2224, 05:55 – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) miris dan prihatin dengan situasi krisis kesehatan yang terjadi di Jalur Gaza.
Menurut
Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa Rumah Sakit Nasser yang
berada di Selatan Gaza tetap memberikan pelayanan di tengah gempuran yang masih
berlanjut.
"Rumah
sakit beroperasi dengan satu ambulans. Gerobak keledai akhirnya digunakan untuk
mengantarkan pasien," ucap Tedros sebagaimana dikutip dari edaran resmi
WHO pada Kamis 2 Februari 2024.
"WHO
terus menghadapi tantangan ekstrem dalam mendukung sistem kesehatan dan petugas
kesehatan. Hingga hari ini, lebih dari 100 ribu warga Gaza meninggal, terluka,
hilang, dan diperkirakan tewas," katanya.
Selain
prihatin dengan kondisi rumah sakit di Jalur Gaza, Tedros Adhanom Ghebreyesus
juga soroti ancaman kelaparan yang bisa saja dialami oleh warga Gaza.
Kondisi
ini semakin buruk akibat perang yang tak kunjung usai dan terbatasnya akses
bantuan kemanusiaan.
Tedros
juga menambahkan bahwa situasi penangguhan bantuan kepada Badan Bantuan dan Pekerjaan
PBB untuk Pengungsi Palestina atau UNRWA menjadi Palestina sebagai bencana
besar.
"Tidak
ada entitas lain yang memiliki kapasitas untuk memberikan skala dan luasnya
bantuan yang sangat dibutuhkan oleh 2,2 juta orang di Gaza," katanya.
Seperti
diketahui, bahwa Israel klaim bahwa anggota staf UNRWA terlibat dan membantu
serangan Hamas terhadap Israel yang sudah berlangsung sejak 7 Oktober 2023
lalu.
PBB
telah melakukan penyelidikan dan beberapa stafnya telah dipecat. Sementara itu
Direktur Eksekutif WHO, Mike Ryan membantah hal tersebut.
"Kami
bekerja sama dengan LSM tapi tidak berkolusi dengan siapapun. Ruang kemanusiaan
sangat terbatas. Setiap aspek coba dilakukan oleh lembaga-lembaga dan LSM masih
terbatas," kata Ryan.
"Kami
terkendala dalam membawa bantuan melintasi perbatasan. Kami dibatasi dalam cari
menyimpan dan mendistribusikannya. Banyak rencana distribusi yang ditolak atau
dihalangi," katanya. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar