6122, 14:37 – Indonesia akan masih terus aktif berpartisipasi dalam misi perdamaian PBB di dunia dan akan mengirimkan personel pemeliharaan perdamaian ke delapan misi yang tersebar di seluruh dunia.
Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri
Retno Marsudi dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri a.k.a. PPTM sebagaimana
ndut tonton dalam laman youtube resmi Kemlu, siang ini.
Lanjut Menlu Retno peringkat Indonesia sebagai
negara penyumbang pasukan penjaga perdamaian PBB naik dari peringkat kedelapan
menjadi ketujuh dunia.
Menlu Retno juga katakan bahwa presentase
penjaga perdamaian perempuan Indonesia naik dimana Pada 2020 persentase
perempuan Indonesia sebagai personel penjaga perdamaian sebanyak 5,9 persen
sedang tahun ini 6,7 persen.
Indonesia pun aktif dalam penyusunan norma
dan tata Kelola misi perdamaian PBB dan juga menjadi Ketua Group of Friends on
Safety and Security of UN Peacekeeping yang diluncurkan April 2021.
Isu perempuan, perdamaian dan keamanan juga
terus dimajuka Indonesia bersama dengan Southeast Asia Network of Women Peace
Negotiators and Mediators, bahkan di tahun ini Indonesia komitmen kirimkan lima
satgas militer dengan total 950 personel dan satu satgas polisi dengan 198
personel.
Kedepannya, Indonesia akan selenggarakan
berbagai pelatihan dan program peningkatkan kapasitas penjaga perdamaian
termasuk dalam skema UN Triangular Partnership Project a.k.a. TPP
Ndut apresiasi dengan langkah Indonesia
dalam memberikan kontribusi dalam hal perdamaian dunia sebagaimana di amanatkan
dalam pembukaan UUD1945 alinea keempat dan juga Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2002 serta Undang-Undang Nomor 34 Tahun
2004 tentang tugas TNI.
Kita tahu saat ini Indonesia saat
menyumbang dalam delapan misi perdamaian seperti di misi UNIFIL di Lebanon;
misi MONUSCO di Kongo; misi UNAMID di Darfur, Sudan; misi MINUSCA di Republik
Afrika Tengah; misi MINURSO di Maroko; misi UNMISS di Sudan Selatan; misi
UNISFA di Abyei, Sudan; dan misi UNISMA di Mali dengan jumlah personel mencapai
2.592 orang.
Dan menariknya, Indonesia adalah selain
penyumbang personel tentara dan polisi perdamaian yang tidak ada catatan
criminal sedikitpun seperti maaf perkosaan atau kekerasan seksual terhadap
masarakat setempat dalam bertugas dan mampu menarik simpati masyarakat setempat
dengan kegiatan yang dilakukan para personel.
Ndut berharap ke depannya, Indonesia mampu
menyumbang lebih besar lagi penyuplai pasukan perdamaian dalam rangka menjaga
perdamaian dunia sebagaimana di amanatkan dalam pembukaan UUD 1945 dan dapat
diperhitungkan dalam segala hal
Kita nantikan upaya Menlu dalam mewjudkan
penambahan personel penjaga perdamian dunia agar dunia ini semakin damai dan
saling menghargai satu sama lain…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar