121121, 15:53 – Tim sepakbola Papua raih emas dalam cabang sepakbola cerebral palsy a.k.a. CP Pekan Paralimpik Nasional 2021 setelah kalahkan Kalimantan Selatan dengan skor 2-1
Sebagaimana ndut baca pada laman info public,
laga ini dimainkan di Stadion Mahachandra Universitas Cenderawasih, Distrik
Heram, Kabupaten Jayapura.
Papua unggul lebih dulu lewat kaki Diano
Korwa lewat kemelut di muka gawang Kalsel yang dikawal Nasrullah. Gol tersebut
disambut gemuruh penonton yang memadati tribun.
Gol kedua Papua lahir dari kaki Ongen
Manani yang melakukan serangan cepat dari lapangan tengah tanpa bisa dihentikan
pemain-pemain lawan. Sepakan keras Ongen menembus sudut kanan jala Kalsel.
Hanya beberapa menit kemudian, Kalsel
membalas lewat gol Firman A Pedi dari sudut sempit Papua tanpa bisa ditahan
kiper Dewa.
Pertandingan kemudian menjurus keras.
Beberapa kali pemain belakang Kalsel menjegal Ongen Manani dan Albert Kafiar.
Begitu pula ketika pemain Kalsel Mahdianur
disikut oleh Albert Kafiar. Tak hanya sekali, karena Kafiar sampai dua kali
menyikut dada pemain Kalsel. Hakim garis menilai tidak ada pelanggaran.
Hal ini membuat juru taktik Berni Munkar
melakukan protes keras kepada Inspektur Pertandingan Arifin Sholeh serta Komisi
Wasit Achmad Tuharea.
Ketika wasit Andi Asri Aziz dari Sulawesi
Selatan meniup peluit tanda berakhirnya babal pertama, tim juara bertahan
memilih untuk tidak melanjutkan pertandingan dan langsung masuk ke ruang ganti.
Selama lebih dari 20 menit, skuad asuhan Berni tak juga muncul untuk
melanjutkan laga. Akhirnya wasit Andi memutuskan untuk memberikan kemenangan
kepada tuan rumah.
Medali perak urung diberikan untuk Kalsel
karena tindakan walk out yang mereka lakukan. Ketua panitia pelaksana cabang
sepak bola CP Yan Runtini mengatakan bahwa pihaknya menghormati semua keputusan
wasit.
Sementara itu seorang relawan yang tidak
bersedia disebutkan namanya menyebutkan, ia sempat masuk ke ruang ganti para
pemain Kalsel. Ia menggambarkan suasana begitu hening dan para pemain
berlinangan air mata. Manajer tim Supriono dan coach Berni memeluk dan mengusap
kepala anak-anak asuh mereka.
Sangat disayangkan partai final sepakbola Peparnas
harus ternoda dengan walk out dari Kalimantan Selatan karena menganggap wasit
berat sebelah dan tidak ada pelanggaran berat walaupun ada.
Mungkin ini menjadi pelajaran berharga agar
di kemudian hari tidak terulang lagi, dan semangat permainan fair play itu
harus ditegakkan dan juga nurani wasit pun dijalankan agar permainan tetap menarik.
Ndut berharap semua orang bisa berpikiran
jernih dalam menyikapi suatu masalah, agar seperti kasus Kalsel ini tidak
terulang lagi, bukankah semangat fair play yang digaungkan, kalau ada masalah
bisa laporkan ke inspektur pertandingan atau federasi agar semuanya jelas.
Sekali lagi selamat buat Papua atas emas
sepakbolanya, semoga bisa terus pertahankan di arena Peparnas selanjutnya…
selamat..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar