Selasa, 27 Februari 2024

Jelang Ramadhan, Seruan Boikot Kurma Israel Menguat

27224, 14:55 – Ramadan akan tiba sebentar lagi dimana ketika berbuka puasa identik dengan menu kurma.

Konsumsi kurma saaat Ramadan membuat umat Islam biasanya maningkat dimana terlihat kurma dari berbagai jenis dan merek terpajang di etalase toko atau minimarket.

Kurman tanaman yang banyak tumbuh di wilayah gurun banyak berasal dari kawasan Timur Tengah.

Timur Tengah merupakan eksportir daripada kurma yang terbesar, tidak terkecuali dengan Israel.

Israel juga dikenal dengan produsen kurman Medjool terbesar di dunia dimana 50 persen diantaranya diekspor ke Eropa dengan nilai ekspor nyaris menyentuh angka Rp 5 triliun.

Tetapi setiap Ramadan selalu diikuti dengan kampanye boikot produk Israel dimana tidak lepas dari kekejaman negara tersebut terhadap rakyat Palestina.

Beberapa tahun terakhir, jumlah serangan terhadap rakyat Palestina yang meninggal telah tembus diangka 29.000 orang per 24 Februari 2024.

Dimana pasukan Israel secara brutal menyerang rakyat Palestina termasuk anak anak wanita dan orangtua.

Sejak pecahnya invasi Israel ke Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu, setidaknya lebih dari 69,737 warga Palestina menderita luka luka.

Akibat invasi tersebut membuat produk produk yang disinyalir terafiliasi dengan Israel diboikot termasuk kurma.

Pada kebanyakan kasus, banyak Perusahaan besar Israel eksploitasi tenaga kerja Palestina serta tanah Palestina untuk pasarkan kurman tersebut secara internasional.

Sementara rakyat Palestina yang menanam kurma tersebut dan tanahnya yang ditanami kurma tidak diberi akses atas hasil dari kurma tersebut.

Menurut American Muslim for Palestine a.k.a. AMP jelaskan bahwa terdapat 12 produk kurma Israel yang sangat perlu diboikot sebegai dukungan terhadap pembebasan Palestina.

Karena menurut AMP, industrik kurma Israel dibangun atas dasar pencurian diman ada 40 persen produk kurma Israel ditanam di pemukiman ilegal yang dicuri dari tanah milik rakyat Palestina.

Selain itu produksi kurma Israel tergantung pada SDA yang dicuri pula seperti air yang kadangkali dialihkan dari komunitas Palestina ke perkebunan kurma Israel.

Palestina juga diklaim bahwa para pekerja yang terpaksa bekerja di pemukiman ilegal karena ekonomi dengan menjalani segala kerja fisik sangat melelahkan dengan upah yang sangat minim.

Kondisi kerja yang cukup kejam juga dialami oleh anak anak yang diketahui dipekerjaan secara ilegal di pemukaan Israel.

Dengan kondisi ini menjadikan beberapa produk yang mendukung Israel dapatkan seruan boikot dari berbagai negara  salah satunya yang bermayoritas muslim.

Dengan cari boikot dapat rugikan perusahaan yang secara langsung terlibat dalam produksi dan distribusi produk pro Israel serta mengancam lapangan pekerjaan yang terkait dengan kegiatan ini.

Selain itu berdampak pada pemasok bahan baku lokal dan jaringan distribusi mereka selama ini.

Sebagaimana dilaporkan Al Jazeera, AMP juga imbau masyarakat muslim untuk tidak membeli produk kurma yang memiliki label seperti ‘Made in Israel’, Made in the West Bank’ dan ‘Made in the Jordan Valley karena itulah produk dari Israel.

Produk yang disebutkan di atas adalah ditanam dan dibuat dari tanah rampasan Israel ditambah para industri kurma Israel sering gunakan label selain ‘Made in Israel’ untuk kamuflase asal kurma tersebut.

Jadi, jelang Ramadan agar bijak dan waspada dalam membeli dan mengonsumsi kurma bisa jadi kurma yang anda konsumsi adalah produk Israel yang berasal dari tanah rampasan warga Palestina. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar