10324, 22:10 – Ukraina pada hari ini Minggu 10 Maret 2024 malam waktu Kyiv mengecam seruan dari Paus Fransiskus dalam sebuah wawancara untuk berunding dengan Rusia.
Hal
ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba dalam media
sosial pribadinya. Dengan mengatakan bahwa dengan bendera Kuning dan Biru
mereka hidup, mati dan menang tidak akan mengibarkan bendera lain.
“Bendera
kami adalah kuning dan biru. Ini adalah bendera dimana kami hidup, mati dan
menang. Kami tidak akan pernah mengibarkan bendera lain,”kata Menlu Ukraina
Dmytro Kuleba.
Seperti
diketahui dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Sabtu 9 Maret 2024
dimana Paus Fransiskus mengatakan bahwa Kyiv harus memiliki keberanian untuk
mengibarkan bendera putih atau berunding dengan Rusia.
Ketika
berperang dengan Rusia, Ukraina telah bersumpah untuk tidak menyerahkan
wilayahnya. Menlu Kuleba pun meminta Paus untuk berdiri di pihak yang baik dan
tidak menempatkan pihak yang berlawanan pada posisi yang sama dengan
menyebutknya sebagai negosiasi.
Menlu
Kuleba pun merujuk pada beberapa gereja Katolik yang berkolaborasi dengan para
pasukan Adolf Hitler selama Perang Dunia ke 2.
Walau
begitu, Menlu Kuleba juga berterima kasih kepada Paus asal Argentina ini atas
doa doanya yang terus menerus untuk perdamaian dan mengatakan bahwa Kyiv
berharap Paus akan berkunjung ke Kyiv.
Hal
serupa juga dikatakan oleh Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menolak dengan
marah seruan Paus Fransiskus untuk bernegosiasi dengan Rusia usai invasi selama
2 tahun lamanya.
Dengan
bersumpah tidak akan menyerah setelah Paus mengatakan Kyiv seharusnya memiliki
keberanian untuk mengibarkan bendera putih dimana Zelenkyy menyebut seruan Paus
sebagai mediasi vitual jarak jauh.
Hal
ini disampaikan melalui pidato video rutin yang disiarkan pada Minggu 10 Maret
2023 malam, tidak menunjuk langsung pada Paus Fransiskus atau pernyataannya
namun mengatakan bahwa yang dikatakan Paus tidak ada kaitan dengan tokoh agama
di Ukraina untuk membantu negara tersebut.
“Ketika
Rusia yang jahat memulai perang ini pada 24 Februari, seluruh warga Ukraina
berdiri untuk mempertahankan diri. Semua umat Kristen, Islam, Yahudi, semuanya.
Saya berterima kasih kepada setiap pendeta Ukraina yang bersama-sama tentara di
dalam pasukan pertahanan, di garis depan, membela kehidupan dan kemanusiaan,” kata
Zelenskyy sebagaimana dilansir dari VOAIndonesia. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar