Kamis, 06 Januari 2022

Indonesia, Negara Ke-7 Dunia Penyumbang Pasukan Perdamaian PBB

6122,  14:37 – Indonesia akan masih terus aktif berpartisipasi dalam misi perdamaian PBB di dunia dan akan mengirimkan personel pemeliharaan perdamaian ke delapan misi yang tersebar di seluruh dunia.

Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri a.k.a. PPTM sebagaimana ndut tonton dalam laman youtube resmi Kemlu, siang ini.

Lanjut Menlu Retno peringkat Indonesia sebagai negara penyumbang pasukan penjaga perdamaian PBB naik dari peringkat kedelapan menjadi ketujuh dunia.

Menlu Retno juga katakan bahwa presentase penjaga perdamaian perempuan Indonesia naik dimana Pada 2020 persentase perempuan Indonesia sebagai personel penjaga perdamaian sebanyak 5,9 persen sedang tahun ini 6,7 persen.

Indonesia pun aktif dalam penyusunan norma dan tata Kelola misi perdamaian PBB dan juga menjadi Ketua Group of Friends on Safety and Security of UN Peacekeeping yang diluncurkan April 2021.

Isu perempuan, perdamaian dan keamanan juga terus dimajuka Indonesia bersama dengan Southeast Asia Network of Women Peace Negotiators and Mediators, bahkan di tahun ini Indonesia komitmen kirimkan lima satgas militer dengan total 950 personel dan satu satgas polisi dengan 198 personel.

Kedepannya, Indonesia akan selenggarakan berbagai pelatihan dan program peningkatkan kapasitas penjaga perdamaian termasuk dalam skema UN Triangular Partnership Project a.k.a. TPP

Ndut apresiasi dengan langkah Indonesia dalam memberikan kontribusi dalam hal perdamaian dunia sebagaimana di amanatkan dalam pembukaan UUD1945 alinea keempat dan juga Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 serta  Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang tugas TNI.

Kita tahu saat ini Indonesia saat menyumbang dalam delapan misi perdamaian seperti di misi UNIFIL di Lebanon; misi MONUSCO di Kongo; misi UNAMID di Darfur, Sudan; misi MINUSCA di Republik Afrika Tengah; misi MINURSO di Maroko; misi UNMISS di Sudan Selatan; misi UNISFA di Abyei, Sudan; dan misi UNISMA di Mali dengan jumlah personel mencapai 2.592 orang.

Dan menariknya, Indonesia adalah selain penyumbang personel tentara dan polisi perdamaian yang tidak ada catatan criminal sedikitpun seperti maaf perkosaan atau kekerasan seksual terhadap masarakat setempat dalam bertugas dan mampu menarik simpati masyarakat setempat dengan kegiatan yang dilakukan para personel.

Ndut berharap ke depannya, Indonesia mampu menyumbang lebih besar lagi penyuplai pasukan perdamaian dalam rangka menjaga perdamaian dunia sebagaimana di amanatkan dalam pembukaan UUD 1945 dan dapat diperhitungkan dalam segala hal

Kita nantikan upaya Menlu dalam mewjudkan penambahan personel penjaga perdamian dunia agar dunia ini semakin damai dan saling menghargai satu sama lain…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar