![]() |
| Kemlu.go.id |
24821, 11.00 – Ditengah tidak jelasnya Afghanistan, Indonesia menyerukan tiga hal kunci dalam penyelesaian negara tersebut.
Hal
ini disampaikan Indonesia dalam pertemuan Organisasi Kerja sama Islam a.k.a.
OKI atas undangan Kerajaan Saudi Arabia dalam gelar Open-Ended Extraordinary
Meeting of the OIC Executive Committee at the Level of Permanent
Representatives on the Situation in Afghanistan di Markas OKI Jeddah, 22
Agustus 2021.
Sebagaimana
ndut baca pada laman Kemlu, tiga hal itu adalah pertama, masa depan Afghanistan
harus diupayakan melalui penyelesaian damai lewat proses rekonsiliasi nasional
yang dipimpin dan dimiliki oleh bangsa Afghanistan (Afghan-led, Afghan owned).
Kedua,
proses rekonsiliasi nasional Afghanistan hanya dapat diraih dengan persatuan
dan solidaritas seluruh pihak di negara tersebut.
Ketiga,
tidak aka nada perdamaian atau stabilitas di negara itu tanpa partisipasi
penuh, setara dan berarti dari kaum perempuan.
Pertemuan
ini sendiri dipimpin oleh Sekjen OKI, Yousef Al-Othaimeen dan Wakil Tetap Saudi
untuk OKI, Saleh Al-Suhaibani yang dihadiri 42 dari 57 negara anggota OKI menyikapi
perkembangan terbaru di negara Afghanistan pasca dikuasai kembali oleh Taliban.
Dalam
sambutannya, Sekjen OKI menyampaikan dukungan solidaritas Islam bagi bangsa
Afghan. Masyarakat internasional berharap bahwa kepemimpinan Afghanistan yang
akan datang dapat menjamin keamanan, perdamaian, kehormatan setiap rakyat
Afghanistan sesuai dengan norma dan hukum internasional; juga memberikan akses
bagi bantuan kemanusiaan dan fasilitasi warga sipil keluar dari Afghanistan.
Sekjen
OKI juga berharap Afghanistan tidak lagi menjadi tempat bersemayam (safe haven)
organisasi teror. Juga menyatakan kesediaan OKI untuk mendukung penuh persatuan
dan rekonsiliasi nasional Afghanistan tanpa intervensi asing.
Sedangkan
menurut Wakil Tetap (Watap) Afghanistan untuk OKI, Duta Besar Shafiq Samim,
menyampaikan apresiasi kepada OKI dan negara anggota atas dukungan dan solidaritasnya
kepada Afghanistan di tengah masa sulit ini.
Selanjutnya,
Watap Afghanistan melaporkan perkembangan terakhir di negaranya, yaitu Taliban
telah memasuki Kabul dengan damai dan keamanan ibukota dan wilayah lain sudah
stabil.
Dubes
Shafiq juga menyampaikan komitmen Taliban, antara lain berjanji menjaga
keselamatan orang asing dan misi diplomatik untuk meninggalkan Afghanistan
melalui Bandara Kabul; syariah Islam ditegakkan; perempuan dan anak dilindungi
untuk bersekolah dan bekerja; kebebasan media dijamin selama tidak bertentangan
dengan prinsip Islam; dan membutuhkan pengakuan internasional dengan menjaga
hubungan diplomatik.
Ndut
mengapreasi dengan adanya pertemuan OKI dalam menyikapi tentang situasi yang
terjadi di Afghanistan yang tidak menentu dimana eksodus warga negara tersebut
untuk keluar dari trauma mereka di masa lalu.
Apa
yang dikatakan Indonesia tiga kunci dalam penyelesaian situasi yang terjadi di
negara itu adalah sudah tepat dengan melibatkan masyarakat setempat dan
terutama kaum perempuan yang selama bertahun-tahun diliputi kecemasan dan
ketakutan.
Ndut
berharap saran dari Indonesia dapat dipergunakan dalam menyelesaikan situasi
yang terjadi di Afghanistan semoga bisa berdampak bagi kesejahteraan dan
bangkitnya ekonomi negara tersebut.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar