Senin, 11 Maret 2024

Ukraina Tolak Seruan Paus Fransiskus Soal Bendera Putih

10324, 22:10 – Ukraina pada hari ini Minggu 10 Maret 2024 malam waktu Kyiv mengecam seruan dari Paus Fransiskus dalam sebuah wawancara untuk berunding dengan Rusia.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba dalam media sosial pribadinya. Dengan mengatakan bahwa dengan bendera Kuning dan Biru mereka hidup, mati dan menang tidak akan mengibarkan bendera lain.

“Bendera kami adalah kuning dan biru. Ini adalah bendera dimana kami hidup, mati dan menang. Kami tidak akan pernah mengibarkan bendera lain,”kata Menlu Ukraina Dmytro Kuleba.

Seperti diketahui dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Sabtu 9 Maret 2024 dimana Paus Fransiskus mengatakan bahwa Kyiv harus memiliki keberanian untuk mengibarkan bendera putih atau berunding dengan Rusia.

Ketika berperang dengan Rusia, Ukraina telah bersumpah untuk tidak menyerahkan wilayahnya. Menlu Kuleba pun meminta Paus untuk berdiri di pihak yang baik dan tidak menempatkan pihak yang berlawanan pada posisi yang sama dengan menyebutknya sebagai negosiasi.

Menlu Kuleba pun merujuk pada beberapa gereja Katolik yang berkolaborasi dengan para pasukan Adolf Hitler selama Perang Dunia ke 2.

Walau begitu, Menlu Kuleba juga berterima kasih kepada Paus asal Argentina ini atas doa doanya yang terus menerus untuk perdamaian dan mengatakan bahwa Kyiv berharap Paus akan berkunjung ke Kyiv.

Hal serupa juga dikatakan oleh Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menolak dengan marah seruan Paus Fransiskus untuk bernegosiasi dengan Rusia usai invasi selama 2 tahun lamanya.

Dengan bersumpah tidak akan menyerah setelah Paus mengatakan Kyiv seharusnya memiliki keberanian untuk mengibarkan bendera putih dimana Zelenkyy menyebut seruan Paus sebagai mediasi vitual jarak jauh.

Hal ini disampaikan melalui pidato video rutin yang disiarkan pada Minggu 10 Maret 2023 malam, tidak menunjuk langsung pada Paus Fransiskus atau pernyataannya namun mengatakan bahwa yang dikatakan Paus tidak ada kaitan dengan tokoh agama di Ukraina untuk membantu negara tersebut.

“Ketika Rusia yang jahat memulai perang ini pada 24 Februari, seluruh warga Ukraina berdiri untuk mempertahankan diri. Semua umat Kristen, Islam, Yahudi, semuanya. Saya berterima kasih kepada setiap pendeta Ukraina yang bersama-sama tentara di dalam pasukan pertahanan, di garis depan, membela kehidupan dan kemanusiaan,” kata Zelenskyy sebagaimana dilansir dari VOAIndonesia. ***

Terkait Rusia Ukraina, Paus Fransiskus Serukan Bendera Putih

11324, 06:25 – Pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus kembali bicara mengenai perang Rusia Ukraina dengan menekankan negara yang paling kuar yakni memilikir rakyatnya dan memiliki keberanian untuk kibarkan bendera putih.

Seruan ini disampaikan Paus ketika ditanya lembaga penyiaran Swiss RTS tentang perdebatan di Ukraina mengenai apakah akan menyerah pada invasi Rusia sebagaimana dilansir dari AFP pada Minggu 10 Maret 2024 dengan menyingung bendera putih dan negosiasi.

"Saya percaya bahwa yang terkuat adalah mereka yang melihat situasi, memikirkan rakyatnya, dan memiliki keberanian untuk mengibarkan bendera putih dan bernegosiasi," kata Paus Fransiskus dalam wawancara.

"Namun menurut saya, (pihak) yang paling kuat adalah pihak yang mempertimbangkan situasi, memikirkan kepentingan rakyat, dan memiliki keberanian menggunakan bendera putih dalam bernegosiasi," kata Paus, sambil menambahkan bahwa pembicaraan sebaiknya dilakukan dengan dukungan kekuatan internasional.

“Kata bernegosiasi adalah kata yang berani. Ketika Anda melihat bahwa Anda dikalahkan, bahwa segala sesuatunya tidak berjalan baik, Anda harus berani bernegosiasi,” kata Paus.

Vatican sendiri dalam rilisan mereka terkait video yang beredar mengatakan bahwa wawancara dengan RTS tersebut dilakukan pada awal Februari dimana Paus menilai negosiasi merupakan langkah berani ketika sudah dikalahkah.

Sementara itu Juru Bicara yang juga Direktur Komunikasi Vatikan Matteo Bruni jelaskan bahwa Paus menggunakan diksi bendera putih ketika membahas perang Rusia Ukraina.

Bruni menggunakan istilah bendera putih yang dimaksud agar menekankan agar perang segera dihentikan.

"Untuk menunjukkan penghentian permusuhan, gencatan senjata yang dicapai dengan keberanian negosiasi," kata Bruni dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh Vatican News.

Matteo Bruni juga ulangi seruan Paus untuk Solusi diplomatic dalam mencari perdamaian yang adil dan abadi di wilayah yang disebut Paus asal Argentina ini.

Selain perang Rusia Ukraiana, pewawancara pun menanyai soal pendapat Paus Fransiskus mengenai perang Hamas Israel, Paus pun mengatakan dengan menyalahkan kedua belah pihak

"Perang terjadi oleh dua pihak, bukan hanya satu pihak. Yang tidak bertanggung jawab adalah dua pihak yang berperang," katanya kepada stasiun televisi tersebut.

Paus Fransiskus dalam beberapa kali serukan perdamaian di tengah konflik yang terjadi di belahan dunia, seperti pada pesan Natal tahun lalu dimana Paus Fransiskus ini berbicara soal perang di Gaza.

Paus menyebutkan anak anak yang meninggal akibat perang, termasuk di Gaza adalah ‘Yesus kecil hari ini’ dan serangan Israel di sana menuai hasil ‘panen yang mengerikan’ berupa korban warga sipil yang tidak berdosa.

Dalam pesan Natal Urbi et Obi atau untuk kota kota dan dunia Paus sebutkan serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober sebagai yang sangat mengerikan dan kembalinya minta dibebaskannya sekitar 100 sandera yang masih ditahan di Gaza.

Selain menyerukan berakhirnya berbagai konflik di dunia baik politik, sosial maupun militer, termasuk di Yaman,  Syria, Lebanon, Armenia, Azerbaijan, Ukraina dan Paus juga membela hak para migran di seluruh dunia.

Sejauh ini belum ada tanggapan dari pihak Ukraina mengenai wawancara dan seruan yang dilakukan oleh Paus Fransiskus. ***