Kamis, 12 Mei 2022

Coppa Italia : Juventus Kalah Dramatis

istimewa
12522, 04:35 – Klub kebanggaan ndut selain Liverpool, Juventus harus menerima kenyataan bahwa musim ini tidak mendapatkan prestasi apa-apa bahkan sekelas Coppa Italia pun hanya sebagai pecundang a.k.a. runner up

Pertandingan melawan Inter dalam tajuk final Coppa Italia yang berlangsung di Stadion Olimpico, Roma ini, Juventus tertinggal lebih dulu pada menit ke-6 lewat sepakan keras dari luar kotak penalty yang dilesakkan oleh Nicolo Barella, 0-1 untuk Inter.

Juventus pun mempunyai beberapa peluang diantaranya, Juan Cuadrado yang lepaskan umpan terobosan kepada Paulo Dybala di areal kotak penalty, Dyabala lepaskan tendangan ke arah gawang namun masih bisa diantisipasi oleh Kiper Inter Samir Handanovic.

Lalu ada Dybala yang sodorkan bola kepada Vlahovic yang ada di sisi kiri pertahanan Inter, dan lepaskan tendangan yang memaksa Handanovic lakukan penyelamatan.

Ketika sepak pojok pun, peluang coba dihasilkan seperti Cuadrado kirim  bola ke areal kotak penalty, Adrien Rabiot teruskan dengan sundulan namun sayang masih melambung di atas gawang.

Giliran Federico Bernardeschi yang coba peruntungannya, lepaskan umpan silang dari sisi kiri pertahanan Inter, Mathijs de Ligt menyambutnya dengan sundulan namun bola masih bisa ditepis oleh Handanovic.

Juventus akhirnya bisa mengimbangi permainan pada menit ke-50 lewat Alex Sandro dimana tendangannya gagal dihentikan dengan sempurna oleh Samir Handanovic.

Juventus bisa kembalikan keadaan menjadi 2-1 lewat Dusan Vlahovic dimenit ke-52, berawal dari serangan balik, Vlahovic yang menerima umpan dari Dyabala yang masuk ke areal kotak penalty, tendangan pertama di blok oleh Handanovic, namun Vlahovic coba kembali peruntungannya dan berbuah menjadi gol.

Asik menyerang, membuat Juventus harus kembali menerima kenyataan akibat pelanggaran Leonardo Bonucci terhadap Lautaro Martinez di area kotak penalty, wasit pun menunjukkan titik putih berdasarkan hasil VAR pada menit ke-78

Hakan Calhanoglu yang maju sebagai eksekutor sukses jalankan tugasnya dengan tempatkan bola ke pojok kanan atas gawang Juve yang dikawal oleh Mattia Perin, 2-2 untuk kedua kesebelasan hingga babak kedua usai dan dilanjutkan ke babak tambahan,

Inter mendapatkan penalty keduanya pada menit ke-97 setelah De Vrij dijatuhkan oleh De Ligt, wasit sempat melihat VAR dan putuskan penalty untuk Il Biscione.

Ivan Perisic yang maju sebagai eksekutor berhasil menjalankan tugasnya dengan tempatkan bola ke pojok kiri atas gawang dan mengecoh Mattia Perin

Pemain timnas Kroasia ini menjadi pahlawan Inter di Final Coppa Italia setelah golnya pada menit ke-102 setelah menerima umpan dari Federico Dimarco yang kemudian lepaskan tendangan kaki kiri dan bola mengarah ke pojok kanan atas dan tidak bisa dijangkau oleh Perin.

Hasil 2-4 menjadi kemenangan Inter dan menjadi trophy pertama mereka sejak musim 2010/11 saat treble winner.

Pertama-tama ndut harus akui dan ucapkan selamat kepada Inter serta pendukungnya di seluruh dunia atas kemenangan dan juaranya semoga dapat sukses di musim mendatang, siapa tahu treble winner walaupun Serie A masih belum ada penentuan juara dengan rival satu kota, Milan.

Ini menjadi musim terburuk bagi Juventus mungkin sepanjang berdirinya klub, sudah di Seria A di peringkat keempat, Liga Champion tersisih dari Villarreal dan sekarang Coppa dari Inter.

Kita tahu ini semua tidak lepas dari performa jeleknya klub di bawah asuhan Max Allegri di awal musim yang selalu tidak konsisten walaupun dalam beberapa pekan lalu sudah menemui jalan keluarnya namun tidak juga berhasil tembus dua besar bahkan juara.

Ndut setuju dengan tifosi Juventini dan Juve dona yang mengingkan evaluasi dan meminta pertanggung jawaban dari Max Allegri selama satu musim ini, kalao perlu ganti pelatih tapi apakah itu bisa menjami Juve akan menjalani musim depan berbeda dari musim ini, belum tentu juga tapi ndut sih serahkan kepada managemen klub saja seperti mister Pavel Nedved yang punya keputusan.

Ndut sich berharap ada kemajuan dari segi materi pemain di musim depan dalam menatap Champion, yang sudah lama tidak di raih terakhir raih tahun 1997 dan tentunya pelatih yang punya visi yang sama dengan Juventus walaupun konsep taktiknya mungkin sangat miskin tapi bisa bawa perubahan bagi Si Nyonya Tua.

Kita nantikan saja bagaimana kelanjutan Juventus di masa mendatang apakah masih bersama dengan Allegri yang miskin prestasi selama musim ini atau berganti pelatih dan menjadikan Juventus kembali kepada masa jayanya, kita lihat saja nanti..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar