16324, 20:20 – Ini peringatan bagi dunia akan bahayanya kelaparan yang terjadi di Jalur Gaza dimana satu dari tiga anak di bawah 2 tahun alami kekurangan gizi akut.
Hal
ini disampaikan badan PBB untuk bantuan dan pengungsi Palestina, UNRWA dalam
sebuah unggahannya di akun resmi media sosial mereka.
“Kekuarangan
gizi pada anak anak menyebar dengan sangat cepat dan mencapi tingkat yang belum
pernah terjadi sebelumnya di Jalur Gaza,”tulis UNRWA.
Sudah
lebih dari lima bulan setelah serangan udara dan darat Israel di Jalur Gaza
yang dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu dimana sebagian besar
wilayah tersebut hancur dan 2,3 juta penduduknya mengungsi dan menghadapi
krisis kemanusiaan yang akut.
Sementara
itu sebagian besar Rumah Sakit rumah sakit di Gaza melaprokan bahwa sejumlah
anak meninggal karena kurangnya gizi dan dehidrasi.
Setidaknya
20 persen penduduk harus kekurangan pangan yang cukup parah dengan satu dari
tiga anak alami kekurangan gizi akut.
Serta
dua dari setiap 10.000 anak meninggal setiap harinya karena kelaparan atau
penyakit dan kekurangan gizi.
Negara
barat meminta Israel agar bebuat lebih banyak untuk izinkan masuknya bantuan
dan PBB katakan bahwa mereka hadapi hambatan besar termasuk penutupan
perbatasan.
Selain
itu itu adanya pembatasan pergerakan, pemeriksaan yang cukup sulit hingga
kerusuhan di Jalur Gaza.
Israel
sendiri mengatakan bahwa pihaknya tidak batasi bantuan kemanusiaan bagi warga
sipil di Jalur Gaza justru menyalahkan pengiriman bantuan karena ketidakmapuan
di antara badan badan PBB tersebut.
Sejauh
ini pengiriman bantuan melalui udara dan laut ke Gaza sudah dimulai namun
menurut lembaga bantuan mengatakan bahwa hal ini tidak bisa gantikan pengiriman
bantuan melalui daratan.
Pengirman
pertama ke Gaza yang dilakukan oleh World Central Kitchen dengan merintis rute
laut baru melalui negara Siprus tiba pada Kamis dan sudah diturunkan menurut
badan amal tersebut.
Seperti
diketahui, Israel menuduh UNRWA terlibat dengan Hamas dengan mengatakan bahwa staf
mereka ikut serta dalam serangan 7 Oktober dan serukan agar badan tersebut
ditutup.
Akibat
dari isu yang digelembungkan oleh Israel membuat beberapa donor besar hentikan
pendanaan seperti Jerman, Jepang dan Amerika Serikat.
Namun
UNRWA membantah tuduhan Israel dan mereka telah berhentikan 12 dari 13.00
stafnya di Gaza usai Israel menuduh mereka terlibat.
UNRWA
sendiri bersama badan pengawas PBB telah lakukan penyelidikan yang hingga saat
ini belum ada laporan mengenai hal tersebut.
Sementara
itu, Kepala Kemanusiaan Uni Eropa, Janez Leanrci pada Kamis 14 Maret 2024
mengatakan bahwa dirinya belum melihat dari Israel yang mendukung tuduhan
tersebut sebagaimana dilansir dari Reuters. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar