10524, 08:10 – Ini sudah keterlaluan dimana warga Isreal membakar perimeter markas besar Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) di Jerusalem Timur, Tepi Barat hingga dua kali pada Kamis Malam 9 Mei 2024.
Hal
in berdsarkan pernyataan Komisioner Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini, dimana
aksi ini terjadi ketika staff UNRWA dan staf badan PBB lainnya berada di
markas.
Menurut
Lazzarini, serangan kedua ini terjadi usai adanya protes dari warga Israel pada
Selasa 7 Mei 2024 lalu.
UNRWA
melaporkan tidak ada korban jiwa diantara para stafnya, namun akibat kebakan
ini timbul kerusakan parah di areal luar gedung dimana terdapat pengisian bahan
bakar dan solar untuk armada kendaraan UNRWA di markas tersebut.
Ketika
menciutkan di media sosial X (Twitter) Lazzarini mengatakan bahwa insiden
mengerikan kedua ini dalam kurun waktu dari semingu, dan telah mengambil
Keputusan untuk menutup kompleks tersebut kami keamanan pulih kembali,
Lazzarini
juga mengatakan bahwa direktur UNRWA dan staf lainnya memadamkan api dengan
bersama sama, dikarenakan petugas pemadam kebarakan dan kepolsiian Israel tak
kunjung datang.
Bahkan
terlalunya adalah menurut saksi mata mengatakan bahwa polisi Israel yang tiba
di lokasi tidak melakukan apa pun untuk hentikan serangan tersebut sebagaimana
di wartakan kantor berita Palestina WAFA.
Sementara
itu dari media Israel menampilkan video kerumunan orang berkumpul di luar
markan sambil berteriak ‘bakar PBB’ dengan didampingi orang orang bersenjata.
Warga
eksteremis Israel telah adakan protes di luar komplek UNRWA di Jerusalem selama
dua bulan terakhir atas seruan dari pejabat Kotamadya Jerusalem sebagaiman
dikatakan oleh Lazzaraini.
Petinggi
UNRWA, tersebut katakan bahwa para demonstran lemparkan batu ke arah staff dan
gedung PBB dalam protes pekan ini.
Lazzarini
juga katakan bahwa staf PBB telah alami intimidasi hingga ancaman dengan
senjata.
Lazzarini
juga menuntut tanggung jawan Israel sebagai pihak yang menduduki Palestina
dengan berkata bahwa staf, lokasi dan operasi PBB harus dilindungi setiap saat
sesuai dengan hukum internasional.
Selain
itu tindakan para pelaku serangan ini harus diselidiki dan mereka yang
bertanggung jawab harus dimintai pertanggungjawaban.
UNRWA
sendiri telah berperan cukup lama sebagai badan bantuan utama yang berikan
bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di Gaza sejak didirikan pada tahun 1949.
Terkait
UNRWA, Israel di awal tahun ini menunding dengan keras bahwa ada beberapa
anggota staf UNRWA di Gaza sebagai bagian dair serangan Hamas pada 7 Oktober
2023.
Atas
tundingan tidak mendasar ini membuat pendanaan UNRWA alami keguncangan karena
belasan negara donor menarik pendanaan mereka.
Namun
Komisi penyelidikan independent yang ditunjuk PBB dalam temuannya bulan lalu
mengatakan bahwa Israel tidak memberikan bukti atas tuduhan terhadap UNRWA.
Hal
inilah yang membuat sejumlah negara donor yang menangguhkan dana mereka kembali
melanjutkan menyalurkan dananya ke UNRWA.
Klaim
tersebut datang di tengah serangan secara membabi buta pasukan Israel di Gaza
dengan menewaskan sekitar 34.904 orang yang sebagian besar wanita dan anak
anak. Serta meluikai 78.514 lainnya hal ini berdasarkan rilis dari Kementerian
Kesehatan Gaza
Seperti
diketahui, Israel lancarkan serangan usai Hamas secara tiba tiba menyerbu
wilayah Israel Selatan pada 7 Oktober 2023 lalu dengan tewaskan 1.139 orang dan
menyandera lebih dari 250 orang, hal ini berdasarkan penghitungan Al Jazeera
dari angka resmi Israel. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar