25822, 18:00 – Resistensi antibiotic akibat mikroba atau anti microbial resistance a.k.a. AMR kini menjadi masalah kesehatan global yang diam-diam menjadi pandemic a.k.a. silent pandemic.
Hal
ini disampaikan oleh Wakil Menteri Kesehatan RI dr. Dante Saksono Harbuwono
dalam penutupan pertemuan Side Event AMR dalam rangkaian G20 pada Rabu (24/8)
di Bali.
Wamen
Dante mengatakan bahwa resistensi antibiotic akibat mikroba atau AMR dimana angka
kematian akibat ini cukup tinggi sekitar 1,2 juta kematian karena antibiotik
yang tidak mempan lagi terhadap infeksi tertentu.
Resistensi
antibiotic akibar mikroba terjadi karena protocol pengobatan yang sembarangan,
akibatnya infeksi pada pasien bertambah parah dan ini yang sebabkan angka
kematian tinggi.
Indonesia
sendiri menginisiasi pembahasan aturan penggunaan antibiotic dalam acara ini,
lantaran Indonesia salah satu negara tropis dimana angka infeksinya tinggi, Pembahasan
ini diperlukan untuk mengatur penggunaan antibiotik yang lebih rasional, sehingga
kematian akibat kesalahan penggunaan antibiotik menjadi berkurang.
Selain
itu, resistensi antibiotik akibat mikroba bisa berasal dari hewan dan tumbuhan.
Wamenkes menyoroti pendekatan one health dalam merespons masalah tersebut.
Dikatakan
Wamenkes, pandemi COVID-19 mengajarkan kita bahwa kegagalan dalam kesiapsiagaan
akan mengakibatkan kegagalan di berbagai bidang. Hal yang sama berlaku untuk
resistensi antimikroba. Kita harus bersiap secara kolektif untuk mencegah
bencana akibat AMR.
Di
tingkat nasional, Kementerian Kesehatan RI berkomitmen untuk bekerja sama
dengan kementerian teknis lainnya dan secara bersamaan melakukan transformasi
sistem kesehatan.
Wamenkes
juga mengatakan bahwa pihaknya akan mempercepat upaya penanggulangan AMR
terutama di Indonesia. Negara-negara G20 juga memiliki peran strategis untuk
mendorong pencegahan dan pengendalian AMR yang berkelanjutan di tingkat
nasional dan global.
Ndut
apresiasi dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah terutama Kementerian
Kesehatan dalam mengawal G20 terutama pada isu resistensi antibiotic yang
ternyata cukup tinggi tingkat kematiannya.
Apakah
itu resistensi antibiotic ? adalah sebuah kondisi ketika bakteri biang penyakit
menjadi kebal dengan obat antibiotic, kenapa bisa karena ini adanya
penyalahgunaan antibiotic tanpa ada resep dokter serta pemberian obat antibiotic
sembarangan kepada manusia, hewan dan tumbuhan.
Jadi
intinya, kalau anda menerima atau mendapatkan obat berupa antibiotic agar
segera dihabiskan tanpa ditunda dan juga jangan sembarangan membeli antibiotic tanpa
resp dokter karena itu berbahaya.
Namun
ndut sering melihat ada beberapa toko obat atau apotek yang membebaskan masyarakat
untuk membeli antibiotic tanpa resep dokter, padahal obat antibiotic ini kategori
obat keras dengan label kalau tidak salah diberi warna merah.
Ndut
sich berharap kedepannya, Kemkes, asosiasi apoteker, farmasi untuk menyusun
pedoman untuk mewajibkan pembelian antibiotic dengan resep dokter dan mengatakan
illegal bila mendapatkan antibiotic tanpa resep dokter, untuk mencegah
resistensi antibiotic.
Kita
nantikan saja langkah pemerintah dalam menghindari resistensi antibiotic agar
tingkat kematian akibat ini dapat turun tidak meningkat lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar