2524, 15:50 – Kelompok perlawanan Palestina, Hamas menyambut dan mengapresiasikan Keputusan Kolombia yang memutus hubungan diplomatic dengan Israel karena genosida di Jalur Gaza.
Dalam
pernyataannya, Hamas melihat posisi Gustavo Petro, Presiden Kolombia sebagai
kemenangan atas pengorbanan rakyat Gaza dengan tujuan mereka yang adil.
Hamas
juga mendesak agar negara negara di kawasan Amerika Latin dan negara lainnya
untuk mengambil sikap serupa dengan kolombia terhadap Israel dengan mengatakan
bahwa negara zionis tersebut abaikan semua hukum dan norma internasional yang
ada.
Seperti
diberitakan pada hari ini tepatnya Rabu 1 Mei 2024 waktu Bogota, Gustavo Petro
mengatakan di hadapan publik dalam rangka Hari Buruh Internasional bahwa keesokkan harinya hubungan diplomatic
negara mereka dengan Israel berakhir.
Gustavo
Petro sebelumnya mengancam akan putuskan hubungan diplomat dengan Israel
termasuk di antara 18 pemimpin negara yang tanda tangani pernyataan pimpinan
Amerika Serikat yang menutup pembebasan sekitar 130 sandera yang ditahan di
Gaza usai serangan lintas batas yang dipimpin Hamas 7 Oktober 2023 dengan
tewaskan kurang dari 1,200 orang di Israel.
Pernyataan
tersebut menuntut adanya pembebasan para sandera yang tersisa, dengan
mengatakan bahwa hal itu akan mengarah pada pengakhiran permusuhan yang dapat
dipercaya.
Seperti
diketahui, lebih dari setengah tahun Israel kobarkan bendera perang di Gaza
yang akibatkan banyaknya kematian dan kehancuran di wilayah tersebut.
Setidaknya
34.600 lebih warga Palestina yang mayoritas wanita dan anak anak tewas dan
lebih dari 77.000 orang lebih alami luka luka dengan berbagai tingkatan,
Selama
kibarkan bendera perang, Israel juga memblokade wilayah Gaza yang sebebakan
bahaya kelaparan mengintai khususnya di Gaza Utara ***