19324, 03:10 – Pasukan paramiliter Israel menangkap dan memukuli pewarta Al Jazeera Arab Ismail al Ghoul di Rumah Sakit Al Shifa di Kota Gaza.
Al
Ghoul berada di Rumah Sakit Al Shifa pada Senin pagi 18 Maret 2023 bersama kru
dan perwarta lainnya untuk meliput serangan tentara Israel ke rumah sakit
tersebut dimana warga sipil terjebak termasuk keluarga pengungsi, pasien dan
staff medis.
Para
saksi mata berkata kepada media bahwa repoter Al Jazeera diseret oleh pasukan
paramiliter Israel yang juga menghancurkan kendaraan media di fasilitas medis
tersebut.
Rumah
sakit Al Shifa adalah rumah sakit terbesar di Jalur Gaza telah berfungsi
sebagai titik kumpul para jurnalis untuk melaporkan perang Israel Hama selama
lebih dari lima bulan di wilayah Palestina.
Hami
Mahmoud dari Al Jazeera yang melaporkan dari Rafah mengatakan bahwa Al Ghoul
telah disiksa, dipukuli dan ditahan oleh militer Israel bersama kru lainnya.
Dengan
mengutip dari para saksi, Mahmoud mengatakan banyak warga Palestina yang
dipukuli dan dicaci maki bahkan diantaranya ditutup matanya dan tangan mereka
diikat ke belakang.
Setelah
itu mereka dimasukkan ke dalam truk militer Israel dan dibawa ke lokasi yang
sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya
Sementara
itu, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan bahwa pasukan Israel meluncurkan
rudal dan lepaskan tembakan ke salah satu gedung rumah sakit dengan membunuh
dan melukai warga Palestina dan sebagian halaman rumah sakit dibuldoser
Terkait
rumah sakit Al Shifa, mnenurut Mahmoud, pasukan paramiliter Israel juga
menangkap lebih dari 80 warga Palestina termasuk staf medis perempuan dan jurnalis
lainnya,
Alasan
Israel mengepung rumah sakit Al Shifa adalah dengan mengatakan bahwa Hamas
kelompok bersenjata Palestina yang memerintahkan Jalur Gaza telah ‘berkumpul
kembali’ di dalam Al Shifa dan menggunakan untuk memerintahkan serangan
terhadap Israel.
Sementara
itu, Mansour Shouman, jurnalis warga yang pernah melaporkan dari Rumah Sakit al
Shifa dan Nassser di Gaza Selatan menggambarkan bahwa rumah sakit tersebut
sebagai kota kecil bagi jurnalis yang berusaha menyampaikan berita ke dunia.
Terkait
pewartanya yang ditangkap oleh Israel membuat Al Jazeera menuntut pembebasan
segera terhadap al Ghoul dan jurnalis lainnya yang ditahan dalam sebuah pernyataan.
Media
dari Qatar ini mengatakan bahwa para tentara Israel bertanggung jawab penuh atas
keselamatan mereka.
“Jaringan
tersebut menekankan bahwa penargetan ini berfungsi sebagai taktik intimidasi
terhadap jurnalis untuk menghalangi mereka melaporkan kejahatan mengerikan yang
dilakukan oleh pasukan pendudukan terhadap warga sipil tak berdosa di Gaza,”
bunyi pernyataan tersebut.
Al
Jazeera mengatakan bahwa pernargetan al Ghoul adalah bagian dari serangakaian
seranga sistematis terhadap Al Jazerra temrasuk pembunuhan jurnalis veteran
mereka Shireen Abu Akleh, Samer Abu Daqqa dan Hama Hadhouh serta pengeboman
kantor mereka di Gaza.
Sedangkan
menurut Komite Perlindungan Jurnalis
(CPJ) dan Institut Pers Internasional (IPI) mereka mengutuk penangkapan al Ghoul
oleh pasukan paramiliter Israel.
Jodie
Ginsberg, CEO CPJ mengatakan kepada Al Jazeera mengatakan bahwa pewarta
memainkan peran penting dalam perang karena mereka adalah mata dan telinga yang
kita perlukan untuk mendokumentasikan apa yang terjadi.
Selain
itu Jodie Ginsberg juga mengatakan setiap pewarta yang terbunuh, tertangkap menguji
kemampuan kita untuk memahami apa yang terjadi di Gaza berkurang.
Bahkan
Jodie Ginsberg mengatakan bahwa konflik Israel Hamas adalah yang terburuk yang
pernah didokumentasikan oleh CPJ dan situasinya semakin memburuk.
Sedangkan
menurut Scott Griffen, wakil direktur IPI menyerukan pembebasan segera dan
informasi yang tepat tentang kesejahteraannya saat ini.
Penahanan
Al Ghoul menurut Scott Griffen menunjukkan risiko yang dihadapai oleh semua
jurnalis di Gaza usai Israel membunuh banyak jurnalis selama perang tanpa
pertanggung jawaban.
Hingga
Senin 18 Maret 2024,ada 95 jurnalis dan pekerja media yang mana mayoritas
adalah warga Palestina telah terbunuh sejak 7 Oktober 2023 dimulainya perang
antara Israel dengan Hamas sebagaimana rilis dari CPJ. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar