Jumat, 02 Februari 2024

Jika Pendanaan Dihentikan, UNRWA Terancam Berhenti Beroperasi pada Akhir Bulan Ini

2224, 08:45 – Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina atau UNRWA terancam berhenti beroperasi di Timur Tengah termasuk Gaza pada akhir bulan ini.

Hal ini terjadi jika pendanaan terhadap badan ini tidak dilanjutkan, sejumlah negara termasuk Amerika Serikat, Inggris dan Jerman telah hentikan sementara dana mereka kepada UNRWA.

Hal ini terjadi usai adanya tuduhan dari Israel dimana ada beberapa staf UNRWA terlibat dalam perang Hamas- Israel sejak 7 Oktober 2023 lalu.

"Jika pendanaan tetap ditangguhkan, kami kemungkinan harus menghentikan operasi kami pada akhir Februari." kata Komisioner Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini dalam akun media sosial resmi mereka di X (Twitter).

Saat ini, pendanaan ke badan PBB tersebut ditangguhkan sementara usai adanya tduhan dari Israel dimana ada beberapa staf UNRWA terlibat aksi penyerangan ke Israel yang dimulai pada 7 Oktober 2023 lalu.

Ketika tuduhan tersebut beredar dan perang masih berlanjut, saat ini masyarakat Palestina tersebut sangat berharap dan membutuhkan bantuan tersebut.

Seperti kita ketahui, Israel Lancarkan serangan balasan secara membabi buta usai kelompok Hamas melakukan agresi secara tiba tiba pada 7 Oktober 2023 dimana menewakan sekitar 1.200 orang dan 253 tersandera.

Agresi ini pun sebabkan banyak rumah dan infrastruktur sipil di Gaza hancur membuat mayoritas warga Palestina terutama di wilayah Gaza mengungsi.

Selain mengungsi, warga Gaza pun terancam kelaparan kerena minimnya pasokan makanan, minuman termasuk sarana air bersih, dan medis.

Badan PBB lainnya terus mendesak negara donor agar terus mendukung operasional UNRWA, salah satuny adalah Dirjen WHO dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Tedros peringatkan bahwa dengan menangguhkan dana akan menimbulkan konsekuensi bencana yang cukup besar bagi warga Gaza.

Israel telah lama serukan agar UNRWA dibubarkan dengan alasan bahwa misinya sudah ketinggalan zaman dan menumbuhkan sentiment anti Israel walau alasan itu telah dibantah oleh UNRWA.

Untuk diketahui, UNRWA adalah Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk pengungsi Palestina di Timur Tengah.

Berdiri pada 1949 dalam kesepakatan Majelis Umum PBB usai perang berdirinya Israel sebagai negara Yahudi dimana ketika itu 700 ribu lebih warga Palestina melarikan diri dan diusir dari kediaman mereka.

Lembaga ini pekerjakan 30 ribu warga Palestina untuk melayani kebutuhan sipil dan kemanusiaan lebih dari 5,9 juta keturunan tersebut di Jalur Gaza, Tepi Barat dan kamp besar di wilayah tersebut. ***

WHO Prihatin dengan Kondisi Gaza, Pasien Dibawa ke Rumah Sakit Pakai Gerobak Keledai

2224, 05:55 – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) miris dan prihatin dengan situasi krisis kesehatan yang terjadi di Jalur Gaza.

Menurut Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa Rumah Sakit Nasser yang berada di Selatan Gaza tetap memberikan pelayanan di tengah gempuran yang masih berlanjut.

"Rumah sakit beroperasi dengan satu ambulans. Gerobak keledai akhirnya digunakan untuk mengantarkan pasien," ucap Tedros sebagaimana dikutip dari edaran resmi WHO pada Kamis 2 Februari 2024.

"WHO terus menghadapi tantangan ekstrem dalam mendukung sistem kesehatan dan petugas kesehatan. Hingga hari ini, lebih dari 100 ribu warga Gaza meninggal, terluka, hilang, dan diperkirakan tewas," katanya.

Selain prihatin dengan kondisi rumah sakit di Jalur Gaza, Tedros Adhanom Ghebreyesus juga soroti ancaman kelaparan yang bisa saja dialami oleh warga Gaza.

Kondisi ini semakin buruk akibat perang yang tak kunjung usai dan terbatasnya akses bantuan kemanusiaan.

Tedros juga menambahkan bahwa situasi penangguhan bantuan kepada Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina atau UNRWA menjadi Palestina sebagai bencana besar.

"Tidak ada entitas lain yang memiliki kapasitas untuk memberikan skala dan luasnya bantuan yang sangat dibutuhkan oleh 2,2 juta orang di Gaza," katanya.

Seperti diketahui, bahwa Israel klaim bahwa anggota staf UNRWA terlibat dan membantu serangan Hamas terhadap Israel yang sudah berlangsung sejak 7 Oktober 2023 lalu.

PBB telah melakukan penyelidikan dan beberapa stafnya telah dipecat. Sementara itu Direktur Eksekutif WHO, Mike Ryan membantah hal tersebut.

"Kami bekerja sama dengan LSM tapi tidak berkolusi dengan siapapun. Ruang kemanusiaan sangat terbatas. Setiap aspek coba dilakukan oleh lembaga-lembaga dan LSM masih terbatas," kata Ryan.

"Kami terkendala dalam membawa bantuan melintasi perbatasan. Kami dibatasi dalam cari menyimpan dan mendistribusikannya. Banyak rencana distribusi yang ditolak atau dihalangi," katanya. ***