18822,
15:00 - Jauh dari Indonesia tidak
membuat para pasukan perdamaian Indonesia yang dikenal dengan Kontingan Garuda
larut dalam kesedihan dan kangen, namun menimbulkan semangat patriotisme dalam
melakasanakan upacara Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-77
pmpp-tni.mil.id
Sebagaimana
ndut baca pada laman Pusat Pelatihan Misi Perdamaian a.k.a. PPMP, Satuan Tugas
Batalyon Gerak Cepat TNI Kontingan Garuda XXXIX-D Monusco laksanakan upacara
bendera di lapangan Pancasila, Walungu, Kongo pada 17 Agusutus 2022 waktu
setempat.
Upacara
yang dikomandani oleh Kapten Inf Afdal yang sehari-hari menjabat sebagai Komandan
Kompi D dengan inspektur upacara, Komandan Satuan Tugas Kolonel Inf Muhammad Faisal
Nasution, S.I.P.
Selepas
upacara, dilanjutkan dengan foto bersama yang diikuti oleh seluruh personel
Satgas yang berada di COB Walungu, kemudian denganacara syukuran ramah tamah
dan pemberian hadiah kepada personel/tim yang mendapatkan juara dari berbagai
macam lomba yang dilaksakan selama satu bulan sebelum pelaksaan upacara bendera
17 Agusutus.
Juara
umum dari semua perlombaan ini adalah Kompi Delta, kemudian disusul Mayon dan Kompi
Charlie di urutan kedua dan ketiga.
Pertama-tama
ndut haturkan selamat kepada Kompi Delta yang memenangi semua perlombaan dan
keluar sebagai juara umum dari perlombaan 17 Agustus sebagaimana di Indonesia
juga lakukan.
Kita
tahu Indonesia adalah salah satu penyumbang nomor 7 terbanyak di arena pasukan
penjaga perdamaian dengan kalau tidak salah lebih dari empat ribu personel
dikirim setiap tahun di setiap pos misi perdamaian sejak tahun 1957 di Mesir.
Indonesia
sendiri saat ini tengah menjalani misi perdamaian di berbagai misi yang
dirancang oleh PBB seperti UNIFIL di Lebanon, UNAMID (Darfur, Sudan), MINUSCA (Republik
Afrika Tengah), MONUSCO (Republik Demokratik Kongo), MINUSMA (Mali), MINURSO
(Sahara Barat), UNMISS (Sudan Selatan) dan UNISFA (Abyei, Sudan)
Dan
menariknya adalah Pasukan KONGA ini selalu mendapatkan tempat di hati masyarakat
setempat dan saat ini tidak ada laporan pasukan Indonesia yang melakukan
tindakan criminal seperti pelecehan dan kekerasan seksual di setiap penempatan
misi.
Ndut
berharap walaupun jauh dari Indonesia, tidak membuat rasa bangga, patriotisme
dan nasionalisme para prajurit luntur justru semakin bertambah, karena ini
adalah tugas mulia dan menjadi batu loncatan setelahnya, siapa tahu diantara
para prajurit ini lima-sepuluh tahun ke depan menjabat posisi strategis di
negara ini..
Kita nantikan kabar berita dari para pasukan misi perdamaian ini dalam menjaga negara penempatannya menuju damai dan demokrasi sesuai dengan amanat PBB dengan cara humanis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar