Minggu, 12 Juni 2022

Kualifikasi Piala Asia 2023, Jordan Taklukkan Indonesia

12622, 04:05 – Timnas Indonesia harus mengakui keunggulan permainan timnas Jordannia dalam kualifikasi Piala Asia 2023.

Bertanding di Jaber Al-Ahmad Internasional Stadium, Kuwait City, Jordania unggul pada menit ke-48 lewat Yazan Al-Naimat manfaatkan umpan silang dari Mousa Al-Tamari.

Jordania sempat mendapatkan penalty pada menit ke-79 lewat Mohammad Faisal Zraiq setelah Asnawi jatuhkan pemain Jordan di kotak penalty, namun eksekusi Zraiq dapat digagalkan kiper Nadeo Argawinata.

Dengan hasil ini membuat Indonesia tertahan di peringkat kedua hanya unggul head-to-head atas Kuwait di peringkat ketiga, dimana Kuwait menang atas Nepal dengan skor 1-4.

Ndut kecewa dengan hasil yang diraih oleh timnas, namun itulah yang terjadi dan pada pertandingan terakhir melawan Nepal dengan target menang dengan skor besar.

Kita tahu paska pertandingan lawan Kuwait, muncul ada wacana pelatih Shin Tae Yong dikembalikan ke U20 dan juga mengatakan bahwa kemenangan ini tidak lepas dari peran besar sang ketum yang ditulis entah ngaku sebagai Jurnalis Senior tapi tidak dicantumkan nama media, apakah jurnalis ini kategori WTS-Wartawan Tanpa Surat Kabar ?

Ndut heran dengan situasi ini, dimana selalu ada saja drama jelang dan paska pertandingan dan menonjolkan sosok tertentu yang merasa paling berperan atas kemenangan ini, walaupun ndut belum melihat apakah sosok ini juga berperan dari kekalahan ini.

Soal training center, ndut heran dengan ucapan sang ketum yang meminta agar netizen urunan untuk bangun training center, bukan kah itu tanggung jawab serta kewajiban dari PSSI selaku federasi dalam memfasilitasi keperluan timnas, kenapa harus netizen yang harus tanggung.

Toch ketum dengan bangganya di dalam bus setelah Indonesia gagal juara Piala AFF akan memberikan bonus Rp250 juta kepada pemain, kenapa sekarang minta netizen kumpulkan uang untuk bangun training center, logikanya dimana pak Jenderal, bukankah eloknya uang Rp250 juta di tabung untuk bangun training center daripada berikan pemain sebagai bonus, kalah kok dikasih bonus, aneh ?!

Setahu ndut ada dana FIFA kepada Indonesia untuk pengembangan sepakbola, kemana dana itu apakah sudah dipakai benar untuk pengembangan sepakbola Indonesia, logikannya dengan kalo benar dana itu di pakai, sepakbola kita bisa lebih maju tapi nyatanya.

Apakah pelatih STY perlu dievaluasi, ndut melihat yang harus dievaluasi adalah para pengurus PSSI karena tidak mampu menghadirkan apa yang diminta oleh pelatih dan pecinta sepakbola Indonesia, klo tidak sanggup ya lebih baik mundur dengan ksatria, katanya pemimpin dengan latar belakang militer.

Bukankah di militer itu, kalo tidak sanggup menjalankan tugas lebih baik mundur dengan elegan daripada dipecat, apakah darah militernya sudah luntur lantaran sudah pensiun ?

Ndut sih berharap drama-drama sampah, omong kosong ini segera dihentikan dan cobalah berkaca disetiap situasi apakah anda sebagai pengurus sudah beres mengurusi sepakbola nasional, jangan bisanya melemparkan kesalahan anda itu kepada pelatih.

Jangan sampai ada ungkapan timnas Indonesia kalah pelatih dievaluasi, tapi giliran menang pengurus yang merasa ikut andil besar dalam kemenangan itu padahalnya nyatanya omong kosong.

Ndut berharap drama-drama sampah ini sudah tidak ada lagi setiap jelang atau paska pertandingan timnas sehingga para pemain dan pelatih dapat focus bermain demi raihan gelar dan tuntutan federasi.

Kita nantikan saja pertandingan selanjutnya, semoga bisa raih kemenangan besar dari Nepal sehingga bisa raih satu tempat sebagai runner up terbaik, semoga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar