9622,
19:30 – Masyarakat Batak di Jerman rayakan 70 tahun hubungan diplomatic
RI-Jerman dan 160 tahun hubungan khusus masyarakat Jerman dan Batak.
Kemlu.go.id
Sebagaimana
ndut baca pada laman Kemlu, Konsulat Jenderal RI Hamburg bekerja sama dengan
organisasi masyarakat Batak di Jerman yaitu Masyarakat Nauli Indonesia a.k.a.
MNI Hamburg dan Himaboni e.V selenggarkan Festival Batak yang dgelar di gereja
St Vinzenz, Odebull, Nordstrand-Schleswing Holstein
Bersamaan
dengan peringatan Hari Pentakosta, juga peringati 160 tahun kehadiran Jerman di
Tanah Batak melalui peran misionaris Jerman Pendeta Ingwer Ludwig Nommensen (IL
Nommensen) yang menyebarkan pertama kali agama Kristen Protestan di Tanah
Batak.
Istimewanya
lagi perayaan diadakan di kota kelahiran IG Nommensen di Oldenbüll, Nordstrand,
sebelah Utara Jerman, tepatnya di negara bagian Schleswig Holstein.
Dalam
Festival ini, ditampilkan berbagai lagu-lagu rohani berbahasa Batak yang
merupakan lagu terjemahan dari bahasa Jerman yang diterjemahkan langsung oleh
Pdt. IL Nommensen diiringi dengan tarian tor-tor khas Batak. Disamping itu,
juga ditampilkan upacara pemberian Ulos dan salah satu Alkitab berbahasa Batak
yang merupakan edisi terjemahan pertama oleh Pdt. IL Nommensen pada tahun
1890-an.
Ndut
apresiasi dengan apa yang dilakukan oleh masyarakat Batak di Indonesia dalam
menyambut kehadiran Nommensen di tanah batak yang sudah menginjak angka 160
tahun lamanya.
Kita
tahu Nomensen dan Batak tidak akan pernah terpisahkan sampai kapan pun, karena
itu memiliki ikatan sejarah yang sangat kuat, karena bila Nommensen tidak ada
maka tidak akan agama Kristen dan HKBP sampai hari ini di tanah batak.
Ndut
berharap kegiatan ini terus berlanjut dan berjalan harmonis hubungan antara masyarakat
batak dengan masyarakat Jerman yang sudah lama terjalin, dan sekali-kali
masyarakat Jerman bisa mengunjungi Tarutung, kota dimana Nommensen turunkan
agama Kristen dan berkembang hingga saat ini.
Kita
nantikan acara selanjutnya dari komunitas ini, demi terjalinya hubungan yang
lebih harmonis tidak hanya kesukuan tetapi lebih kepada lintas budaya kedua
negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar