27224, 14:55 – Ramadan akan tiba sebentar lagi dimana ketika berbuka puasa identik dengan menu kurma.
Konsumsi
kurma saaat Ramadan membuat umat Islam biasanya maningkat dimana terlihat kurma
dari berbagai jenis dan merek terpajang di etalase toko atau minimarket.
Kurman
tanaman yang banyak tumbuh di wilayah gurun banyak berasal dari kawasan Timur
Tengah.
Timur
Tengah merupakan eksportir daripada kurma yang terbesar, tidak terkecuali
dengan Israel.
Israel
juga dikenal dengan produsen kurman Medjool terbesar di dunia dimana 50 persen
diantaranya diekspor ke Eropa dengan nilai ekspor nyaris menyentuh angka Rp 5
triliun.
Tetapi
setiap Ramadan selalu diikuti dengan kampanye boikot produk Israel dimana tidak
lepas dari kekejaman negara tersebut terhadap rakyat Palestina.
Beberapa
tahun terakhir, jumlah serangan terhadap rakyat Palestina yang meninggal telah
tembus diangka 29.000 orang per 24 Februari 2024.
Dimana
pasukan Israel secara brutal menyerang rakyat Palestina termasuk anak anak
wanita dan orangtua.
Sejak
pecahnya invasi Israel ke Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu, setidaknya lebih
dari 69,737 warga Palestina menderita luka luka.
Akibat
invasi tersebut membuat produk produk yang disinyalir terafiliasi dengan Israel
diboikot termasuk kurma.
Pada
kebanyakan kasus, banyak Perusahaan besar Israel eksploitasi tenaga kerja
Palestina serta tanah Palestina untuk pasarkan kurman tersebut secara internasional.
Sementara
rakyat Palestina yang menanam kurma tersebut dan tanahnya yang ditanami kurma
tidak diberi akses atas hasil dari kurma tersebut.
Menurut
American Muslim for Palestine a.k.a. AMP jelaskan bahwa terdapat 12 produk
kurma Israel yang sangat perlu diboikot sebegai dukungan terhadap pembebasan
Palestina.
Karena
menurut AMP, industrik kurma Israel dibangun atas dasar pencurian diman ada 40
persen produk kurma Israel ditanam di pemukiman ilegal yang dicuri dari tanah
milik rakyat Palestina.
Selain
itu produksi kurma Israel tergantung pada SDA yang dicuri pula seperti air yang
kadangkali dialihkan dari komunitas Palestina ke perkebunan kurma Israel.
Palestina
juga diklaim bahwa para pekerja yang terpaksa bekerja di pemukiman ilegal
karena ekonomi dengan menjalani segala kerja fisik sangat melelahkan dengan
upah yang sangat minim.
Kondisi
kerja yang cukup kejam juga dialami oleh anak anak yang diketahui dipekerjaan
secara ilegal di pemukaan Israel.
Dengan
kondisi ini menjadikan beberapa produk yang mendukung Israel dapatkan seruan
boikot dari berbagai negara salah
satunya yang bermayoritas muslim.
Dengan
cari boikot dapat rugikan perusahaan yang secara langsung terlibat dalam
produksi dan distribusi produk pro Israel serta mengancam lapangan pekerjaan
yang terkait dengan kegiatan ini.
Selain
itu berdampak pada pemasok bahan baku lokal dan jaringan distribusi mereka
selama ini.
Sebagaimana
dilaporkan Al Jazeera, AMP juga imbau masyarakat muslim untuk tidak membeli
produk kurma yang memiliki label seperti ‘Made in Israel’, Made in the West
Bank’ dan ‘Made in the Jordan Valley karena itulah produk dari Israel.
Produk
yang disebutkan di atas adalah ditanam dan dibuat dari tanah rampasan Israel
ditambah para industri kurma Israel sering gunakan label selain ‘Made in
Israel’ untuk kamuflase asal kurma tersebut.
Jadi,
jelang Ramadan agar bijak dan waspada dalam membeli dan mengonsumsi kurma bisa
jadi kurma yang anda konsumsi adalah produk Israel yang berasal dari tanah
rampasan warga Palestina. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar