Kamis, 13 Oktober 2022

Liga Champion : Liverpool Pesta Gol di Ibrox

131022, 03:55 – Klub kebanggaan ndut selain Juventus, Liverpool sukses catatkan kemenangan besar dalam partai ke-4 Liga Champion.

Bertanding di Stadion Ibrox di kota Glasgow, Skotlandia ini dimana Liverpool tertinggal lebih dulu pada menit ke-17 lewat penyerang tuan rumah, Scott Arfield manfaatkan kerja samanya dengan Ryan Jack, 1-0 untuk Rangers.

Namun keunggulan itu hanya bertahan sebentar, karena pada menit ke-24, penyerang timnas Brasil Roberto Firmino sukses imbangi permainan dengan manfaatkan umpan lambung Konstatinos Tsimikas lewat sundulan kepalanya, skor 1-1 pun bertahan hingga babak pertama usai.

Entah mendapatkan ilham atau dapat motivasi dari Jurgen Klopp, Liverpool pun menjadi menggila di babak kedua.

Masuk babak kedua, The Reds berbalik unggul pada menit ke-55 lewat Firmino setelah sontek bola umpan silang dari Joe Gomez dari sisi kanan pertahanan Rangers dan McGregor pun tak kuasa menghalaunya, 1-2 untuk Liverpool

Penyerang timnas Urugay pun catatkan namanya di papan skor dan mengubah menjadi 1-3 pada menit ke-66, berawal dari Fabinho merebut bola dari Steve Davis dan memberikannya kepada Fabio Carvalho tanpa tunggu lama, bola tersebut diumpankan kepada Firmino.

Dari Firmino melanjutkan kembali dengan tumit ke arah Nunez yang dengan jitu arahkan bola ke tiang jauh tanpa bisa dihalau oleh McGregor.

Jurgen Klopp masukan Diogo Jota dan Mohammed Salah untuk tajamkan lini serang gantikan Roberto Firmino dan Darwin Nunez, dan terbukti

Penyerang timnas Mesir ini membuat gol pada menit ke-75 dan mengubah menjadi 1-4 berawal dari umpan Harvey Elliott yang mengenai lawan jatuh di kaki Salah dan dibawa mendekati gawang, sebelum tembakkan ke pojok kanan.

Salah cetak gol kedua dan mengubah menjadi 1-5 ketika bola liar mengarah kepadanya di kotak penalty. Walau dikawal tiga pemain, Salah masih bisa jebol gawang McGregor di sisi kiri.

Lagi-lagi Salah ! dirinya mencetak gol untuk ketiga kalinya pada menit ke-81 lewat serangan cepat dari sisi kanan, usai mendapatkan umpan Diogo Jota. Salah masuk ke tengah dan sempat menahan bola sejenak sebelum menembak ke pojok kiri, 1-6 untuk Liverpool.

Harvey Elliott menutup pesta gol di Ibrox pada menit ke-87 setelah mendapatkan bola liar hasil sepakan Diogo Jota yang mampu ditepis McGregor. Sempat dianulir sebelum ditinjau dari VAR karena da dugaan offiside dan ternyata tidak, 1-7 untuk Liverpool

Tentunya ini menjadi kabar gembira dan suka cita bagi para pecinta Liverpool disaat tidak konsistennya klub ini bermain karena di liga domestic baru mendapatkan dua kemenangan.

Namun akan lebih bahagia karena Liverpool khususnya Mo Salah berhasil cetak sejarah dalam Liga Champion dimana hanya butuh 6 menit 12 detik saja untuk membukukan gol ketiganya ke gawang Rangers.

Tiga gol tersebut menambah pundi-pundi salah bersama Liverpool menjadi 38 gol terbanyak sepanjang sejarah bagi suatu tim Premier Leagus di Liga Champion.

Selain itu Diogo Jota yang berikan hattrick assist kepada Salah untuk menjadi gol adalah pertama kalinya seorang pemain Liverpool memberikan assist untuk setiap gol hattrick rekan setimnya.

Terakhir yang melakukan tersebut adalah Stan Collymore untuk Robbie Fowler kontra Arsenal pada Desember 1995. Hattrick Salah ini lewati catatan waktu tercepat sebelumnya yang ditorehkan penyerang Lyon Bafetimbi Gomis ketika lawan Dinamo Zagreb dalam waktu 8 menit.

Bagi Rangers ini adlah kebobolan kedua kalinya dengan skor sama 1-7 saat melawan rival abadi mereka Celtic pada final Piala Liga 1957.

Kembali ke Salah dimana mencetak tiga gol dari hanya empat tembakan yang dirinya ambil pada laga kontra Rangers, dirinya lepas lebih banyak tembakan sebanyak 4 kali dari 3 kali operan akurat.

Ya ndut sich berharap Liverpool tetap konsisten seperti lawan Rangers ini di Liga maupun Champion apalagi kabarnya hanya membutuhkan satu poin untuk menemani Napoli ke partai 16 besar.

Dimana partai selanjutnya Liverpool akan bertandang ke kandang Ajax Amsterdam pada 27 Oktober mendatang, ya semoga bisa raih tiga angka dan beda tipis dengan Napoli di klasemen.

Rabu, 12 Oktober 2022

Liga Champion, Juventus Kalah (lagi)

121022, 01:44 – Sepertinya kekalahan menjadi santapan hari-hari dari Juventus saat ini dan terbukti mulai dari liga Serie A melawan Milan harus kalah 2-0 dan sekarang kembali lagi 2-0 dari klub asal Israel Maccabi Haifa.

Kalo dilihat golnya yang cetak oleh Otmer Atzilli pada menit ke-7 dan 42 cukup mudah dan bisa di tangani oleh barisan belakang dan kiper tetapi kenapa bisa jebol juga, ada apa dengan Juventus ?

Mungkin ini menjadi pertanyaan para Juventini dan Juve dona di seluruh dunia melihat performa Juventus yang tidak biasa, bahkan sudah mulai akrab dengan namanya kekalahan, walaupun mungkin ada yang bilang ya namany juga bola itu bundar.

Tetapi apakah bola itu bundar selalau berada di bawah terus-terusan ? tentu tidak donk, pasti ada fasenya naik tapi ini kenapa masih di bawah berarti ada apa-apa nya donk dnegan Juventus.

Soal tagar #Allegriout ndut setuju aja, tapi apakah dengan keluarnya Allegri dapat menyelesaikan masalah dan kita mampu kembali ke jalur juara ? belum tentu tapi ya mungkin sedikit lebih maju.

Ndut sich melihat adanya putus atau tidak sinkronnya komunikasi antar pemain dengan pelatih dalam hal pola permainan, pertanyaannya apakah komunikasi pelatih ini diterapkan dilapangan saat pertandingan ?

Kalo memang diterapak pola permainan oleh pelatih kepada pemain, kenapa selalu kalah ? ada yang salah bukan ? itu hanya pemain dan pelatih serta official Juventus yang tahu permasalahannya.

Ndut sih berharap kekalahan ini bukan menjadi kebiasaan dan latah namun menjadi pelecut semangat dalam meraih kemenangan baik di Serie A maupun Liga Champion, walaupun peluang Liga Champion sudah nyaris tidak ada kesempatan raih juara.

Namun setidaknya di Eropa, Juventus ada harganya lah tidak dianggap remeh oleh lawan setiap bertemu, semoga di liga malam jumat (UEFA Europa League) Juventus bisa berkembang dan juara.

Kita lihat sejauh mana Juventus akrab dengan kekalahan dan juag sejauh aman Allegri dengan argument dan keyakinannya bahwa dirinya tidak akan dipecat walau depan mata sudah terlihat bagaimana kondisi Juventus saat ini.