Selasa, 09 Januari 2024

Inilah Alasan Terbesar Remaja di DKI Doyan Ngevape

9124, 13:35 – Banyak yang beranggapan bahwa penggunaan rokok eletrik atau Vape bisa menjadi Solusi untuk berhenti rokok konvensional

Alasan yang dikemukan bahwa kandungan nikotin pada rokok eletrik atau Vape lebih rendah serta tidak ada kandungan tar alias pemicu kanker di dalamnya namun itu menurut dokter paru itu hanya mitos belaka.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Agus Dwi Susanto, SpP(K) bahwa prevelensi penggunaan Vape di Indonesia tergolong tinggi bahkan menduduki peringkat satu di dunia bila mengacu pada Statistika Consumer Insights pada Januari hingga Maret 2023.

Selain itu bila mengacu pada riset yang dipublikasikan pada 2021 dengan responden sebanyak 937 orang dengan rataan usian 18-57 ditemukan bahwa kebanyakan orang menggunakan Vape karena beranggapan, Vape bisa digunakan sebagai alternatif untuk berhenti merokok.

"Mereka berpikir bahwa nikotin (di rokok elektrik) lebih rendah dan bisa dipakai untuk terapi berhenti merokok atau placement terapi. Itu sebanyak 76,7 persen. Kedua adalah rasa, kemudian dapat menggunakan trik asap," kata dr Agus dalam konferensi pers virtual.

"Ketika survei remaja-remaja di Indo kita bertanya apa alasan memakai rokok elektrik? Maka kita bisa melihat bahwa (menurut responden) rokok elektrik tidak adiktif dibandingkan rokok konvensional, tidak menyebabkan kanker, cukup beli rokok elektrik karena harganya murah, dapat izin dari orang tua,”

“Jadi ada beberapa pertimbangan kenapa pakai rokok elektrik pada anak SMA di Jakarta," katanya seraya tegaskan bahwa anggapan-anggapan tersebut sebenarnya adalah persepsi yang salah.

dr Agus juga terangkan bahwa faktanya, Vape juga mengandung bahan berbahaya layaknya rokok konvensional.

Bahan tersebut tidak lain adalah nikotin, bahan karsinogen, serta bahan toksk lainnya yang bersifat iritatif dan dapat picu induksi inflamasi.

"Fakta bahwa rokok konvensional maupun rokok elektrik sama-sama mengandung bahan adiktif yang bersifat iritatif dan merangsang peradangan inflamasi. Keduanya mengandung partikel halus yang merangsang terjadinya inflamasi,"

"Atas dasar inilah, tiga komponen yang ada dalam rokok elektrik (dan) konvensional secara garis besar dua-duanya sama-sama berbahaya.

“Nggak ada tarnya (di rokok elektrik), betul. Saya akui, rokok elektrik nggak ada tarnya. Tapi tiga komponen ini (nikotin, karsinogen, dan bahan toksik) kandungannya ada," katanya.

Jadi masih mau mengguankan Vape dengan baca tulisan ini ? silakan direnungkan sebelum penyakit lebih ganas menyerang anda. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar