12522,
04:35 – Klub kebanggaan ndut selain Liverpool, Juventus harus menerima
kenyataan bahwa musim ini tidak mendapatkan prestasi apa-apa bahkan sekelas
Coppa Italia pun hanya sebagai pecundang a.k.a. runner up
istimewa
Pertandingan
melawan Inter dalam tajuk final Coppa Italia yang berlangsung di Stadion
Olimpico, Roma ini, Juventus tertinggal lebih dulu pada menit ke-6 lewat
sepakan keras dari luar kotak penalty yang dilesakkan oleh Nicolo Barella, 0-1
untuk Inter.
Juventus
pun mempunyai beberapa peluang diantaranya, Juan Cuadrado yang lepaskan umpan
terobosan kepada Paulo Dybala di areal kotak penalty, Dyabala lepaskan
tendangan ke arah gawang namun masih bisa diantisipasi oleh Kiper Inter Samir
Handanovic.
Lalu
ada Dybala yang sodorkan bola kepada Vlahovic yang ada di sisi kiri pertahanan
Inter, dan lepaskan tendangan yang memaksa Handanovic lakukan penyelamatan.
Ketika
sepak pojok pun, peluang coba dihasilkan seperti Cuadrado kirim bola ke areal kotak penalty, Adrien Rabiot
teruskan dengan sundulan namun sayang masih melambung di atas gawang.
Giliran
Federico Bernardeschi yang coba peruntungannya, lepaskan umpan silang dari sisi
kiri pertahanan Inter, Mathijs de Ligt menyambutnya dengan sundulan namun bola
masih bisa ditepis oleh Handanovic.
Juventus
akhirnya bisa mengimbangi permainan pada menit ke-50 lewat Alex Sandro dimana
tendangannya gagal dihentikan dengan sempurna oleh Samir Handanovic.
Juventus
bisa kembalikan keadaan menjadi 2-1 lewat Dusan Vlahovic dimenit ke-52, berawal
dari serangan balik, Vlahovic yang menerima umpan dari Dyabala yang masuk ke
areal kotak penalty, tendangan pertama di blok oleh Handanovic, namun Vlahovic
coba kembali peruntungannya dan berbuah menjadi gol.
Asik
menyerang, membuat Juventus harus kembali menerima kenyataan akibat pelanggaran
Leonardo Bonucci terhadap Lautaro Martinez di area kotak penalty, wasit pun
menunjukkan titik putih berdasarkan hasil VAR pada menit ke-78
Hakan
Calhanoglu yang maju sebagai eksekutor sukses jalankan tugasnya dengan
tempatkan bola ke pojok kanan atas gawang Juve yang dikawal oleh Mattia Perin,
2-2 untuk kedua kesebelasan hingga babak kedua usai dan dilanjutkan ke babak
tambahan,
Inter
mendapatkan penalty keduanya pada menit ke-97 setelah De Vrij dijatuhkan oleh
De Ligt, wasit sempat melihat VAR dan putuskan penalty untuk Il Biscione.
Ivan
Perisic yang maju sebagai eksekutor berhasil menjalankan tugasnya dengan
tempatkan bola ke pojok kiri atas gawang dan mengecoh Mattia Perin
Pemain
timnas Kroasia ini menjadi pahlawan Inter di Final Coppa Italia setelah golnya
pada menit ke-102 setelah menerima umpan dari Federico Dimarco yang kemudian
lepaskan tendangan kaki kiri dan bola mengarah ke pojok kanan atas dan tidak
bisa dijangkau oleh Perin.
Hasil
2-4 menjadi kemenangan Inter dan menjadi trophy pertama mereka sejak musim 2010/11
saat treble winner.
Pertama-tama
ndut harus akui dan ucapkan selamat kepada Inter serta pendukungnya di seluruh
dunia atas kemenangan dan juaranya semoga dapat sukses di musim mendatang,
siapa tahu treble winner walaupun Serie A masih belum ada penentuan juara
dengan rival satu kota, Milan.
Ini
menjadi musim terburuk bagi Juventus mungkin sepanjang berdirinya klub, sudah
di Seria A di peringkat keempat, Liga Champion tersisih dari Villarreal dan
sekarang Coppa dari Inter.
Kita
tahu ini semua tidak lepas dari performa jeleknya klub di bawah asuhan Max
Allegri di awal musim yang selalu tidak konsisten walaupun dalam beberapa pekan
lalu sudah menemui jalan keluarnya namun tidak juga berhasil tembus dua besar
bahkan juara.
Ndut
setuju dengan tifosi Juventini dan Juve dona yang mengingkan evaluasi dan
meminta pertanggung jawaban dari Max Allegri selama satu musim ini, kalao perlu
ganti pelatih tapi apakah itu bisa menjami Juve akan menjalani musim depan
berbeda dari musim ini, belum tentu juga tapi ndut sih serahkan kepada
managemen klub saja seperti mister Pavel Nedved yang punya keputusan.
Ndut
sich berharap ada kemajuan dari segi materi pemain di musim depan dalam menatap
Champion, yang sudah lama tidak di raih terakhir raih tahun 1997 dan tentunya
pelatih yang punya visi yang sama dengan Juventus walaupun konsep taktiknya
mungkin sangat miskin tapi bisa bawa perubahan bagi Si Nyonya Tua.
Kita
nantikan saja bagaimana kelanjutan Juventus di masa mendatang apakah masih
bersama dengan Allegri yang miskin prestasi selama musim ini atau berganti
pelatih dan menjadikan Juventus kembali kepada masa jayanya, kita lihat saja
nanti..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar