2224, 08:45 – Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina atau UNRWA terancam berhenti beroperasi di Timur Tengah termasuk Gaza pada akhir bulan ini.
Hal
ini terjadi jika pendanaan terhadap badan ini tidak dilanjutkan, sejumlah negara
termasuk Amerika Serikat, Inggris dan Jerman telah hentikan sementara dana
mereka kepada UNRWA.
Hal
ini terjadi usai adanya tuduhan dari Israel dimana ada beberapa staf UNRWA
terlibat dalam perang Hamas- Israel sejak 7 Oktober 2023 lalu.
"Jika
pendanaan tetap ditangguhkan, kami kemungkinan harus menghentikan operasi kami
pada akhir Februari." kata Komisioner Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini dalam
akun media sosial resmi mereka di X (Twitter).
Saat
ini, pendanaan ke badan PBB tersebut ditangguhkan sementara usai adanya tduhan
dari Israel dimana ada beberapa staf UNRWA terlibat aksi penyerangan ke Israel
yang dimulai pada 7 Oktober 2023 lalu.
Ketika
tuduhan tersebut beredar dan perang masih berlanjut, saat ini masyarakat
Palestina tersebut sangat berharap dan membutuhkan bantuan tersebut.
Seperti
kita ketahui, Israel Lancarkan serangan balasan secara membabi buta usai
kelompok Hamas melakukan agresi secara tiba tiba pada 7 Oktober 2023 dimana
menewakan sekitar 1.200 orang dan 253 tersandera.
Agresi
ini pun sebabkan banyak rumah dan infrastruktur sipil di Gaza hancur membuat mayoritas
warga Palestina terutama di wilayah Gaza mengungsi.
Selain
mengungsi, warga Gaza pun terancam kelaparan kerena minimnya pasokan makanan,
minuman termasuk sarana air bersih, dan medis.
Badan
PBB lainnya terus mendesak negara donor agar terus mendukung operasional UNRWA,
salah satuny adalah Dirjen WHO dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Tedros
peringatkan bahwa dengan menangguhkan dana akan menimbulkan konsekuensi bencana
yang cukup besar bagi warga Gaza.
Israel
telah lama serukan agar UNRWA dibubarkan dengan alasan bahwa misinya sudah ketinggalan
zaman dan menumbuhkan sentiment anti Israel walau alasan itu telah dibantah
oleh UNRWA.
Untuk
diketahui, UNRWA adalah Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk pengungsi
Palestina di Timur Tengah.
Berdiri
pada 1949 dalam kesepakatan Majelis Umum PBB usai perang berdirinya Israel
sebagai negara Yahudi dimana ketika itu 700 ribu lebih warga Palestina
melarikan diri dan diusir dari kediaman mereka.
Lembaga
ini pekerjakan 30 ribu warga Palestina untuk melayani kebutuhan sipil dan kemanusiaan
lebih dari 5,9 juta keturunan tersebut di Jalur Gaza, Tepi Barat dan kamp besar
di wilayah tersebut. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar