Selasa, 12 Oktober 2021

Piala Uber 2020 : Indonesia Keook di Tangan Jepang

121021,   19.00  - Indonesia harus rela turun menjadi runner up grup A setelah kalah dari tim bulutangkis Jepang dalam ajang Piala Uber 2020 yang berlangsung di Ceres Arena, Aarhus, Denmark

Para pertandingan pertama, Indonesia menrunkan tunggal putera peringkat 22 dunia, Gregoria Mariska Tunjung yang berhadapan dengan Akane Yamguchi.

Gregoria harus akui permainan Akane dengan dua gim langsung tanpa perlawanan sama sekali dengan angka 7-21 dan 16-21 dalam tempo 31 menit saja.

Pada pertandingan kedua, Indonesia menurunkan ganda puteri Siti Fadia Silva Ramadhanti / Ribka Sugiarto yang akan berhadapan dengan ‘pasangan coba-coba’ Mayu Matsumoto / Nami Matsuyama.

Dalam pertandingan ini, Siti Fadia dan Ribka Sugiarto harus mengakui permainan dari Matsumoto dan Matsuyama dengan angka 14-21 dan 19-21 dalam tempo waktu lebih panjang daripada partai Gregoria-Akane yaitu 45 menit.

Indonesia tertinggal 0-2 dari Jepang, pada pertandingan ketiga, Indonesia menurunkan pemain tunggal puteri, Putri Kusuma Wardani yang bertemu dengan tunggal puteri Jepang, Sayaka Takahashi.

Walau sempat unggul jauh di awal pertandingan tetapi kemenangan tetap milik Sayaka Takahashi dengan angka 14-21 dan 19-21 dalam waktu 45 menit saja, dan 0-3 untuk Jepang atas Indonesia.

Indonesia mencoba peruntungan dalam memperkecil keadaan dengan menurunkan ganda puteri Nita Violina Marwah / Putri Syaikah melawan Yuki Fukushima / Arisa Higashino.

Namun apa daya, lagi-lagi Indonesia diajarkan main bulutangkis yang benar, Nita / Putri harus akui permainan Yuki / Arisa dengan dua gim langsung 21-9 dan 21-10 dalam waktu hanya 44 menit saja untuk kalahkan ganda Indonesia.

Pada pertandingan terakhir yang tidak menentukan namun demi jam terbang dan terbiasa dengan tournament, Indonesia menurunkan Ester Nurumi Tri Wardoyo berhadapan dengan Aya Ohori.

Lagi-lagi Indonesia harus akui permainan Jepang yang dinamis, dimana Ester harus kalah dua gim langsung dengan angka 14-21 dan 7-21 dalam waktu lebih bagus daripada Gregoria yaitu 35 menit saja..

Ndut yang menonton hanya bisa kesal sendiri melihat permainan Indonesia yang dapat dibaca oleh Jepang tanpa ada perlawanan sama sekali untuk bangkit atau mengejar ketinggalan.

Dan lebih geramnya lagi, saat kamera mengarahkan ke tribun penonton, para pemain kita seakan tidak ada penyesalan dan malu malah tertawa bercanda, padahal Indonesia sudah tertinggal, astaga…

Dan lagi-lagi kita hanya bisa jadi runner up, seperti di Sudirman cup kita runner up, apakah target dari PBSI di kualifikasi hanya ditargetkan untuk jadi runner up ? pastinya tidak tapi kenapa selalu runner up ?

Ndut berharap PBSI lakukan evaluasi besar-besaran kenapa kita selalu kalah, Sudirman Cup kita kalah dari Malaysia dan sekarang runner up lagi agar ke depannya tidak ada lagi kesalahan dan menjadi pemenang, runner up itu tidak lagi seperti pecundang !

Kita nantikan hasil perempat final apakah tim Uber kita bangkit dan berjuang mati-matian tidak seperti lawan Jepang, kalah telak atau memang nasib kita sebagai pecundang sejati, kita tunggu saja

Kabar Gembira, Sertifikat Vaksin Indonesia Diakui Serbia

 121021,  14:00  - Ini mungkin kabar gembira bagi kedua negara, dimana vaksinasi Indonesia diakui oleh Serbia.

Hal ini disampaikan Menlu Retno Marsudi dalam kunjungan ke Serbia dan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Serbia, Nikola Selakovic di Beograd, sebagaimana ndut baca pada kanal youtube MoFA Indonesia.

"Kerjasama vaksin, saya usulkan agar Indonesia dan Serbia mengakui sertifikat vaksin kedua negara sebagai langkah awal untuk membuka perbatasan dan mobilitas masyarakat kedua negara dengan hati-hati dan aman," ucap Retno

Tidak butuh lama, Menlu Nikola langsung berikan surat resmi mengenai kesiapan Serbia untuk mengadakan perjanjian saling pengakuan sertifikat vaksin kedua negara.

Sebagai informasi, Menlu Retno saat ini tengah menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Non-Blok (GNB) ke-60 di Beograd Serbia sebagai utusan khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam kunjungan kerjanya itu Retno melakukan pertemuan dengan Presiden Serbia Aleksandar Vučić.

Ndut yang mendengarkan penjelasan Menlu, cukup gembira lah ini menjadi pertanda bagus disaat pariwisata akan dibuka pada beberapa bulan kedepan.

Ndut berharap ini menjadi titik balik kedua negara disaat pandemic yang belum selesai dapat memperbaiki dari segi ekonomi dan pariwisata.

Kita nantikan pengaplikasian dari perjanjian menggembirakan ini bagi kedua negara agar semakin banyak turis yang masuk kedua negara.