9920, 14.00 –- Dunia Pers Indonesia kehilangan sosok guru, pembina dan ayah yang pada hari ini harus menghadap sang ilahi.
Adalah
Jacob Oetama, pendiri Harian Kompas hari ini pukul13,05 wafat karena sakit
namun tidak diketahui sakit apa yang diidapnya, dalam usia jelang 89 tahun di
Rumkit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta Utara
Mengawali
karir sebagai Guru SMP Mardi Yuwana, Cipanas pada 1952 dan SMP Van Lith Jakarta
pada 1953, dirinya bersama Petrus Kanisius (PK) Ojong dirikan Intisari tahun
1963 dan Kompas pada 1965 yang berkembang sampai hari ini.
Sosok
Pak Jo sapaan akrabnya dari akronim namanya sangat dikagumi sifatnya yang
Nguwongke atau menyapa orang sebagai manusia apapun latar belakangnya terlebih
bila bicara jurnalisme dan jurnalis.
Ndut
yang selalu baca Kompas, ini bisa lihat bagaimana perwujudan dari visi-misi Pak
Jo dalam membangun Indonesia dimana jurnalisme itu harus sederhana jangan
neko-neko lebih kepada bobot dan isi berita bukan berita bunga-bunga yang tidak
jelas.
Ndut
cukup kaget bisa membaca rincian penghargaan dari penerima medali bintang
Mahaputera Kelas III (Bintang utama ) dari negara sebagai insan pers dan
anggota MPR tahun 1973, pernah dapat penghargaan dari kantor media ndut pada
2010 sementara ndut baru gabung pada 2011.
Kabarnya
jenazah Pak Jo akan disemayamkan di lobi Kompas-Gramedia sebelum diadakan misa
keluarga yang akan dilayani oleh Kardinal/Uskup Agung Mgr Suharyo dikediamannya
Kawasan Sriwijaya, Kebayoran.
Pemakaman
dilakukan secara militer setelah keluarga serahkan kepada negara diwakili oleh
Ketua MPR, Bambang Soesatyo dan Inspektur Upacara dipimpin oleh mantan Wakil
Presiden 2004/09-2014/19, Jusuf Kalla.
Pak
Jo sugeng tindak, ilmu dan bimbingan mu terkait Pers dan jurnalisme akan kami
kenang dan teruskan perjuanganmu, selamat menempuh hidup baru bersama sang
pecipta dan keluarga diberikan kekuatan dan ketabahan terutama keluarga besar
Kompas-Gramedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar