Rabu, 01 September 2021

Badan PBB Pilih Bertahan di Kabul

 1921, 09.35  - Pasca keluar dan berakhirnya misi perang Amerika di Afghanistan membuat Badan PBB berjanji akan tetap berada di negara tersebut dan membantu jutaan orang yang telah menjadi pengungsi.

Sebagaimana ndut baca di laman VOA mengatakan PBB telah berbicara dengan Taliban dan kelompok lain selama beberapa dasawarsa menjangkau rakyat yang membutuhkan bantuan.

PBB sendiri bertujuan membantu 16 juta orang tahun ini, termasuk 3,5 juta yang terpaksa mengungsi karena konflik, namun tidak mungkin karena baru menerima 39 % dari permintaan bantuan kemanusiaan senilai USD1,3 miliar.

Badan PBB bidang Kesehatan, WHO berhasil kirim 12,5 ton pasokan medis ke bandara Mazar-i-Sharif di Afghanistan pada Senin (30/8) dan akan mengirim pasokan medis lain dari pusat logistic WHO di Dubai dan memberikan pelayanan.

Pelayanan yang diberikan WHO antara lain, imunisasi untuk anak, USG, perawatan setelah melahirkan dan persalinan bagi ibu hamil, perawatan bagi yang kekurangan gizi dan pusat perawatan Covid.

Ndut mengapreasiasi dengan apa yang dilakukan PBB yang memilih bertahan di Afghanistan untuk memberikan pelayanan kepada rakyat negeri tersebut ditengah situasi yang tidak menentu pasca dikuasai kembali negara itu oleh Taliban.

Kita tahu saat ini, Afghanistan belum memiliki pemerintahan baru pasca dikuasai kembali oleh Taliban tanpa pertumpahan darah dan memaksa tentara AS mengakhiri misi militer mereka selama dua puluh tahun lamanya.

Ndut berharap Taliban memberikan hak yang sama kepada kaum perempuan dan memfasilitasi dan setarakan perempuan dengan laki-laki dengan membiarkan perempuan punya sikapnya dan tidak boleh dibungkam termasuk anak-anak dalam peroleh Pendidikan dan gizi mereka.

Selain itu juga negara yang berbatasan dengan Afghanistan membuka pusat perbatasan agar jalur distribusi untuk negeri itu berjalan lancar termasuk pengungsi yang ingin keluar dari Kabul untuk hidup lebih sejahtera dan trauma dengan Taliban di masa lalu.

Kita nantikan perkembangan Afghanistan di tangan Taliban termasuk dalam mengurusi rakyatnya yang mungkin masih trauma dengan kekejaman Taliban di masa lalu demi negeri itu lebih sejahtera dan maju.

Gaya ‘Sultan’nya Bali Part 2

291220,  20.30wita  - ndut pun bisa merasakan aura suasana malam di Ubud dengan makan malam bersama.

Ndut dan keluarga memilih makan malam di Kakiang Bakery and Cake yang tidak jauh dari lokasi hotel tempat ndut menginap. Tempatnya sangat nyaman kebetulan saat itu sudah sangat sepi namun jalanan masih ramai.

Sesampainya di Kakiang, ndut mencoba pesan Chicken Anglia Anglo dengan minumnya khas dari resto ini yaitu Kakiang Tropical, rasanya mantap walaupun porsinya standar ditambah kesegaran dari minuman yang sangat enak sangat sejuk, menyegarkan sekali.

Ndut pun coba makanan penutup a.k.a. dessert yaitu Greentea Mille Crepes yang kabarnya bumbu Kakiang sendiri dengan resep dari ownernya yang asli warga Jepang, rasanya pas semua berasa baik greentea atau teksur crepesnya pas tidak tipis dan tidak tebal juga.

Kelar makan setelah bayar, ndut pun kembali ke hotel dengan menyusuri jalan sembari melihat jajaran café atau tempat usaha yang tutup karena waktunya dan juga efek pandemic walau masih ada yang buka namun paling banyak adalah ramainya pejalan kaki dan motor.

Hanya 1-2 café dan resto yang remain dengan lagu yang diputar tempat usaha itu atau counter minuman ringan macam boba atau eskrim yang penuh dengan anak muda atau bule membawa anaknya.

Padahal Ubud saat itu sudah menunjukkan pukul kurang lebih 21.55wita namun masih saja ramai ditambah lobby hotel yang ramai karena banyaknya wisatawan dalam negeri yang akan merayakan tahun baru.

Sesampainya di kamar, bersih-bersih sesuai dengan protocol Kesehatan, kemudian nonton tv sembari mendengarkan RRI Pro3 dari Jakarta sembari menunggu datangnya ngantuk dan pukul11.55wita putuskan untuk tidur.