19224, 07:55 – Perang Palestina Israel yang tidak kunjung padam ini membuat pasukan Israel akan menyerang Rafah ketika Ramadan apabila sandera yang ditahan Hamas tidak dibebaskan.
Hal
ini disampaikan oleh Kepala Kabinet Israel Benny Gantz pada Minggu 18 Februari
2024.
Ramadan
sendiri adalah bulan suci dalam kalender Islam yang pada tahun ini diperkirakan
dimulai pada 10 Maret mendatang.
“Saya
katakan dengan sangat jelas, Hamas punya pilihan. Mereka bisa menyerah,
membebaskan para sandera dan dengan cara ini warga Gaza bisa merayakan
ramadan,” kata Gantz dalam sebuah acara jumpa wartawan di Yerusalem.
Tel
Aviv umumkan rencana untuk lancarkan serangan darat ke Kota Rafah yang menjadi
tempat berlindung dari 1,4 juta warga Gaza dari peperangan.
Menurut
Israel, Rafah sebagai tempat terakhir untuk kalahkan battalion Hamas yang
diyakini berada di wilayah tersebut.
Warga
Palestina banyak yang berlindung di Rafah karena Israel sudah memborbardir
jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Serangan
Isreal ini telah tewaskan hampir 29 ribu orang dan sebabkan kerusakan serta
kekurangan kebutuhan pokok bagi warga Palestina.
Gantz
yang pernah menjabat Menteri Pertahanan Israel ini mengatakan bahwa invasi ke Rafah
akan dilakukan dengan koordinasi bersama Ameriak Serikat dan Mesir demi meminimalisir
jatuhnya korban warga sipil.
“Dunia
harus tahu, para pemimpin Hamas juga harus tahu, kalau sampai Ramadan para
sandera tidak pulang ke rumah, maka pertempuran akan diperpanjang hingga ke
Rafah,” kata Gantz, sebagaimana dilansir dari surat kabar The Times of Israel.
Sementara
itu Menteri Luar Negeri Jordania, Ayman Safadi tekankan tidak ada yang bisa
benarkan kehancuran yang terus menerus pada tempat tinggal 2 juta warga Gaza.
Selain
itu kejahatan perang yang dilakukan pada warga Gaza harus segera diakhiri oleh
kedua pihak.
Perang
Gaza sendiri sudah empat bulan berlangsung dimana beberapa rumah sakit diserang
dengan 12 ribu anak anak tewas terbunuh.
“Peperangan
ini sudah tidak bisa lagi diterima. Permasalahan yang sesungguhnya ada pada
politik Israel, yang tidak mau mengakui hak-hak warga Palestina untuk hidup,”
kata Safadi dalam konferensi bidang keamanan di Munich, Jerman, sebagaimana
dikutip dari kantor berita Anadolu.
Safadi
pun menambahkan bahwa Israel telah melakukan berbagai cara hingga bahayakan Solusi
dua negara.
Warga
Palestina bukan hanya punya harapan dan aspirasi, namun mereka juga punya hak
yang tersemat dalam hukum internasional, hak jutaan warga untuk hidup di
negaranya sendiri secara merdeka dan berdaulat hingga hukum kemanusiaan. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar