Sabtu, 11 Mei 2024

Dua Negara Oceania Dukung Palestina dalam Keanggotaan Penuh PBB

11524, 19:10 – Dua negara Ocenaia yaitu Selandia Baru dan Australia pada Jumat 10 Mei 2024 bergabung dengan 141 negara lainnya untuk mendukung negara Palestina dalam pemungutan suara tingkat tinggi mengenai keanggotaan penuh pada Sidang Darurat Majelis Umum PBB.

Berbicara kepada pewarta di Adelaide pada Sabtu 11 Mei 2024, Menlu Australia Penny Wong katakan bahwa pemungutan suara tersebut bertujuan untuk memberikan hak tambahan yang sederhana untuk berpartisipasi dalam forum PBB.

Wanita kelahiran Sabah, Malaysia ini menambahkan bahwa Australia hanya akan mengakui Palestina bila menurut kami waktunya tepat.

Ini dengan melihat banyaknya wilayah dan mitra strategis Australia yang memberikan suara setuju termasuk sekutu kami, Selandia Baru, mitra khusus kami Jepang dan mitra strategis komprehensif kami Singapaura, Republik Korea dan Indonesia sebagaimana dilansir dari Antara.

Menururt Menlu Penny Wong, resolusi yang mereka dukung saat ini adalah tentang perdamaian dan keamanan jangka panjang bagi Israel dan Palestina.

Menlu Penny Wong sendiri berkeyakinan bahwa satu satunya jalan untuk menjami perdamaian dan keamanan Israel adalah pembentukan dua negara.

Dirinya berpendapat bahwa Australia tidak lagi percaya bahwa pengakuan hanya dapat terjadi pada akhir proses perdamaian namun dapat terjadi sebagai bagian dari proses perdamaian.

Langkah selanjutnya dalam proses PBB, menurut Menlu Wong bahwa apa yang Australia ingin lihat adalah negosiasi gencatan senjata, genjatan senjata kemanusiaan segera dan dimulainya proses perdamaian.

Sementara itu sejawat Menlu Penny Wong dari Selandia Baru, Menlu Winston Peters mengatakan bahwa pemungutan suara di negaranya mencerminkan rasa frustasi yang dirasakan komunitas internasional terhadap siklus kekerasan tanpa akhir yang terus melanda wilayah tersebut.

Menurut pemimpin partai New Zealand First ini mengatakan bahwa Selandia Baru secara konsisten melihat Israel dan Palestina di masa depan yang hidup berdampingan secara damai adalah satu satunya solusi tahan lama dan adil.

Perdamaian itu hanya dapat dicapai jika pihak terkait mengakhiri konflik ini dan kembali ke meja perundingan menurut Menlu Winston Peters.

Menlu Winston Peters tekankan perlunya gencatan senjata di Gaza, dimana Israel telah membunuh nyaris menembus angka 35 ribu warga Palestina yang rata rata wanita dan anak anak sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang merenggut 1.139 nyawa.

Menlu Winston Peters dalam pernyataannya mengatakan bahwa gencatan senjata permanen, pembebasan sandera, dan meringankan krisis kemanusian yang dahsyat di Gaza hanya dapat diselesaikan melalui meja perundingan bukan dengan tindakan militer di Rafah.

Selandia Baru pun menyerukan deskalasi segera dalam meja perundingan untuk mencapai perdamainan kedua belah pihak.

Seperti diketahui, Majelis Umum PBB pada Jumat 10 Mei 2024 dengan suara bulat mendukung resoluasi yang serukan evaluasi ulang upaaya Palestina untuk menjadi anggota PBB dan berikan hak tambahan.

Resolusi ini di inisiasi oleh Uni Emirat Arab atas nama kelompok Arab yang di adopsi dengan suara setuju dari 143 negara anggota dengan 9 negara menolak salah duanya adalah Amerika Serikat dan tentunya Israel. Dan 25 negara lainnya memilih abstain dalam perjanjian tersebut,

Palestina sendiri mengajukan permohanan keanggotaaan penuh di PBB pada 2011 namun tidak menrima dukungan yang diperlukan dari DK PBB berdasarkan veto Amerika Serikat.

Namun pada 2012, Palestina memperoleh status pengamat tetap yang sama dengan negara terkecil di dunia, Vatikan. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar