Jumat, 08 Desember 2023

Yuk Mengenal Lebih Dekat dengan Covid19 Varian BA.2.86 Atau Dikenal dengan Pirola

Ilustrasi - timesofindia.indiatimes.com
81223, 06:00 – Maraknya kembali Covid19 membuat pemerintah meminta masyarakat agar kembali menerapkan protocol kesehatan salah satunya adalah mengenakan masker ketika berada di luar ruangan.

Covid19 saat ini yang tengah bermutasi adalah varian Pirola atau dikenal sebagai BA.2.86 yang dipantau secara cermat karena virus ini sedang menyebar cepat ke seluruh Amerika Serikat.

Sekedar untuk informasi, pada akhir November 2023, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengeluarkan kebijakan baru yang memperingatkan masyarakat bahwa mereka tengah pantau mutasi Covid19 varian Pirola atau BA. 2.86 yang pertama kali ditemukan pada musim panas tahun ini.

Pada dua minggu pertama sebelum laporan terbaru terbit, BA 2.86 hanya menyumbang 3 persen dari seluruh infeksi Covid19.

Namun saat ini dalam dua minggu berikutnya BA. 2.86 telah meningkat capai 9 persen dari seluruh kasus.

Menurut CDC. Pirola paling umum terjadi di wilayah New York dan New Jersey dengan menyumbang lebih dari 13 persen infeksi Covid19.

Terkait dengan mutasi BA 2.86 atau Pirola ini, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO  melihat mutasi ini sebagai ancaman internasional dan telah banyak dilaporkan di banyak negara.

 “BA.2.86 telah dilaporkan di banyak negara, dan prevalensinya perlahan meningkat secara global,” kata WHO dalam ringkasan eksekutif akhir November.

WHO sendiri telah mengklasifikasikan BA.2.86 sebagai “variant of interest” yang patut diwaspadai pergerakannya.

Lalu apa itu varian Pirola atau BA 2.86 tersebut ?

Varian BA 2.86 ini pertama kali terdeksi pada Agustus 2023 di Denmark dan Israel. Viru ini merupakan turunan dari Sublineage Omicron BA.2 yang sebabkan lonjakan virus di awal tahun 2022 lalu

Boleh dibilang BA. 2.86 memiliki mutasi terbanyak dibandingan dengan beberapa varian Omicron yang marak pada dua tahun lalu.

Pada data awal menunjukkan BA 2.86 memiliki 34 mutasi lebih banyak pada spike proteinnya dibandingkan dengan BA 2 yang mendorong lonjakan Covid19 pada 2022 lalu.

Kemudian ditambah 36 mutasi lebih banyak dibandingkan dengan varian Omicron XBB.1.5 yang cepat mendominasi di Amerika Serikat di awal 2023

Mutasi sekuens virus dapat pengaruhi seberapa menular suatu virus seberapa baik virus tersebut merespons pengobatan dan seberapa parah virus tersebut pengaruhi kesehatan manusia.

Dengan kata lain BA. 2.86 lebih berbeda dengan subvariant Omicron XBB yang awal 2023 beredar.

Gejala BA 2.86 yang perlu anda ketahui !

Hingga saat ini belum diketahui apakah infeksi varian BA. 2.86 timbulkan gejala yang berbeda dari varian lainnya hal ini terlihat dari jumlah kasusnya yang masih terlalu kecil.

Namun dalam resiko BA 2.86 pihak CDC mengatakan bahwa tidak ada bukti varian BA 2.86 ini menyebabkan penyakit yang lebih parah seperti varian lainnya tapi hal ini dapat berubah seiring dengan masuknya data tambahan.

Berikut ini gejala dari varian Covid19 BA. 2.86 yaitu

Batuk.

Sakit tenggorokan.

Penyumbatan

Hidung meler.

Bersin.

Kelelahan.

Sakit kepala.

Nyeri otot.

Perubahan pada indra penciuman.

Dan cara menanganinya pun melalui tes dan pengobatan yang tersedia untuk Covid19 tampaknya cukup efektif untuk menyelesaikan varian tersebut.

Apakah varian BA. 2.86 bisa menular ?

Hingga saat ini belum diketahui apakah BA. 2.86 lebih mudah menular dibandingkan varian omicron lainnya walau angka kasunya masih tergolong sedikit.

Namun apa yang telah diketahui tentang rangkaian genetic BA.2.86 dan mutasi spike protein. Varian ini kemungkinan besar akan mampu lepas dari kekebalan yang sudah ada sebelumnya terhadap Covid19.

Berdasarkan hasil pengamatan CDC, BA. 2.86 mungkin lebih mampu sebabkan infeksi pada orangnya menderita Covid19 atau telah divaksinasi.

Sebagian besar mutasi yang ditemukan pada spike protein mungkin akan pengaruhi kemampuan antibody untuk mengikat dan menetralisir virus.

Dengan kata lain, BA. 2.86 tidak hanya lolos dari kekebalan dari vaksinasi atau infeksi sebelumnya, namun kekebalan yang diinduksi dari vaksin dari vaksin musim gugur yang akan datang.

Dalam laporannya pada 27 Oktober 2023, CDC katakan diperlukan lebih banyak data dari manusia di dunia nyata untuk lebih pahami dampak kekebalan yang sudah ada terhadap BA.2.86.

Laboratorium sendiri sedang meneliti netralisasi antibody BA.2.86 untuk lebih paham bagaimana sistem kekebalan dapat berinteraksi dengan virus. ***

Liga Italia: Akibat Doping, Paul Pogba Dituntut 4 Tahun Skorsing Terancam Pensiun Dini

twitter.com/juventusfc
81223, 04:38 – Polemik kasus doping Paul Pogba menemui titik terang usai muncul tuntutan dari Pengadilan Anti Doping Italia pada Kamis 7 Desember 2023 malam WIB.

Sebelumnya dirinya telah diperiksa sebanyak dua kali untuk pastikan dosis penggunaan zat terlarang dalam tubuhnya.

Namun, sampel kedua tetap menghasilkan bukti bahwa gelandang timnas Prancis ini positif menggunakan doping.

Pihak Kejaksaan di Italia pun telah menuntut Paul Pogba dengan hukuman berupa skorsing selama 4 tahun.

Mantan pemain Manchester United ini bisa saja membela diri untuk mengurangi masa hukuamnnya.

Namun dikabarkan Paul Pogba tidak melakukan apa pun agar mengurangi besaran sanksinya.

Seperti diketahui, Paul Pogba hanya dijatuhi hukuman larangan aktif dalam dunia sepak bola.

Jika larangan bermain sepak bola selama 4 tahun benar menimpanya maka kemungkinan pemain kelahiran 15 Maret 1993 ini mendekati masa akhir karirnya.

Kini pemegang gelar Piala Dunia 2018 bersama Prancis tersebut telah menginjak usai 30 tahun.

Klub yang dihuninya sekarag ini, Juventus dikabarkan akan memutus kontraknya secara sepihak.

Menurut ketentuan yang berlaku, skorsing 4 tahun tersebut adalah ambang batas dan keringanan dari penggunanya.

Hukuman bisa dikurangi jika seorang atlet mampu buktikan dirinya secara tidak sengaja memakai obat terlarang tersebut.

Sebagai informasi, Paul Pogba pertama kali dinyatakan positif menggunakan doping usai masuk dalam daftar pemain Juventus kontra Udinese pada Agustus 2023 lalu.

Namun dirinya tidak bermain dan hanya menghangatkan suasana bangku cadangan. Hasil pmeriksaan tes pertama telah dikeluarkan pada September lalu.

Hingga tulisan ini dipublikasikan Paul Pogba belum berkomentar dan memberikan klarifikasi terkait putusan yang barus saja menimpanya.

Sang pelatih Juventus, Massimiliano Allegri pun tidak banyak bicara mengenai masalah yang menimpa anak asuhnya.

“Secara manusiawi, saya menyesal atas apa yang terjadi pada Paul Pogba,” kata Allegri sebagaimana dilansir dari Daily Mail.

Selain doping, catatan negatif yang menimpa Paul Pogba yang bisa menambah beban pukulan bagi Juve adalah cedera yang dialaminya sejak dibeli kembali dari Manchester United

Sepanjang bermain bersama Juventus, dirinya hanya dua kali tampil bersama Si Nyonya Tua di Liga Italia sementaar pada musim lalu tercatat enam penampilan.

Selain doping dan cidera ada masalah lain yang menimpa Paul Pogba yaitu terlibat kasus pemerasan oleh kakaknya sendiri, Mathias yang masih dalam proses penyelidikan. ***