Rabu, 10 April 2024

Australia Pertimbangkan Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat

10424, 06:55 – Australia akan mempertimbangkan kembali pengakuan Palestina sebagai sebuah negara.

Hal ini disampaikan oleh Menlu Australia, Penny Wong ketika berbicara pada Australian National University pada Selasa 9 April 2024 sebagaimana dilansir dari ABC News.

Pernyataaan Menlu Penny Wong ini keluar usai Otoritas Nasional Palestina (PA) kembali meminta PBB untuk tinjau kembali permohonan mereka untuk menjadi anggota penuh di organisasi internasional tersebut.

Menlu Penny Wong katakan bahwa kegagalan pendekatan semua pihak selama dekade belakangan ini serta adanya penolakan pemerintahan Netanyahu untuk terlibat dalam masalah Palestina telah sebagakan frustasi yang meluas.

Dalam pidatonya, Wong mendukung komentar sejawatnya dari Inggris Menlu David Cameron yang katakan bahwa mengakui Palestina sebagai negara, termasuk di PBB akan membuat solusi dua negara tidak dapat diubah.

Solusi dua negara telah lama menjadi dasar dalam upaya mewujudkan perdamaian internasional untuk selesaikan konflik panjang Israel Palestina

Solusi dua negara akan libatkan pembentukan negara Palestina yang merdeka berdampingan dengan Israel.

Solusi duna negara ini diusulkan pada 1937 ketika itu Palestina berada di bawah mandat Inggris, proses menuju solusi dua negara ini telah terhambat selama satu dekade, bahkan jauh sebelum perang antara Israel dan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Menlu Wong katakan bahwa komunitas internasional sedang membahas pembentukan negara Palestina sebagai cara membangun momentum menuju solusi dua negara.

Selain Australia yang pertimbangkan untuk mengakui Palestina sebagai negara yaitu Spanyol negara Eropa Barat yang gencar mendorong pengakuan Palestina sebagai negara dan menjadi pendukung utama di Uni Eropa.

Dimana PM Spanyol Pedro Sanchez di agendakan bertemu dengan beberapa koleganya di Uni Eropa pada pekan depan untuk menggalang dukungan bagi pengakuan negara Palestina.

Menlu Wong menolak argument solusi dua negara dapat mendorong Hamas dan para pendukungnya untuk melancarkan serangan lebih lanjut terhadap warga sipil Israel, dirinya mengatakan bahwa keamanan Israel justru bergantung pada solusi dua negara.

Palestina sendiri bercita cita memiliki neara merdeka di wilayah Tepi Barat dan Yerusalem Timur dimana keduanya diduduki Israel sejak Perang Timur Tengah pada tahun 1967 serta Gaza.

Seperti diketahui, Israel pada Minggu 7 April 2024, resmikan penolakannya terhadap yang disebut pengakuan sepihak atas negara Palestina dan mengatakan bahwa perjanjian semacam itu harus dicapai melalui perundingan langsung.

Otoritas Palestina pada pekan lalu secara resmi meminta kepada DK PBB untuk pertimbakan kembali permohonan yang mereka ajukan pada 2011 untuk menjadi anggota penuh PBB yang ketika itu tidak pernah membuahkan hasil.

Presiden DK PBB telah merujuk permohonan terbaru tersebut ke komite penerimaan pada Senin 8 April 2024.

Palestina sendiri saat ini menjadi negara pengamat non anggota di PBB yang mana statusnya sama dengan Vatikan ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar