17521, 19.30 - Disaat Sekretaris Umum FPI, Munarman per-7 Mei 2021 resmi ditahan di Mabes Polri, Kemkes hentikan sementara pendistribusian vaksin Astrazeneca.
Kementerian
Kesehatan hentikan sementara vaksin Astrazeneca batch CTMAV547 lantaran ada dua
kasus penerima vaksin ini wafat setelah divaksin dan dalam penyidikan.
BPOM
selaku badan resmi dalam pengawasan obat dan makanan tengah lakukan uji test
toksisitas dan sterilisasi dalam vaksin dengan batch CTMAV 547, namun kode produksi
diluar yang bermasalah tetap didistribusikan.
Vaksin
Astrazeneca batch CTMAV 547 berjumlah 448,480 dosis yang sudah disebar di
lingkungan TNI, wilayah DKI Jakarta, Sulawesi Utara, sejauh ini masih dalam
penyelidikan lebih lanjut oleh Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi a.k.a. KIPI
dengan hingga hasil forensic yang dilakukan Dinkes bersama dokter forensic.
Hasil
penyidikan dinas Kesehatan bersama forensic diserahkan kepada Komisi Kejadian
Ikutan Pasca Imunisasi untuk ditelaah dan di umumkan kepada public apakah
bermasalah atau tidak.
Ndut
cukup prihatin dengan yang terjadi tapi kejadian ini ingatkan ndut saat kasus
serupa pada vaksin Sinovac yang sebabkan lima orang wafat walau wafatnya tidak
terkait dengan vaksin karena ada penyakit lain dari penerima.
Ini
menjadi peringatan agar pihak yang berkompeten lebih teliti dalam memberikan
izin penggunaan darurat terhadap vaksin yang diterima dari produsen agar tidak
terjadi apa yang yang dialami Trio Vaqih Firdaus yang wafat setelah dapat
vaksin Astrazeneca.
Ndut
berharap tidak ada Vaqih lainnya alami kejadian tidak terduga ga wafat lantaran
dapat vaksin dan menjadi perhatian besar BPOM dalam berikan izin penggunaan
darurat.
Kita nantikan hasil penyelidikan dimana kabarnya keluarga Vaqih izinkan otopsi untuk mengetahui penyebab kematian, apakah karena vaksin atau ada penyakit yang memicu reaksi pada tubuh, kita tunggu saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar