201022, 05:38 – Menteri Sekretaris Negara Praktikno
menyatakan gelara Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan berlangsung di
Bali pada 15-16 November 2022 mendatang akan menjadi momentum pengenalan
kendaraan bermotor listrik di Indonesia.
Hal ini seiring pengunaan
1,452 unit kendaraan bermotor, mulai dari mobil, sepeda motor hingga bus yang
digunakan menggunakn teknologi ramah lingkungan.
“Kebutuhan unit selama
KTT G20 yang akan digunakan sebanyak 962 unit mobil listrik, 454 unit motor
listrik dan 36 bus listrik, itu total yang akan kita gunakan,”kata Praktikno
dalam acara serah terima kendaraan elektrifikasi berteknologi Battery Electric
Vehicle (BEV) untuk kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi G20 (KTT G20)
Mantan Rektor UGM ini
mengatakan Kementerian Sekretariat Negara akan menyediakan sebanyak 830 unit
kendaraan listrik yang dibantu oleh Kementerian Perhubungan, Polri, Paspampres,
Kadin dan perusahaan swasta seperti Gojek untuk menyediakan kendaraan listrik
selama pelaksaan KTT G20.
“Jadi, kita ingin
memanfaatkan KTT G20 ini sebagai momentum menujukkan komitmen kita. Sekaligs,
showcase untuk bagaimana kita mengelola energi menuju energi bersih,”kata
Pratikno
Langkah ini diharapkan
jadi cerminan wujud nyata Indonesia ke dunia dalam merespon perubahan iklim,
menuju energi berkelanjutan dan net zero emission pada 2060 mendatang.
Pratikno juga katakan
dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 tahun 2022, yang
mendorong penggunaan kendaraan listrik oleh pemerintah pusat dan daerah akan
mempercepat pengenalan dan transisi menuju energi bersih.
“Harapannya in akan
menjadi momentum secara bertahap peralihan menuju energi baru dan
terbarukan,”kata Pratikno.
“Saya sampaikan terima
kasih kepada Toyota dan Pemerintah Jepang yang sudah mendukung Pemerintah
Indonesia, mendukung penyelenggaraan Presidensi G20 dan mendukung transisi
energi bersih,”katanya menambahkan.
Sebagai informasi, pada 9
Februari 2022 lalu, PT Toyota Astra-Motor dan Kementerian Sekretariat Negara
juga telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama dalam menyiapkan 41 unit Toyota
BZ4X untuk digunakan sebagai kendaraan Menteri di bidang lain, 82 unit Lexus
UX300e sebagai kendaraan Delegasi KTT G20, dan 20 unit Lexus UX300e untuk
kendaraan Panitia Nasional.
Ndu
apresiasi dengan usaha pemerintah dalam mengawal isu perubahan iklim yang
semakin menjadi ini, semoga acara di Bali sukses dan tidak menjadi hambatan
karena ingin memamerkan sesuatu yang mungkin baru di Indonesia sehingga butuh
perhatian lebih sehingga kita tidak malu dihadapan delegasi lain.
Kita
tahu saat in sedang trend kendaaraan ramah lingkungan seperti kendaraan listrik
tapi apakah sudah terpenuhi sarana penunjangnya di seluruh Indonesia misalnya
listrik untuk mengaliri kendaraan tersebut dan juga stasiun pengisiannya apakah
terjangkau misal setiap lima kilometer dan setiap kota /kabupaten ada stasiun
pengisian ?
Apakah
pasokan listrik negara kita cukup aman untuk aliri rumah tangga di Indonesia
jangan sampai demi gengsi bahwa kita negara yang ramah lingkungan harus mengorbankan
ratusan juta jiwa hidup dalam kegelapan ?
Hal
seperti ini harus lebih diperhatikan dulu ketimbang urusan mobil listrik lah
dan lainnya, benahi dulu daerah 3 T (tertinggal, terdepan, terluar) yang masih
butuh perhatian sangat dari pemerintah dalam hal penunjang hidup mereka seperti
listrik.
Kalau
daerah 3 T ini difokuskan lebih dulu bukan seiring sejalan, karena kalau seiring
sejalan ndut tidak yakin akan maksimal karena kita sudah bisa lihat yang
sudah-sudah malah berantakan dan tidak terurus dan sudah seperti penyakit atau
kebiasaan negeri ini.
Kalau
3 T ini sudah aman, barulah bicara kendaraan ramah lingkungan lah yang pake
listrik lah atau yang lain, jangan sampai kita boleh maju dan tren namun rakyatnya
masih tertinggal sangat jauh, apa kata dunia !
Kemudian
perbaiki atau benahi tata kelolo seperti perlistrikan kita tahu bagaimana rakyat
menjerit ketika ada isu biaya listrik naik, nah kalau memang mau bermain di sector
kendaraan listrik yang benahi dulu dalam artian kemampuan listrik kita berapa
banyak ketimbang listik mobil atau apakah seluruh rumah tangga teraliri listrik
hingga ke daerah 3T
Jangan
sampai yang ndut bilang tadi, demi gengsi ratusan juta jiwa harus hidup dalam kegelapan,
speerti di kTT G20 ini, semua serba listrik apakah nantinya cukup dan lebih pasokan
Bali dalam menjaga listik mereka sampai gelaran KTT G20 berakhir.
Jangan
juga KTT G20 nya sukses dan dipuji dunia, namun di sisi lain ada jutaan warga
Bali harus merasakan panasnya dunia ketika malam karena kegelapan dimatikan pasokan
listrik rumah tangganya demi menjaga konsistensi listrik di KTT G20, tidak bisa
dibayangkan kalau itu terjadi.
Ndut
sich berharap dari sekarang, sedikit-demi sedikti mulai dibenahi tata Kelola kelistrikan
negara ini kalau ingin benar-benar kita ingin segalanya ramah lingkungan, perbaiki
sistem yang ada, layani terlebih dahulu rumah tangga dan industri.
Kalau
itu sudah bisa dijalankan dan aman barulah kita bicara perubahan iklim dan
kendaaran ramah lingkungan, selama itu belum bisa tidak elok lah kita melakukan
itu, malu !
Kita
nantikan saja gelaran KTT G20 dengan mobil ramah lingkungan yang khusus dibuat
dan didatangkan ke Indonesia karena belum dirilis dan dipasarkan, semoga listri
Bali tetap aman dari awal bulan November hingga gelaran KTT G20 berakhir dan
tidak ada komplen mati listrik dari warga Bali.