Rabu, 20 Maret 2024

Kemlu RI Benarkan Rencana Paus Fransiskus ke Indonesia

20324, 14:30 – Kemlu RI pada hari ini Rabu 20 Maret 2024 berikan klarifikasi mengenai pemberitaan rencana kunjungan kerja Paus Fransiskus ke Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh juru bicara Kemlu RI Lalu Muhammad Iqbal yang mengatakan bahwan pemimpin umat Katolik ini sudah mau ke Indonesia pada 2020 sayangnya batalkan dikarenakan pandemi Covid19.

Lalu Muhammad Iqbal juga mengatakan bahwa rencana tersebut tetap berjalan dan saat ini tengah membahas tanggal kunjungan yang baru dan berharap bisa terlaksana secepatnya.

Seperti yang beredar di media sosial dimana Paus ke 266 ini akan melakukan kunjungan ker Indonesia pada 2-6 September 2024.

Mantan menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Igantius Jonan digadang gadang akan memimpin proses kedatangan Paus ke Indonesia.

Mengenai kunjungan Paus asal Argentina ini pun dibenarkan oleh pihak Keuskupan Agung Indonesia Jakarta.

Paus Fransiskus yang bernama lengkap Jorge Borgoglio ini terpilih menjadi Paus pada 13 Maret 2013 gantikan Paus Benediktus XVI yang memilih mundur pada 28 Februari 2013.

Cardinal Jorge Borgoglio ini menggunakan nama Fransiskus atau Fransis sebagai nama kepausannya.

Paus Fransikus adalah paus pertama yang berasal dari kelompok Jesuit, dan juga orang Amerika Latin pertama dalam sejarah modern yang memimpin sekitar 1,2 miliar umat Katolik di dunia.

Paus Fransiskus diketahui memilih hidup kesederhaan dimana berbagai sumber mengatakan Paus Fransiskus adalah yang sangat rendah hari dengan memilih transportasi umum setiap harinya.

Selain itu, Paus Fransiskus memilih tinggal dalam apartemen daripada istana keuskupan serta jarang disopiri mobil limousine dan memasak makanan sendiri.

Ada beberapa Keputusan penting yang diambil selama menjadi pemimpin umat Katolik dunia adalah menyetujui pemberkataan bagi pasangan sesama jenis.

Ketika itu, Paus Fransiskus mengatakan bahwa orang orang di Gereja Katolik yang menolak Keputusan tersebut telah mengambul kesimpulan buruk karena mereka tidak memahaminya.

Pada 14 Januari 2024 dalam wawancara televisi dimana Paus Fransiskus menyampaikan komentar publik perdananya sejak deklarasi 18 Desember memicu perdebatan luas di Gereja dimana para uskup di beberapa negara khususnya Afrika melarang para iman menerapkan memberkati pasangan sesama jenis.

Vatikan sendiri memberikan klarifikasi bahwa pemberkatan tersebut tidak berarti persetujuan terhadap hubungan seks sesama jenis dan tidak boleh dilihat sebagai sesuatu yang setara dengan sakramen pernikahan bagi pasangan heteroseksual. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar