14921, 11.00 - Ditengah ketidakpastian Afghanistan dalam menata negara itu pasca dikuasai Taliban, membuat PBB menyeruskan negara untuk tunjukkan solidaritas kepada negara tersebut.
Sebagaimana ndut baca di VOA, Sekjen PBB
Antonio Guterres menyerukan negara-negara untuk menunjukkan solidaritas mereka
kepada rakyat Afghanistan dengan menyumbang ratusan juta dollar untuk bantuan
kemanusiaan yang luas dan mendesak.
PBB sendiri dalam KTT PBB untuk situasi
kemanusiaan di Afghanistan di Jenewa meminta lebih dari USD606 juta untuk
penyediaan makanan, layanan Kesehatan, tempat penampungan dan kebutuhan penting
bagi 11 juta orang.
Sekjen Guterres juga menyerukan perlindungan
atas hak-hak perempuan dan anak perempuan serta mata pencaharian warga agar
ekonomi negara tersebut tidak hancur total.
Sementara itu dari Jakarta, Menlu Indonesia,
Retno Marsudi tekankan keselamatan dan kehidupan masyarakat Afghanistan adalah
prioritas utama
Selain itu Indonesia terus harapkan adanya
pemerintahan yang inklusif, perlindungan HAM dan upaya mencegah merebaknya
terorisme di negara itu, kondisi itulah yang dapat memulihkan kembali
kepercayaan komunitas internasional.
Dalam pertemuan tersebut, Indonesia
berkomitmen dengan berikan bantuan sebesar USD 3juta kepada masyarakat
Afghanistan melalui mitra lokal
Dari USD3 juta itu sebesar USD150,000
diperuntukkan bagi bantuan kemanusiaan dalam situasi darurat, sedangkan USD2,85
juta ditujukan untuk pembangunan di Afghanistan selama 3 tahun, khususnya Kesehatan,
pemberdayaan perempuan, pertambangan dan Pendidikan.
Ndut apreasiasi dengan apan yang dilakukan
menteri luar negeri dalam pertemuan tingkat tinggi soal Afghanistan dimana keselamatan
dan kehidupan masyarakat negeri itu adalah prioritas utama.
Kita tahu situasi Afghanistan pasca dikuasai
Taliban tidak menentu terutama kepada warganya, walau berjanji akan memberikan
akses kepada perempuan namun tetap terpisah dengan kaum pria seperti dalam Pendidikan.
Ndut berharap komitmen Afghanistan terhadap
dunia internasional akan berubah di jalankan bukan sekedar ucapan belaka, dan
tetap keselamatan warga dan akses terhadap perempuan menjadi prioritas.
Kita nantikan bagaimana Afghanistan di tangan Taliban di masa
mendatang apakah berubah dan mengikuti jaman atau tetap pada saat kelompok itu
berkuasa dan warga diwarnai ketakutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar