Jumat, 15 Maret 2024

Kemlu RI Jawab Klaim Rusia Soal WNI yang Menjadi Tentara Bayaran di Perang Rusia Ukraina

15324, 15:30 – Akhirnya Kementerian Luar Negeri RI buka atas klaim Rusia dimana ada 4 dari 10 WNI yanga menjadi tentara bayaran Ukraina dan tewas ketika perang Februari 2022.

Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhamamad Iqbal kepada para pewarta mengatakan bahwa hal tersebut perlu didalami lebih lanjut lagi.

Dubes Lalu Muhammad Iqbal menambahkan bahwa data data yang diungkapkan perlu ditanyakan kembali kepada pihak Rusia seperti Kedutaan Besar mereka di Jakarta.

Sebagaimana diberitakan oleh BBC Indonesia, Kementerian Pertahanan Rusia merilis data jumlah tentara bayaran asing yang berperang untuk Ukraina sejak Februari 2022 lalu, pada hari ini, salah satunya adalah warga negara Indonesia.

Dalam data tersebut disebutkan ada sekitar 13,387 tentara bayaran bertolak ke Kyiv untuk bertempur, dari jumlah tersebut setidaknya 5,962 di antara mereka dikonfirmasi tewas terbunuh.

Rusian klaim Polandia negara dengan jumlah tentara bayaran terbesar yaitu 2.960 orang namun lebih dari 1.497 orang tewas di pertempuran.

Sementara negara adi kuasa, Amerika Serikat negara pengirim prajurit asing terbesar kedua ada sekitar 1.113 orang dan 491 orang diantaranya tewas hal ini menurut perkiraan pihak Rusia sebagaimana dilaporkan oleh Russia Today.

Dalam data yang juga dirilis oleh Kedubes Rusia di Jakarta ada sekitar 10 warga negara Indonesia ikut bagian dalam perang Rusia Ukraina namun 4 diantaranya tewas dihabisi oleh Rusia.

Sementara itu Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin meminta para pewarta untuk bertanya kepada Kedubes Rusia soal fakta dan bukti dari data tersebut.

Vasyl juga menyebut orang Rusia membuka mulutnya hanya untuk melintarkan kebohongan yang terjadi.

Kita lihat saja bagaimana perkembangan dari situasi yang terjadi di Rusia Ukraina termasuk nasib sisa dari WNI yang masih hidup dalam peperangan dua negara ini. ***

Australia Ikuti Jejak 8 Negara yang Kembali Biayai UNRWA

15324, 12:15 – Usai Kanada dan Swedia serta 6 negara lainnya yang akan melanjutkan pendanaan untuk UNRWA kini giliran Australia mengikuti delapan negara tersebut.

Australia pada Jumat 15 Maret 2024, akan melanjutkan pendanaan untuk UNRWA usai menyelidiki klaim dari Israel terhadap beberapa staf badan PBB tersebut terkat dengan serangan Hamas pada 7 Oktoberi 2023 lalu.

Dimana Israel menuduh 12 pegawai UNRWA bekerja sama dengan kelompok Hamas yang membuat 15 negara termasuk Kanada, Jepang, Amerika Serikat dan Australia menarik diri pendanaan UNRWA pada awal tahun ini.

Bahkan mereka memangkas dananya hingga sekitara USD450 juta, menurut Menlu Australia Penny Wong pada Jumat 15 Maret 2024 mengatakan sifat dari tuduhan tersebut membutuhkan tanggapan yang segera dan tepat.

Menurut mantan menteri perubahan iklim era Kevin Rudd ini saran terbaik yang tersedia adalah dari lembaga dan pengara pemerintah Australia bahwa UNRWA bukanlah organisasi teroris.

Seperti diberitakan bahwa pemerintah Kanada dan Swedia telah lebih dulu umumkan bahwa mereka akan lanjutkan pendanaan untuk UNRWA pada awal bulan ini yang menjadi kecaman bagi para pejabat Israel.

Perempuan bernama lengkap Penelope Ying Yen Wong ini bahwa Australia akan melanjutkan kontribusinya sebesar USD4 juta yang terhenti usai badan bantuan tersebut setuju untuk lakukan pengamanan tambahan.

Seperti diketahui, serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel Selatan akibatnya sekiata 1.160 jiwa yang didominasi oleh warga sipil berdasarkan angka resmi dari Israel.

Namun serangan Israel tewaskan jauh lebih banyak setidaknya 31.341 orang di Gaza dimana perempuan dan anak anak menjadi korban, berdasarkan keterangan dari Kementerian Kesehatan Gaza. ***