Sabtu, 11 Juni 2022

BA.4 dan BA.5

11622, 13:00 – Disaat laga pembukaan Piala Presiden 2022 antara Persis Solo kontra PS Sleman berakhir tanpa gol, jumlah pasien yang wafat hari ini berjumlah 3 orang.

Perhari ini pasien positif ada penambahan 574 pasien total 6,059,937 pasien, yang wafat bertambah 3 orang menjadi 156,641 orang, sedangkan yang sembuh bertambah 374 pasien menjadi 5,898,758 pasien.

Di tengah landainya covid19, Indonesia harus menerima kenyataan kedatangan subvariant omicron BA.4 dan BA.5 dan sudah ada empat kasus di Bali.

Menurut Jubir Kemkes, Muhammad Syahril sebagaimana ndut baca pada laman detikhealth katakan empat kasus seluruhnya sudah divaksin bahkan ada yang terima empat dosisi.

Satu orang dengan kasus BA.4, laki-laki, 27 tahun, kondisi klinis tidak bergejala dan sudah vaksin dua kali, sedangkan tiga pasien lainnya idap Subvarian omicron BA.5 merupakan perjalanan luar negeri delegasi yang lakukan perjalanan di Bali pada 23-28 Mei 2022 lalu.

Dua diantaranya tidak bergejala, namun satu pasien gejala ringat serta sakit tenggorokan dan pegal-pegal, Adapun gejala varian BA.4 dan BA.5 sama seeprti varian omicron lainnya seperti demam, batuk, hilang rasa atau bau, hanya ada gejala tidak umum seperti sakit tenggorokan, sakit kepala, diare, nyeri, ruam pada kaki atau perubahan warna jari tangan atau kaki serta iritasi pada mata.

Ndut tidak kaget dengan insiden ini, karena ndut melihat ini semua terjadi akibat abai akan protocol kesehatan terutama penggunaan masker ditambah sudah landainya angka covid19.

Tapi kita tahu dengan adanya kejadian ini berarti membuat anegara kita belum siap menuju endemic dan akan semakin ketat karena beberapa hari ini angka positif naik 31% ditambah menurunnya kesadaran warga akan protocol kesehatan.

Walaupun yang beredar belum ada indikasi sebabkan kesakitan yang lebih parah dibandingkan varian omicron lainnya.

Ndut sich berharap pemerintah segera antisipasi hal ini agar tidak semakin parah dengan tingkatkan pada pelacakan sampel acak dan awasi wilayah atau daerah yang berpotensi jadi sumber penyebaran.

Bagi masyarakat perketat lagi yuk protocol kesehatan terutama penggunaan masker dan yang belum booster agar segera lakukan bila sudah dapat undangannya, jangan ditunda atau jangan pilih vaksinnya, semua vaksin sama khususnya.

Kita nantikan langkah pemerintah dalam antisipasi dan varian ini, apakah akan ada ‘gas dan rem’ lagi ? kita tunggu saja.

Dan kepada dokter, perawat dan tenaga Kesehatan lainnya yang mengurusi pasien covid seperti supir ambulance, kalian luar biasa dan kalian adalah orang pilihan untuk kerja seperti ini, salute ! *hormat ala Jepang* #bloggerlawancovid19 #terserahIndonesia


Kamis, 09 Juni 2022

Masyarakat Batak di Jerman Rayakan 160 Tahun Kehadiran Jerman di Tanah Batak

Kemlu.go.id
9622, 19:30 – Masyarakat Batak di Jerman rayakan 70 tahun hubungan diplomatic RI-Jerman dan 160 tahun hubungan khusus masyarakat Jerman dan Batak.

Sebagaimana ndut baca pada laman Kemlu, Konsulat Jenderal RI Hamburg bekerja sama dengan organisasi masyarakat Batak di Jerman yaitu Masyarakat Nauli Indonesia a.k.a. MNI Hamburg dan Himaboni e.V selenggarkan Festival Batak yang dgelar di gereja St Vinzenz, Odebull, Nordstrand-Schleswing Holstein

Bersamaan dengan peringatan Hari Pentakosta, juga peringati 160 tahun kehadiran Jerman di Tanah Batak melalui peran misionaris Jerman Pendeta Ingwer Ludwig Nommensen (IL Nommensen) yang menyebarkan pertama kali agama Kristen Protestan di Tanah Batak.

Istimewanya lagi perayaan diadakan di kota kelahiran IG Nommensen di Oldenbüll, Nordstrand, sebelah Utara Jerman, tepatnya di negara bagian Schleswig Holstein.

Dalam Festival ini, ditampilkan berbagai lagu-lagu rohani berbahasa Batak yang merupakan lagu terjemahan dari bahasa Jerman yang diterjemahkan langsung oleh Pdt. IL Nommensen diiringi dengan tarian tor-tor khas Batak. Disamping itu, juga ditampilkan upacara pemberian Ulos dan salah satu Alkitab berbahasa Batak yang merupakan edisi terjemahan pertama oleh Pdt. IL Nommensen pada tahun 1890-an.

Ndut apresiasi dengan apa yang dilakukan oleh masyarakat Batak di Indonesia dalam menyambut kehadiran Nommensen di tanah batak yang sudah menginjak angka 160 tahun lamanya.

Kita tahu Nomensen dan Batak tidak akan pernah terpisahkan sampai kapan pun, karena itu memiliki ikatan sejarah yang sangat kuat, karena bila Nommensen tidak ada maka tidak akan agama Kristen dan HKBP sampai hari ini di tanah batak.

Ndut berharap kegiatan ini terus berlanjut dan berjalan harmonis hubungan antara masyarakat batak dengan masyarakat Jerman yang sudah lama terjalin, dan sekali-kali masyarakat Jerman bisa mengunjungi Tarutung, kota dimana Nommensen turunkan agama Kristen dan berkembang hingga saat ini.

Kita nantikan acara selanjutnya dari komunitas ini, demi terjalinya hubungan yang lebih harmonis tidak hanya kesukuan tetapi lebih kepada lintas budaya kedua negara.