121021, 19.00 - Indonesia harus rela turun menjadi runner up grup A setelah kalah dari tim bulutangkis Jepang dalam ajang Piala Uber 2020 yang berlangsung di Ceres Arena, Aarhus, Denmark
Para pertandingan pertama, Indonesia
menrunkan tunggal putera peringkat 22 dunia, Gregoria Mariska Tunjung yang
berhadapan dengan Akane Yamguchi.
Gregoria harus akui permainan Akane dengan
dua gim langsung tanpa perlawanan sama sekali dengan angka 7-21 dan 16-21 dalam
tempo 31 menit saja.
Pada pertandingan kedua, Indonesia
menurunkan ganda puteri Siti Fadia Silva Ramadhanti / Ribka Sugiarto yang akan
berhadapan dengan ‘pasangan coba-coba’ Mayu Matsumoto / Nami Matsuyama.
Dalam pertandingan ini, Siti Fadia dan Ribka
Sugiarto harus mengakui permainan dari Matsumoto dan Matsuyama dengan angka
14-21 dan 19-21 dalam tempo waktu lebih panjang daripada partai Gregoria-Akane
yaitu 45 menit.
Indonesia tertinggal 0-2 dari Jepang, pada
pertandingan ketiga, Indonesia menurunkan pemain tunggal puteri, Putri Kusuma
Wardani yang bertemu dengan tunggal puteri Jepang, Sayaka Takahashi.
Walau sempat unggul jauh di awal
pertandingan tetapi kemenangan tetap milik Sayaka Takahashi dengan angka 14-21
dan 19-21 dalam waktu 45 menit saja, dan 0-3 untuk Jepang atas Indonesia.
Indonesia mencoba peruntungan dalam
memperkecil keadaan dengan menurunkan ganda puteri Nita Violina Marwah / Putri
Syaikah melawan Yuki Fukushima / Arisa Higashino.
Namun apa daya, lagi-lagi Indonesia
diajarkan main bulutangkis yang benar, Nita / Putri harus akui permainan Yuki /
Arisa dengan dua gim langsung 21-9 dan 21-10 dalam waktu hanya 44 menit saja
untuk kalahkan ganda Indonesia.
Pada pertandingan terakhir yang tidak
menentukan namun demi jam terbang dan terbiasa dengan tournament, Indonesia
menurunkan Ester Nurumi Tri Wardoyo berhadapan dengan Aya Ohori.
Lagi-lagi Indonesia harus akui permainan Jepang
yang dinamis, dimana Ester harus kalah dua gim langsung dengan angka 14-21 dan
7-21 dalam waktu lebih bagus daripada Gregoria yaitu 35 menit saja..
Ndut yang menonton hanya bisa kesal sendiri
melihat permainan Indonesia yang dapat dibaca oleh Jepang tanpa ada perlawanan
sama sekali untuk bangkit atau mengejar ketinggalan.
Dan lebih geramnya lagi, saat kamera
mengarahkan ke tribun penonton, para pemain kita seakan tidak ada penyesalan
dan malu malah tertawa bercanda, padahal Indonesia sudah tertinggal, astaga…
Dan lagi-lagi kita hanya bisa jadi runner
up, seperti di Sudirman cup kita runner up, apakah target dari PBSI di
kualifikasi hanya ditargetkan untuk jadi runner up ? pastinya tidak tapi kenapa
selalu runner up ?
Ndut berharap PBSI lakukan evaluasi
besar-besaran kenapa kita selalu kalah, Sudirman Cup kita kalah dari Malaysia
dan sekarang runner up lagi agar ke depannya tidak ada lagi kesalahan dan
menjadi pemenang, runner up itu tidak lagi seperti pecundang !
Kita nantikan hasil perempat final apakah tim Uber kita bangkit dan berjuang mati-matian tidak seperti lawan Jepang, kalah telak atau memang nasib kita sebagai pecundang sejati, kita tunggu saja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar