221221, 15: 00 – Sebelumnya ndut haturkan turut simpati dan duka cita atas wafatnya Taufik Ramsyah, penjaga gawang klub liga 3 Tornado FC Pekanbaru usai alami benturan dengan pemain Wahana FC dalam laga Liga 3 Pekanbaru.
Semoga
amal dan ibadah beliau diterima di sisi-Nya serta keluarga yang ditinggalkan
dapat diberi ketabahan dan kekuatan dalam menerima musibah ini, amin.
Dalam
beberapa hari belakangan ini, ada kabar sensasi dari putaran 8 besar Liga 2
dimana ada pemain yang maaf, memamerkan alat kelaminnya ke arah official lawan.
Ini
terjadi dalam partai Sulut United kontra Dewa United, dimana salah satu
pemainnya yang juga nota bene mantan pemain timnas, Patrich Wanggai dengan
sengaja dan santai memamerkan alat kelaminnya ke arah penoton di tribune.
Ini
adalah tindakan kesekian kalinya yang dilakukan oleh Wanggai selama bermain
sepakbola di Indonesia, bukannya mereflesikan diri akan kesalahannya malah
dirinya menyindir pecinta sepakbola nasional yang menghujatnya di akun
sosmednya dengan kata-kata yang tidak pantas dituliskan oleh seorang mantan
pemain timnas
Ndut
yang melihat tayangan ini, cukup terganggu juga apalagi beliau adalah mantan
pemain timnas nasional yang seharusnya memberikan contoh yang baik bukan
menambah daftar ‘dosa’nya selama jadi pemain.
Kita
pernah dengar atau apa kabar dengan kasus penganiayaan yang dilakukan oleh
pemain kelahiran 27 Juni 1988 ini di Yogyakarta pada 2019 namun sampai sekarang
tidak ada kejelasan.
Kembali
soal pamer kelamin, ndut menyayangkan dengan sikap tidak professional dan tidak
fair play-nya Wanggai sebagai pemain, seharunya dia bisa mengendalikan emosinya
bukan melakukan hal yang tidak terpuji.
Ndut
berharap Komisi Disiplin PSSI dan Asosiasi Pemain memberikan sanksi tegas dan
keras kepada mantan pemain Persebaya dan Persib ini agar kedepannya menjadi pelajaran kepada pemain lain agar
insiden Wanggai ini tidak terulang kembali.
Dan
kejadian ini menjadi pelajaran bahwa apa pun yang terjadi itulah pertandingan,
jangan dibuat baper atau sensi, junjung sportivitas dan fair play, gimana mau
maju sepakbola kita kalau harus ternoda dengan insiden seperti ini di tingkat
liga 2 !
Dan
saran ndut sich lebih baik pemain ini direkomendasikan untuk berkonsultasi
dengan psikolog atau pskiater karena ini lebih kepada Kesehatan mental, apakah
mau sepakbola kita bermaterikan pemain yang alami kesehatan mental yang buruk ?
tentunya tidak bukan !
Kita
nantikan hasil akhir dari Komdis apakah bisa memberikan hukuman yang setimpal
dengan apa yang dilakukan Wanggai yang menciderai sportivitas dan fair play
sepakbola nasional, disaat tengah membangun kepercayaan pecinta sepakbola akan
liga negeri ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar