9424, 21:00 – Selama perang bergejolak di Gaza, Israel memblokir lebih banyak konvoi yang membawa bantuan makanan daripada konvoi yang membawa bantuan jenis lain ke dalam Jalur Gaza.
Hal
ini disampaikan oleh Juru Bicara Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB atau
UNOCHA, Jens Laerke yang mengatakan dengan melihat data statistic dari bulan
Maret dimana jauh lebih sulit dapatkan izin untuk antarkan makanan daripada
bantuan lain di Jalur Gaza.
Menurut
Jens Laerke kepada pewarta mengatakan bahwa konvoi makanan yang seharusnya
melaju ke wilayah utara Gaza dimana 70 persen penduduknya terancam kelaparan
tiga kali lebih mungkin untuk ditolak Israel daripada konvoi kemanusiaan yang
membawa bantuan non makanan
Israel
sendiri telah hadapi tekanan internasional yang semakin meningkat untuk izinkan
lebih banyak bantuan masuk ke Gaza.
Namun
Israel menuduh bahwa masalah utama adalah distribusi bantuan PBB di Gaza,
dimana sebanyak 741 truk bantuan kemanusiaan telah diperiksa dan dipindahkan ke
Jalur Gaza selama dua hari terakhir.
Namun
faktanya ada 267 truk bantuan yang didistrubusikan oleh badan bantuan PBB di
dalam Gaza dimana dari jumlah tersebut 146 di antaranya membawa makanan
sebagaimana di katakan Kementerian Pertahanan Israel yan mengelola bantuan
COGAT di Twitter.
Namun
Laerke katakan bahwa perbandingan hal tersebut tidak ada artinya karena
sejumlah alasan
Dirinya
merujuk kepada truk truk yang diperiksa COAT biasanya hanyat terisi setengah
penuh dan itu adalah persyaratan yang mereka terapakan untuk tujuan
penyaringan.
Kemudian
truk tersebut di isi ulang dan mengisinya hingga penuh sebelum dipndahkan ke
gudang milik Israel.
Sebagaimana
dilansir dari AFP, dirinya juga tegaskan bahwa dari hari ke hari dan
membandingkan dengan tidak masuk akal karena tidak memperhatikan penundaan yang
terjadi di pergerakan lebih lanjut ke gudang.
Dirinya
merujuk pada penundaan yang terkait dengan jam buka titik penyebrangan dan
fakta di lapangan mengatakan bahwa Israel telah melarang pengemudi dan truk
Mesir berada di area yang sama dengan waktu yang sama dengan pengemudi dan truk
Palestina.
Yang
berarti tidak ada serah terima yang lancar pada umumnya sebagaimana dikatakan
Jens Laerke.
Diplomat
Denmark ini juga mengatakan bahwa masalah utama dari pendistribusian ini adalah
mendapatkan otoritasi dan jaminan bahwa hal distribusi bantuan dapat berjalan
tanpa ada hambatan sama sekali.
Sedangkan
Israel selalu keluhkan distribusi PBB, Laerke beberkan fakta dimana setengah
dari konvoi yang coba dikirim UNOCHA ke Utara Gaza dengan membawa makanan pada
Maret 2024 lalu ditolak oleh pihak berwenang Israel.
Laerke
tekanan bahwa kewajiban ada di pihak yang bertikai khususnya Israel sebagai
penguasa pendudukan Gaza untuk fasilitasi dan pastikan akses kemanusiaan tidak
berhenti di perbatasan agar bisa segera disaluarkan ke warga Palestina. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar