30124, 08:55 – Israel terus melakukan penyerangan terhadap Palestina yang terbaru adalah bahwa 190 staff UNRWA sebuah Badan PBB yang mengurusi pengungsi Palestina merangkap sebagai militant Hamas atau Jihad Islam.
Tuduhan
tersebut tercantum dalam dokumen intelijen Israel yang meminta sejumlah negara
untuk menghentikan dana untuk badan tersebut.
Dalam
dokumen tersebut, Isreal juga menyebut bahwa beberapa staf ikut serta dalam
penculikan dan pembunuhan selama serangan 7 Oktober yang memicu perang Gaza.
Dokumen
sebanyak enam halaman itu diperlihatkan kepada media Reuters dimana Israel
menuduh sekitar 190 pegawai UNRWA termasuk guru telah merangkap sebagai
militant Hamas dimana dalam dokumen tersebut tercantum beberapa nama berikut foto.
Soal
ini, PBB belum secara resmi menerima salinan dokumen tersebut, hal ini
disampaikan juru bicara PBB Stephane Dujarric pada Senin 29 Januari 2024 waktu
setempat.
Sementara
itu Palestina menuduh Israel memalsukan informasi untuk mencoreng UNRWA dimana
beberapa staf dari badan PBB tersebut telah dipecat dan tengah diselidiki atas
tuduhan tersebut.
Dalam
dokumen tersebut mengatakan satu dari 11 orang tersebut adalah konselor Sekolah
yang membantu putranya menculik seorang wanita selama infiltrasi Hamas pada 7
Oktober 2023 lalu.
Israel
klaim bahwa dalam serangan tersebut, Hamas telah membunuh 1,200 orang dan
menculik lebih dari 253 orang.
Seorang
pekerja UNRWA dituduh terlibat secara tidak spesifik dalam pemindahan jenazah
tentara Israel yang terbunuh di Gaza dan mengoordinasi pergerakan truk yang
digunakan untuk para perampok dan pasokan senjata.
Terkait
dokumen tersebut, Menlu Israel Katz mengatakan bahwa Ketua UNRWA Philippe
Lazzarini harus mengundurkan diri.
“Pegawai
UNRWA ikut serta dalam pembantaian tanggal 7 Oktober,” katanya. Lazzarini harus
mengambil kesimpulan dan mengundurkan diri.
Sementara
itu, PM Palestina Mohammad Shatayyeh menuduh Israel melakukan serangan politik
terencana terhadap UNRWA.
Sejak
lama Israel kritik UNRWA, Shtayyeh meminta agar negara negara donor kembali kucurkan
dana bantuan ke badan PBB tersebut.
Berkas
yang ditunjukkan kepada Reuters oleh sumber yang tidak mau disebutkan namanya
atau asal negaranya tersebut.
Sumber
itu mengatakan bahwa laporan itu dikumpulkan oleh intelijen Israel dan
dibagikan kepada Amerika Serikat.
Berdasarkan
laporan dokumen tersebut, Amerika Serikat pada Jumat tangguhkan pendanaan
kepada UNRWA.
Seorang
pejabat Israel katakan kepada Reuters bahwa 190 orang yang disebutkan dalam
dokumen itu adalah pejuang tangguh dan pembunuh.
Secara
keseluruhan sekitar 10 persen Staff UNRWA diyakini memiliki afiliasi lebih umum
dengan Hamas dan Jihad Islam.
UNRWA
sendiri pekerjakan sekitar 13,000 orang di Gaza, lebih dari 10 negara termasuk
donor utama Amerika Serikat dan Jerman telah menghentikan pendaan mereka untuk
badan PBB tersebut. ***