Senin, 25 Desember 2023

Mau Melihat Koleksi Pribadi Presiden ? Datang Saja Ke Balai Kirti

251223, 12:00 – Kami Berkesempatan untuk mengunjungi Museum Kepresidenan atau lebih dikenal dengan Balai Kirti.

Kenapa bisa ? jadi pada Minggu 24 Desember 2023 kemarin w mengikuti kegiatan mengeksplore segala sesuatu di Kota Bogor dari Komunitas Historia salah satunya adalah berkunjung ke Balai Kirti.

Akhirnya yang ditunggu pun tiba setelah jalan lebih dari 4 kilo mengelilingi berbagai tempat bahkan sempat melihat dari luar suasana kediamanan dari perancang Masjid Istiqlal F Silaban.

Tibalah di depan komplek Istana Kepresidenan Bogor dan menunggu karena kaka kaka dari Komunitas Historia masuk ke dalam untuk mengurus administrasi dan meminta izin masuk.

Setelah menunggu 15 menit, kami pun ber-11 masuk ke areal dalam setelah menjalani pemeriksaan di depan oleh Pasukan Pengamanan Presiden a.k.a. Paspampres.

Jadi teman teman sekalian, museum kepresidenan ini diresmikan pada 2014 oleh Presiden ke 8 Republik Indonesia (jangan lupakan jasa Asa’at dan Syafruddin Prawiranegara terhadap negara ini) Susilo Bambang Yudhoyono atau Pak Beye.

Setelah masuk kami disambut dengan patung pahatan kayu Garuda Wisnu Kencana yang dipahat oleh seniman Bali dan dikirim langsung dari Bali.

Usai melihat patung Garuda Wisnu Kencana, kami pun menaruh tas dan segala atribut ke bagian penitipan yang dijaga lagi oleh Paspampres.

Kami pun masuk dan disambut dengan layar besar yang memperlihatkan kemegahan dan luasnya wilayah Indonesia yang sebagian besar adalah pulau pulau.

Ketika berada di belakang layar besar, ada tujuh patung diri dengan ukuran dua kali lebih besar dari wujud aslinya para presiden RI.

Mulai dari Bung Karno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono dan satu satu tempat yang nantinya akan ditempati oleh patung diri Jokowi.


Sayangnya keberadaan Asa’at dan Safruddin Prawiranegara tidak ada atau memang para tokoh bangsa kita ini sudah lupa dengan jasa dari dua tokoh ini yang berperan agar negara hadir walau dalam situasi perang.

Jadi ingat ucapan Bung Karno, Jangan Pernah Melupakan Sejarah atau Jas Merah, mari kita lanjutkan lagi.


Di depan patung diri para presiden tersebut terdapat dua pigura dimana yang satu berisikan Soempah Pemoeda dan yang satu lagi adalah lirik dari Indonesia Raya yang pertama kali diperdengarkan oleh WR Supratman di Kongres Pemuda II.

Lalu kami beranjak ke lantai atas, kami disambut dengan tampilan besar pigura yang berisikan sumpah presiden yang diucapkan di hadapan para wakil rakyat ketika dilantik.

Dari pigura sumpah presiden kami masuk ke ruang yang berisikan koleksi pribadi dari ketujuh presiden Indonesia.

Ruangan pertama yang kami kunjungi adalah ruangan koleksi pribadi dari Ir Sukarno yang terdiri dari baju kebesaran beliau yang selalu digunakan dalam setiap event, kemudian tongkat komando bahkan asbak yang beliau gunakan pun ada di ruangan ini.







Selain itu ada berbagai macam photo Ir Sukarno bersama tokoh dunia mulai dari Mao Zedong, tokoh revolusioner Kuba Fidel Castro dan Ernesto ‘Che’ Guevarra pun ada termasuk Presiden ke 35 Amerika Serikat, John Fitzgerald Kennedy juga ada.

Selain photo dan koleksi pribadi di tempat ini pun terdapat perangko dan sampul hari pertama yang berwajahkan Ir Sukarno tiap edisi dan juga terdapat list Honoris Causa dari lintas negara dan lembaga yang berjumlah 26 buah.

Lepas dari ruang koleksi pribadi Ir Sukarno, kini beralih di ruangan presiden ketiga (kembali lagi, jangan lupakan peran dari Asa’at dan Syafruddin Prawiranegara terhadap negara ini, siapa mereka silakan googling sendiri ya) yaitu Soerharto.

Siapa yang tidak kenal dengan sosok Soeharto ini, kita pernah merasakan kinerjanya hingga 32 tahun lamanya, dikenal sebagai bapak Pembangunan karena di era beliau pembangunan sedang marak.

Begitu masuk ke dalam kita akan disuguhkan dengan kata kata Mutiara yang khas dari sosok kelahiran 8 Juni 1921 ini.

Koleksi pribadinya adalah seragam kebesaran militer beliau karena latar belakangnya adalah militer, kemudian tongkat komando sama halnya dengan Ir Sukarno.

Kemudian ada tanda jasa dari pemerintah serta beberapa peralatan keseharian beliau dalam bekerja bahkan ada telepon dari lapisan emas pun terpajang di ruangan khusus Soeharto.

Lanjut ke ruangan Presiden Burhanuddin Jusuf Habibie atau dikenal dengan Pak Habibie, mantan Menristek ini pun ternyata memiliki hobi photografi sehingga dalam tampilan koleksi pribadinya terdapat kamera Leica, kereeen….

Selain itu ada miniature pesawat N 250, dan yang ikonik adalah CN 235 Gatot kaca namun sayang karena krisis moneter dua pesawat ini gagal dikembangkan.

Namun kita boleh bangga bahwa ada putra Indonesia yang mana hasil pemikirannya tentang navigasi udara banyak digunakan oleh semua negara.

Selain itu ada tanda jasa dari pemerintah, kaca mata, pena dan dua buah DVD film kisah cinta beliau dengan Ibu Ainun yang beberapa lalu sempat hits karena dibintangi oleh Reza Rahardian sebagai Habibie.

Selain itu kabarnya ada selendang Ibu Ainun yang diserahkan keluarga kepada pihak Balai Kirti namun sampai saat ini belum diperkenalkan kepada publik. Kemudian ada beberapa tampilan video tentang kegiatan beliau


Setelah itu lanjut ke Presiden Abdurrahman Wahid atau kita kenal sebagai Gus Dur sosok yang katanya penuh dengan kontroversi namun menjadi sosok yang akan dikenang oleh kaum Tionghoa karena membuat Imlek sebagai Hari Raya Nasional.

Gus Dur pun dalam koleksi ini terdapat Kemeja dan Sarung yang digunakan dalam kegiatan kepresidenan berikut dengan songkok khas dan tongkat.

Selain itu seperti halnya tiga presiden lainnya ada tanda jasa dari pemerintah dan juga terdapat dua buku pemikiran beliau serta kaca mata dan jam tangan pun disertakan.

Yang menarik bagi kami adalah dimana pada deretan photo dari Gus Dur dengan para pemimpin dunia salah satunya adalah duduk satu meja dengan PM Israel Ehud Barak





Lanjutnya adalah presiden wanita pertama yang dimiliki oleh Indonesia, beliau adalah Megawati Soekarnoputri.

Dalam koleksi pribadinya menampilakn sebuah buku mengenai dalamnya istana negara, kain batik dan juga tanda jasa dari pemerintah kepada beliau.

Selain itu juga ada sebuah pigura yang berisikan kutipan yang menjadi ciri khas beliau.




Usai dari Megawati Soekarnoputri kita beranjak menuju ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau Pak Beye.

Di ruangan ini menampilkan koleksi photo bersama anak mantu dan cucu, kemudian koleksi pribadinya salah satunya toga dalam pengukuhan Guru Besar bidang Ilmu Ketahanan Nasional dari Univeristas Pertahanan.

Yang menarik di diorama Pak Beye ini adalah ada sebuah ponsel Nokia series 9300 Communicator yang digunakan dalam menampung keluhan rakyat Indonesia dengan nomor 9949, masih inget ?

Ya di ponsel inilah keluhan kalian terhadap negara dan apapun ditampung dan dibahas oleh Pak Beye bersama pihak terkait.

Selain itu ada helmet warna Biru ciri khas pasukan perdamaian PBB dimana Pak Beye pernah bertugas di Bosnia ketika menjadi Chief Military Observer pada tahun 1995 dengan pangkat Kolonel.




Bicara pasukan penjaga perdamaian, lewat tangan dingin beliau Indonesia memiliki satu satunya di dunia kamp pelatihan pasukan PBB di kawasan Sentul yang gestur lokasinya hampir mirip dengan wilayah konflik.

Salah satu anaknya Agus Yudhoyono pun mengikuti jejak sang anak menjadi salah satu komandan Pasukan Kontingen Garuda XXIII A untuk bertugas di Lebanon dalam misil UNIFIL.

Nah berakhir sampai disini, kemudian ada satu ruang berisikan layar computer tempat berinteraksi dan dan gambar dari seniman Yogyakarta yang mana karyanya selalu menampilkan bentuk mata dan wajah yang sangat hitam sekali.

Di ruang interaktif yang kabarnya akan menjadi diorama Pak Jokowi ini terdapat podium yang biasa digunakan Pak Beye dan Pak Jokowi yang langsung dari Istana.

Selain itu ada tiga gambar dimana gambar pertama adalah gambar ke 7 presiden, kemudian gambar 7 presiden bersama wakil presiden.



Dan yang terakhir adalah gambar para pemain gamelan namun pemainnya adalah ke 7 presiden Indonesia.

Lepas dari ruang diorama dan koleksi pribadi Presiden, kami lalu ke ruang koleksi buku dari tokoh bangsa negeri ini dimana sebelum masuk ke ruangan tersebut di luarnya terdapat beberapa barang yang masuk dalam kategori warisan budaya yang diakui UNESCO.

Ada wayang, Noken, Angklung, Batik dan pencak silat, barulah kami masuki ruang koleksi buku dari ke 7 Presiden RI tersebut.





Selain itu ada koleksi untuk wakil Presiden, ketika kami tiba terdapat koleksi Try Sutrisno dan Jusuf Kalla.

Berhubung ada rombongan anak SMP yang jumlahnya banyak sekali sehingga kami tidak cukup leluasa untuk mengeksplor buku yang menjadi favorit pada tokoh bangsa ini.

Oh ya kalian pasti nanya bagaimana cara masuk ke museum Kepresidenan atau Balai Kirti kan, sini kami kasih tahu caranya.

Yang pertama, calon pengunjung mengajukan surat permohanan berkunjung yang ditujukan kepada :

Kepala Museum Kepresidenan RI Balai Kirti

Komplek Istana Kepresidenan Bogor

Jl. Ir. H Juada No.1 Bogor.

Kemudian jangan lupa mencantumkan nomor kontak telepon, email atau ponsel penanggung jawab rombongan.

Lalu melampirkan daftar nama calon pengunjung, kemudian surat pengajuan tersebut bisa diantar langsung atau dikirim melalui email di museumkepresidenan@gmail.com atau museumkepresidenanIndonesia@gmail.com

Yang terpenting adalah surat pengajuan berkunjung ini paling lambat tujuh hari sebelum waktu berkunjung.

Karena terkait protokler yang ketat dan dijaga oleh Pasukan Pengamanan Presiden a.k.a Paspampres maka para calon pengunjung harus perhatikan hal berikut ini.

Tata tertib Pengunjung

1.        Berpakaian sopan dan rapi.

Pria : kemeja, celana panjang dan bersepatu

Wanita : baju berlengan, celana panjang/rok panjang, gaun di bawah lutut dan bersepatu.

TIDAK DIPERKENANKAN memakai Kaos, baju tidak berlengan, celana pendek, rok mini, jeans, pakaian tipis/ketat, dan memakai sandal.

Pengunjung yang hadir harus sesuai dengan daftar nama yang diajukan.

DILARANG

Membawa tas, ransel dan sejenisnya ke dalam museum

Membawa makakanan dan minuman ke dalam museum

Menyentuh dan atau memegang seluruh media atau koleksi yang ada di museum.

Membawa senjata tajam dan obat obatan terlarang ke dalam museum.

INI YANG PENTING, surat permohonan berkunjung dapat dibatalkan atau ditunda sewaktu waktu apabila ada acara di lingkungan Istana Kepresidenan Bogor ataupun jika pengunjung tidak menaati ketentuan pada Poin Poin yang telah ditentukan !.

Jam kunjungan sendiri ada di hari Selasa hingga Jumat pada pukul 09.00 hingga 15.00 WIB atau Sabtu Minggu dari pukul 09.00 hingga 13.00 WIB.

Senin dan hari libur nasional museum kepresiden atau Balai Kirti ini libur yang teman teman.

Jadi itulah perjalanan kami melihat dari dekat koleksi pribadi dari para Presiden dan Wakil Presiden yang memimpin negara ini.

Dan terima kasih kepada kaka kaka hebat dari Komunitas Historia serta tentunya kang Asep Kambali dan juga Museum Kepresidenan yang telah memberikan kesempatan kami untuk melihat koleksi pribadi presiden dan wakil presiden.

Sampai jumpa di kesempatan berikutnya……

Minggu, 24 Desember 2023

Sehari Berkeliling Kota Hujan Tanpa Rasa Risau

241223, 23:00 – Hari ini w kembali bergabung dengan Komunitas Historia Indonesia untuk mengeksplore salah satu kota di wilayah Jabodetabek apakah itu, ada yang bisa jawab.

Iya sesuai dengan judulnya pada hari ini w bersama kaka Arif dan kaka kaka hebat lainnya di Komunitas Historia akan mengeksplore Kota Bogor atau yang dulunya dikenal sebagai Buitenzorg

Jadi karena baru dapat infonya Jumat 22 Desember 2023 malam dan untungnya udah bayar, pada Minggu 24 Desember 2023 pagi sekitar pukul 06.45 w keluar dari rumah untuk berangkat ke Stasiun Bekasi.

Lumayan lama perjalanan hingga akhirnya w transit dan langsung dapat commuter line ke arah Bogor sekitar pukul 7.15.

Cukup lumayan lama berhenti di sekitar 10 atau 15 stasiun dan paling jauh antar Stasiun itu mulai dari Citayam, Cibinong, Cilebut dan terakhir Bogor.

Sesampainya di Bogor w pun langsung bergegas menuju tempat dimana titik kumpul berada karena sudah diambang telat, w pun berlari dan untungnya baru mulai, maafkeun saya kaka…

Oh perjalanan dimulai dari Stasiun Bogor dimana Bogor lahir pada 3 Juni 1482 dan stasiun Bogor  yang berada di alun alun ini dibangun pada 31 Januari 1873 (ini berdasarkan keterangan dari ka Arif ya bukan w ngada ngada maaf kalau salah soalnya suaranya kecil dan situasi di alun alun rame banget

Stasiun ini dahulu kalah ada tiga pintu dimana pintu pertama dikhususkan untuk para tamu VIP yaitu Gubernur Jenderal dan lainnya, kemudian pintu kedua adalah warga Eropa non Pribumi dan pintu ketiga ada untuk kaum pribumi yang digabung dengan ternak dan hasil bumi.

Saksi dari stasiun ini adalah Margonda (nama ini identic dengan apa hayo) dimana dalam pertemuran Gedoran Depok dirinya selalu menggunakan stasiun ini untuk berjuang namun sayang perjuangan berakhir dengan kematian.

Bahkan dalam paparan Ka Arif, istrinya selalu menunggu di pintu masuk Stasiun Bogor dan selalu bertanya kepada pejuang yang tiba apakah melihat suaminya hingga beberapa tahun baru diketahui bahwa suaminya meninggal dan kabarnya sampai sekarang kuburannya pun tidak ditemukan ini menurut Ka Arif ya..

Di depan stasiun ini terdapat Delman sesuai dengan tujuan atau hotel tempat para penumpang atau pelancong berkunjung misal Delman A menuju Hotel Bellevue Dibetts dan lainnya.

Setelah dari Stasiun, kami ber-11 berjalan menyusuri alun alun Kota Bogor yang dulunya dikenal sebagai Taman Wihelmina, sempat melihat pembangunan Masjid Agung Kota Bogor yang katanya sich kontraktornya sempat kabur.

Kami menyusuri sebuah jalan hingga tiba saatnya tiba di Jalan Arsitek F Silaban yang dulunya dikenal sebagai jalan Gedong Sawah karena dulunya adalah hamparan sawah dan hanya ada satu gedung yang menjulang tinggi yang kini kalau ndak salah sebuah sekolah.

Dan di pintu masuk Jl Arsitek F Silaban terdapat gereja Kristen, bicara Friedrich Silaban siapa beliau, ada yang tahu ?

Iya F Silaban atau Friedrich Silaban adalah pegawai PUPR kala itu yang juga seorang arsitek.

Karya indahnya yang dapat kita saksikan bahkan mungkin pernah kita kunjungi yaitu Gelora Bung Karno, Museum Nasional atau Monas dan Masjid Istiqlal dan masih banyak lagi yang belum kita ketahui.

Dan beruntung w bisa melihat dari dekat kediaman beliau yang w bilang cukup asri dimana terdapat pohon duren dan tidak terpagar.


Yang menarik dari rumah ini adalah pertama, tegel atau lantai yang berada di areal pintu masuk hingga garasi, kalau ndak salah ya sama dengan tegel yang ada di komplek pemakaman pelukis Raden Saleh.

Yang kedua adalah dimana ada kotak surat yang bertuliskan namanya F Silaban yang masih ada di areal garasi.

Lepas dari kediaman F Silaban, kami lanjut menuju ke gedung Bakorwil Jawa Barat, namun sebelum itu kami melipir ke sebuah bangunan di pojokan dimana terdapat papan nama M Santoso.

Kabarnya sebelum maraknya rumah sakit dan BPJS Kesehatan, klinik ini banyak dikunjungi oleh warga Bogor dan katanya terbukti ampuh mampu menyembuhkan orang yang sakit, dan klinik ini dikelola oleh anak anak dari M Santoso.

Lepas dari klinik M Santoso kami melihat gardu listrik jaman Belanda dimana listrik ketika itu berada di bawah tanah tidak seperti saat ini yang penuh dengan kesemrawutan dan tidak rapi.


Dan menariknya Gardu Listrik milik Belanda ini masih berfungsi dengan baik untuk menyinari tempat di Kota Bogor.

Lepas dari Gardu Listrik, kami berjalan ke jalan besar namun masuk ke sebuah jalan kecil dimana samping kirinya dalah Gedung Kejaksaan Kota Bogor.

Gedung ini adalah gedung Bakorwil Jawa Barat yang memiliki nilai sejarah dimana gedung ini dulunya adalah gedung asisten residen Bogor, Cianjur dan Sukabumi,

Berdiri tahun 1908 yang sebelumnya digunakan sebagai gedung pembantu provinsi hingga tahun 2000.

Gaya gedung ini adalah perpaduan gaya Jawa berupa atapnya yang menyerupai Joglo dan Eropa dengan tiang tiang tinggi dan lapisan kayu.

Di sebelah gedung Bakorwil adalah bangunan yang ditujukan untuk tempat kreatifitas anak anak muda Kota Bogor walau kabarnya jarang digunakan.

Yang menariknya halaman kantor Bakorwil ini setiap hari pukul 7.00 digunakan oleh SatLantas Polres Kota Bogor untuk apel sebelum melakukan tugas di jalan dan juga digunakan untuk kegiatan uji emisi dan kegiatan Samsat lainnya.

Lepas dari Kantor Bakorwil kami menepi di depan Hotel Salak yang dibangun sekitar 1850 dimana beberapa kali berganti nama hingga akhirnya menjadi Hotel Salak.

Bahkan pernah dijadikan kamp militer pada jaman penjajahan Jepang dan dulunya bernama Bellevue Dibetts. Pada 1980 hotel ini dikembalikan kepada Indonesia untuk dikelola.

Hotel Salak sendiri bukan berarti buah salak, namun berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Salaka yang artinya perak

W punya pertanyaan bagi warga Bogor, ada yang tahu ndak titik nol Kota Bogor dimana lokasinya ?

Iya titik nol Kota Bogor berada di antara Hotel Salak dan kantor Walikota dan seperti inilah wujudnya, jadi sekarang udah tahu kan dimana letak titik nol kota Bogor.

Lepas dari tugu titik nol Kota Bogor, kami kemudian masuk ke halaman Kantor Walikota Bogor yang menariknya adalah ketika kami masuk sedang ada pameran keberhasilan Bogor di tangan sang walikota Bima Arya yang kini telah purna tugas walaupun masih diperpanjang hingga April 2024.

Ada yang tahu arti tiang dan kata dalam bahasa Sunda yang ada di tiang yang lokasinya dekat dengan patung Kujang ?

Iya kata itu adalah Di Nu Kiwari Ngancik Nu Bihari Seja Ayeuna Sampeureun Jaga, dan kenapa ada 9 pilar di bawah kata kata tersebut,  ada yang tahu artinya ?

Iya ke 9 pilar itu kalau ndak salah adalah menunjukkan ke 9 anggota tubuh yang wajib dijaga hingga akhir hayat. 

Sedangkan tulisan di atas pilar tersebut mengartikan bahwa apa yang kita perbuat hari ini untuk diwariskan di masa depan.

Dalam pameran ini juga ditampilkan deretan photo Wali kota Bogor dari yang pertama kali menjabat yaitu Mr Bae Khuis pada 1905 sampai 1910 hingga saat ini Bima Arya.

Lanjut menuju ke areal pedestrian Istana Bogor dimana katanya setiap tanggal 3 Juni tiap tahunnya Istana Bogor dibuka untuk umum, namun semenjak Jokowi tinggal tradisi itu tidak lagi dilakukan.

Di areal Istana Bogor ini terdapat ratusan rusa India yang didatangkan dari Nepal oleh Gubernur Belanda kala itu Thomas Stamford Raffles.

Namun para penjajahan Jepang, rusa ini diburu oleh para tentara Jepang untuk dijadikan santapan harian mereka.

Rusa Rusa India ini pun sempat ditransfer ke Ancol dan di daerah di Indonesia, jadi katanya setiap kepala daerah yang meminta untuk didatangkan rusa pasti dikirim dengan catatan ada pengajuan resmi melalui surat.

Namun sayangnya w kelupaan photo rusa rusa ini, maafkeun saya…

Lanjut dari Rusa, kita menuju ke depan sebuah rumah kecil yang berada di areal Istana Bogor yang kabarnya adalah tempat tinggal dari Hartini istri terakhir dari Bung Karno.

Ada kisah romantis dari hubungan mesra Bung Karno dengan Hartini ini, dimana ketika Bung Karno sedang kunjungan ke Salatiga, Bung Karno disuguhkan sayur lodeh.

Dan ternyata sayur lodeh itu nikmat sekali, Bung Karno pun bertanya siapa yang memasak dan membuatnya, lalu keluarlah Hartini dan dijawab kalau dirinya lah yang memasak sayur lodeh tersebut.

Cinta pada pandangan pertama berkat sayur lodeh akhir berlabuh, agar tidak ketahun oleh Ibu Fatmawati, Soekarno pun berkirim surat dengan sandi tertentu.

Dan menariknya adalah Hartini adalah istri terakhir dan paling setia hingga pengasingan dan akhir hayat Bung Karno di Wisma Yaso yang sekarang menjadi museum Satria Mandala.

Lepas dari rumah kecil di komplek Istana Bogor, kami berjalan menuju simpang tiga dimana dari kejauhan terdapat Gedung Katedral Kota Bogor dimana setiap pukul 8 pagi dan 4 Sore lonceng gereja berbunyi menandakan waktu tersebut.

Dari seberang, kami berjalan tepat di sebelah gedung Katedral Kota Bogor adalah gedung SMP dan SMA 1 Kota Bogor dimana jaman penjajahan diguanakan sebagai kamp tentara Gurkha yaitu tentara Inggris yang berasal dari India.

Lepas dari pandangan mata Gedung Katedral dan SMP dan SMA 1 Kota Bogor kami berjalan hingga tepat berada di gereja GPIB Zebaoth Kota Bogor dimana berdiri pada 1920 yang dikenal dengan gereja Ayam.

Karena di atas puncak gereja terdapat penunjuka arah mata angin yang berbentuk ayam, jaman dahulu pribumi dilarang memasuki gereja ini, bahkan jaman penjajahan gereja ini dibiarkan kumuh dengan rumput menjulang tinggi dan dicat hitam.

Agar terlihat bahwa bangunan ini telah dibom oleh musuh padahal tidak sama sekali, yang fakta menarik adalah kalau ndak salah, salah satu jemaatnya adalah seorang mantan penyiar dan presenter terkenal lewat acara Yo Weiss yaitu Indy Barends.

Di depan Gereja GPIB Zebaoth terdapat gedung perpustakan pertama di Kota Bogor yaitu Biblica Bogoriencis yang sekarang pengelolaannya ditangani oleh BRIN.

Lepas dari GPIB Zebaoth dan Biblica Bogoriencis, kami berjalan menuju Istana Bogor, apa yang w idamkan dan penasaran akhirnya terwujud yaitu mengunjungi museum kepresidenan atau Balai Kirti

Sempat agak lama di pos penjagaan walau akhirnya kami masuk juga ke depan pos jaga untuk dihitung ternyata dalam undangan berjumlah 12 orang dan ternyata hanya 11 orang saja.

Jadi teman teman sekalian, museum kepresidenan ini diresmikan pada 2014 oleh Presiden ke 8 Republik Indonesia (jangan lupakan jasa Asa’at dan Safruddin Prawiranegara terhadap negara ini) Susilo Bambang Yudhoyono atau Pak Beye.

Berada diteras museum Keperesidenan, kita akan disambut oleh Patung Garuda Wisnu Kencana yang diukir dengan kayu dari pemahat dari Bali.

Lepas kami taruh tas di tempat penitipan barang, kami pun masuk ke dalam areal depan museum Kepresiden. Yang disambut dengan layar besar beraudio tentang Indonesia.

Kemudian dibelakang dari diorama tersebut ada tujuh patung diri dengan ukuran dua kali lebih besar dari wujud aslinya para presiden RI.

Mulai dari Bung Karno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono dan satu satu tempat yang nantinya akan ditempati oleh patung diri Jokowi.

Sayangnya keberadaan Asa’at dan Safruddin Prawiranegara tidak ada atau memang para tokoh bangsa kita ini sudah lupa dengan jasa dari dua tokoh ini yang berperan agar negara hadir walau dalam situasi perang.

Jadi ingat ucapan Bung Karno, Jangan Pernah Melupakan Sejarah atau Jas Merah, mari kita lanjutkan lagi.

Begitu di lantai atas, kita akan disambut dengan diorama dan barang barang pribadi mulaidari Sukarno hingga ruang Interaktif yang nantinya akan dijadikan ruang Jokowi.





Mulai dari ruang Sukarno menampilkan koleksi barang pribadinya, video mengenai Asian Games 1958, kemudian menampilkan foto diri bung Karno bersama tokoh dunia mulai Winston Churchil hingga Che Guevarra dan termasuk John F Kennedy.

Selain itu ada tampilan beberapa prangko dan sampul hari pertama dengan edisi wajah dari Bung Karno, menariknya disini ada daftar Honoris Causa dari lintas negara yang jumlahnya sekitar 26 buah.

Lanjut ke diorama Soeharto, siapa yang tidak kenal sosok ini dikenal dengan sebutan bapak pembangunann karena jaman beliau banyak sekali pembangunan yang ia ciptakan bahkan mungkin kalian yang baca pernah mendengar dengan istilah Repelita atau Rencana Pembangunan Lima Tahun.

Sama seperti Sukarno, pada hal Soeharto menampilkan koleksi pribadi dari beliau mulai dari seragam kebesaran TNI tongkat komando hingga pena dan telepon dengan lapisan emas.

Kemudian beralih ke diorama selanjutnya yiatu BJ Habibie, sama halnya dengan dua presiden terdahulu menampilan koleksi barang berupa miniatur pesawat CN 235 dan N 250.

Namun sayang karena krisis moneter proyek pesawat beliau harus tertunda dan juga ilmu navigasi udara yang dirinya ciptakan dapat diaplikasikan dalam dunia penerbangan saat ini.

Dalam koleksi pribadinya ada yang menarik yaitu ditaruhnya Kamera Leica milik beliau karena hobi photografinya.

Bahkan kabarnya selendang dari Ibu Ainun baru saja diberikan dari pihak keluarga namun belum diperkenalkan kepada publik.

Diorama selanjutnya adalah Gus Dur siapa yang tidak kenal beliau ? guru bangsa walau sedikit kontroversial namun selalu dikangeni oleh masyarakat terutama kaum minoritas.

Dalam dioramanya kali ini, pakaian, sarung, tongkat dan peci Gus Dur dipamerkan dalam diorama khusus beliau termasuk kaca mata dan jam tangannya.



dok. Lorcasz

Selain itu ada beberapa photo dirinya dengan beberapa tokoh dunia, bukti dari kontroversialnya itu adalah w melihat photo dirinya duduk satu meja berdampingan bersama Ehud Barak PM Israel pada sebuah acara.

Dan kesempatan ini tidak w sia siakan untuk mengabadikannya untuk kalian semua dan inilah photonya.

dok. Lorcasz
Kemudian diorama Megawati Soekarnoputri yang menampilkan quote terkenalnya dan juga koleksi barang pribadinya yaitu berupa tanda jasa dari pemerintah dan juga buku serta sebuah kain batik.

Lalu beralih ke Susilo Bambang Yudhoyono atau Pak Beye dimana menampilkan koleksi photo bersama anak mantu dan cucu, kemudian koleksi pribadinya salah satunya toga dalam pengukuhan Guru Besar bidang Ilmu Ketahanan Nasional dari Univeristas Pertahanan.

Yang menarik di diorama Pak Beye ini adalah ada sebuah ponsel Nokia series 9300 Communicator yang digunakan dalam menampung keluhan rakyat Indonesia dengan nomor 9949, masih inget ?

Ya di ponsel inilah keluhan kalian terhadap negara dan apapun ditampung dan dibahas oleh Pak Beye bersama pihak terkait.

Dok. Lorcasz


dok. Lorcasz

dok. Lorcasz

Selain itu ada helmet warna Biru ciri khas pasukan perdamaian PBB dimana Pak Beye pernah bertugas di Bosnia ketika menjadi Chief Military Observer pada tahun 1995 dengan pangkat Kolonel.

Bicara pasukan penjaga perdamaian, lewat tangan dingin beliau Indonesia memiliki satu satunya di dunia kamp pelatihan pasukan PBB di kawasan Sentul yang gestur lokasinya hampir mirip dengan wilayah konflik.

Salah satu anaknya Agus Yudhoyono pun mengikuti jejak sang ayah menjadi salah satu komandan Pasukan Kontingen Garuda XXIII A untuk bertugas di Lebanon dalam misi UNIFIL.

Nah berakhir sampai disini, kemudian ada satu ruang berisikan layar computer tempat berinteraksi dan dan gambar dari seniman Yogyakarta yang mana karyanya selalu menampilkan bentuk mata dan wajah yang sangat hitam sekali.

Di ruang interaktif yang kabarnya akan menjadi diorama Pak Jokowi ini terdapat podium yang biasa digunakan Pak Beye dan Pak Jokowi yang langsung dari Istana.

Selain itu ada tiga gambar dimana gambar pertama adalah gambar ke 7 presiden, kemudian gambar 7 presiden bersama wakil presiden.

Dok. Lorcasz

Dok. Lorcasz


Dan yang terakhir adalah gambar para pemain gamelan namun pemainnya adalah ke 7 presiden Indonesia.

Lepas dari ruang diorama dan koleksi pribadi Presiden, kami lalu ke ruang koleksi buku dari tokoh bangsa negeri ini dimana sebelum masuk ke ruangan tersebut di luarnya terdapat beberapa barang yang masuk dalam kategori warisan budaya yang diakui UNESCO

Dok. Lorcasz


Dok. Lorcasz


Dok. Lorcasz
Ada wayang, Noken, Angklung, Batik dan pencak silat, barulah kami masuki ruang koleksi buku dari ke 7 Presiden RI tersebut.

Berhubung ada rombongan anak SMP yang jumlahnya banyak sekali sehingga kami tidak cukup leluasa untuk mengeksplor buku yang menjadi favorit pada tokoh bangsa ini.

Oh ya kalian pasti nanya bagaimana cara masuk ke museum Kepresidenan atau Balai Kirti, sini w kasih tahu caranya.

Yang pertama, calon pengunjung mengajukan surat permohanan berkunjung yang ditujukan kepada :

Kepala Museum Kepresidenan RI Balai Kirti

Komplek Istana Kepresidenan Bogor

Jl. Ir. H Juada No.1 Bogor.

Kemudian jangan lupa mencantumkan nomor kontak telepon, email atau ponsel penanggung jawab rombongan.

Lalu melampirkan daftar nama calon pengunjung, kemudian surat pengajuan tersebut bisa diantar langsung atau dikirim melalui email di museumkepresidenan@gmail.com atau museumkepresidenanIndonesia@gmail.com

Yang terpenting adalah surat pengajuan berkunjung ini paling lambat tujuh hari sebelum waktu berkunjung.

Karena terkait protokler yang ketat dan dijaga oleh Pasukan Pengamanan Presiden a.k.a Paspampres maka para calon pengunjung harus perhatikan hal berikut ini.

Tata tertib Pengunjung

1.      Berpakaian sopan dan rapi.

Pria : kemeja, celana panjang Tidak Jeans dan bersepatu

Wanita : baju berlengan, celana panjang/rok panjang, gaun di bawah lutut dan bersepatu.

Tidak diperkenakan memakai Kaos, baju tidak berlengan, celana pendek, rok mini, jeans, pakaian tipis/ketat, dan memakai sandal.

Pengunjung yang hadir harus sesuai dengan daftar nama yang diajukan.

DILARANG

Membawa tas, ransel dan sejenisnya ke dalam museum

Membawa makakanan dan minuman ke dalam museum

Menyentuh dan atau memegang seluruh media atau koleksi yang ada di museum.

Membawa senjata tajam dan obat obatan terlarang ke dalam museum.

Ini yang penting, surat permohonan berkunjung dapat dibatalkan atau ditunda sewaktu waktu apabila ada acara di lingkungan Istana Kepresidenan Bogor ataupun jika pengunjung tidak menaati ketentuan pada Poin Poin yang telah ditentukan !.

Jam kunjungan sendiri ada di hari Selasa hingga Jumat pada pukul 09.00 hingga 15.00 WIB atau Sabtu Minggu dari pukul 09.00 hingga 13.00 WIB.

Senin dan hari libur nasional museum kepresiden atau Balai Kirti ini libur ya teman teman.

Dok. Lorcasz
Keluar dari Balai Kirti, berlanjut ke Museum Nasional Sejarah Alam dimana saat ini berada di bawah wewenang BRIN dan untuk masuk ke museum tersebut sediakan duit Rp15.000 pada weekday dan Rp 25.000 pada weekend.

Lanjut ke utara menuju kantor pos di Stasiun Bogor dimana dulunya adalah Gereja karena masifnya pendatang dari Eropa di Kota Bogor.

Dok. Lorcasz

Dengan masifnya pendatang dari Eropa di Kota Bogor maka pemerintah Belanda menyetujui pembangunana Gereja yang bisa digunakan secara bergantian antar umat Kristen dan Katolik.

Namun karena masing masing agama telah memiliki gereja maka bangunan ini dialihfungsikan menjadi Kantor Pos.

Dok. Lorcasz
Lanjut ke depan Kebun Raya Bogor dimana salah satu spot favorit warga Bogor yang menjulukinya sebagai Beverly-nya Bogor pasti tahu donk apa maksudnya seperti yang photo yang terlampir.

Kemudian beralih ke rumah dari maestro pelukis ternama yang gelar kepahlawanannya dicabut karena standar ganda dikarenakan beliau menjadi pelukis istana di Eropa. Yaitu Raden Saleh bin Jahja

Kediaman Raden Saleh hingga akhir hayatnya kini menjadi Kantor KPP Pratama atau kantor Pajak Kota Bogor.

Dok Lorcasz
Raden Saleh sendiri dimakaman di Sebuah Jalan bernama Pahlawan Gang Raden Saleh Kampung Gede Bogor pada 31 Juli 1880 seseuai dengan wasiatnya minta dikubur di atas bukit peninggalan Kerajaan Padjajaran.

Sebelum berakhir, kami menuju ke sebuah roof top dari mal terkemuka di Bogor yaitu BTM yang dapat melihat keindahan dari Gunung Salak

Sebelum jadi BTM adalah sebuah hotel yang bernama Belle View yang menjadi hotel termewah di kala itu dengan viewnya adalah Gunung Salak.

Dok. Lorcasz


Dok. Lorcasz

Namun ketika kami sampai disana kami tidak mendapati Gunung Salak karena tertutup kabut atau polusi namun kami bisa melihat suasana kota Bogor termasuk alun alun Kabupaten Bogor yang ditandai dengan pohon beringin di tengah kota.

Selain itu ada kebun penelitian kelapa sawit milik IPB yang kami lihat di sebelah kiri dari kami menatap pemandangan Kota Bogor.

bahkan lepas dari BTM kami diperlihatkan gambar view dari Kota Bogor di era penjajahan Belanda lengkap dengan beragam pohon.

Lepas dari Mall BTM, kami menuju museum Zoologi dan museum tanah dimana Kota Bogor mendapatkan julukan kota penelitian karena banyaknya pusat penelitian, menariknya museum Zoologi dikenal masyarakat Kota Bogor adalah Museum Blauw karena warnanya ynag biru.

Lepas dari Museum Zoologi dan Museum Tanah, kami akhirnya sampai di ikonik dari Kota Bogor yaitu Jalan SuryaKencana dengan berkunjung ke vihara Dhangun yang kebetulan hari ini sedang ada acara.

Dok. Lorcasz

Dok.Lorcasz
Sehingga kami memutuskan selesai dari  kegiatan mengeksplore Kota Bogor dengan hasilkan 7,16 Kilo dengan habiskan sekitar 1,628 kalori dan telah melangkah sebanyak 9,919 langkah.

Ketika yang lain memutuskan untuk wisata kuliner, w sendiri memilih kembali balik walau dengan sepatu sedikit jebol dan harus mengganti dengan sandal yang sudah w bawa dari rumah sembari menunggu angkot 03 menuju Stasiun.

dok. Lorcasz
Pada pukul 12.30 kereta yang bawa w pun keluar dari Stasiun Bogor dan pada pukul 14.30 tiba di Stasiun Kranji, sembari menunggu w membeli roti kampung dari penjual yang mungkin sudah langka.

Tepat pukul 15.30 w pun sampai di rumah, tanpa istirahat pun w mandi dan bersiap untuk mengikuti kegiatan ibadah Natal I yang berlangsung di GKI Camar dekat rumah dengan tema Natal yaitu Merayakan Kepedulian Allah pada Dunia.

Dan tepat pukul 19.00 WIB w pun tiba di rumah dan akhirnya bisa selonjoran sembari mengupdater sosial media dari photo yang w ambil.

Demikian jalan jalan w mengeksplore Kota Bogor, maaf kalo panjang dan membuat kalian bosan namun itulah yang terjadi.

Terima kasih buat Ka Arif buat ceritanya soal Bogor yang membuat w terkesima dan juga teman teman photographer Komunitas Historia yang telah mengabadikan photo serta videonya….

Sampai jumpa di keseruan w lagi bersama kaka kaka hebat dari Komunitas Historia dan Kang Asep Kambali ***