27622, 19:48 – Presiden Joko Widodo mengajak negara-negara G7 untuk berkontribusi manfaatkan peluang investasi di sector energi bersih di Indonesia.
Sebagaimana
ndut baca pada laman kepresidenan, hal ini disampaikan saat menghadiri KTT G7
sessi working lunch dengan topik perubahan iklim, energi dan kesehatan, di
Elmau, Jerman
Presiden
Jokowi katakan, bahwa potensi Indonesia sebagai contributor energi bersih, baik
di dalam perut bumi, darat maupun laut sangat besar dan Indonesia butuhkan investasi
besar dan teknologi rendah karbon untuk mendukung transisi menuju energi bersih
yang cepat dan efektif.
Presiden
juga katakan bahwa Indonesia butuhkan setidaknya USD25-30 miliar untuk transisi
energi 8 tahun ke depan, karena transisi ini bisa dioptimalkan sebagai motor
pertumbuhan ekonomi, membuka peluang bisnis dan membuka lapangan kerja baru.
Presiden
juga berharap ada dukungan semua negara G7 di Presidensi Indonesia di G20 dan
sampai bertemu di Bali.
Ndut
apresiasi dan mendukung apa yang dilakukan oleh Presiden saat tampil di G7
dengan meminta bantuan kepada negara anggota tersebut untuk berinvestasi di
Indonesia dalam rangka menyelamatkan bumi dari perubahan iklim.
Kita
tahu bumi saat ini tidak bersahabat lagi, dimana perubahan iklim semakin nyata
dimana iklim selalu berubah-ubah tanpa siklus dan kita pun sebagai manusia pun
terdampak dari perubahan ini salah satunya adalah suhu yang semakin panas.
Belum
lagi pemakaian bahan bahar fosil dalam hal ini bensin semakin menggila
sementara stok untuk memproduksinya semakin menipis ini pun menjadi kendala
saat ini walau disiasati dengan kendaraan listrik namun itu pun belum semuanya
bisa menerima dan mahal ongkos operasionalnya.
Ndut
berharap permintaan Presiden Jokowi ini dapat dikabulkan dan berinvestasi di
Indonesia oleh para pemimpin negara G7 agar perubahan iklim tidak semakin
meluas dan juga membuka lowongan pekerjaan khususnya di Indonesia terutama pada
industry mobil listrik terutama baterai lithium untuk mobil.
Kita
nantikan permintaan Presiden Joko Widodo apakah di kabulkan atau tidak oleh
para pemimpin negara G7, kita tunggu saja..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar