknya bisa memanjang umur dari perubahan iklim tersebut
Kita nantikan kesepakatan apa yang dihasilkan dari KTT Perubahan Iklim ini apakah ada kolaborasi antar negara dalam menjaga bumi ini tetap teduh dan terjaga, kita tunggu saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar