Rabu, 27 Juli 2022

Presiden Jokowi Bertemu dengan PM Jepang

presidenri.go.id
27722, 12:29 – Setelah lakukan kunjungan ke Republik Rakyat Tiongkok dalam rangka tur Asia Timur, kini Presiden lakukan lawatan ke Jepang.

Sebagaimana ndut baca laman kepresidenan, Presiden dalam lawatan ke Jepang bertemu dengan Perdana Menteri Jepang, Kishida Fumio di Kantor Perdana Menteri.

Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin sepakat untuk perkuat kerja sama  di bidang perdagangan dan investasi antara kedua negara.

Kesepakatan yang bertajuk IJEPA dapat diselesaikan dan ditandatangani pada KTT G20 November nanti di Bali.

Selain itu, pada investasi Presiden menyambut baik atas investasi Jepang di Indonesia serta menghargai proyek yang diselesaikan dengan tepat waktu, dan mengundang investasi Jepang lainnya di lintas sector.

Ndut apresiasi dengan kunjungan Presiden ke Asia Timur dalam rangka memperkuat hubungan kedua negara terutama di bidang ekonomi dan lintas sector.

Kita tahu Jepang adalah investor utama Indonesia, selama 65 tahun hubungan diplomatic banyak proyek yang dikerjakan oleh negara matahari terbit ini seperti proyek MRT Jakarta North-South Fase II dan East-West Fase I, Kawasan Industri Papua Barat.

Selain itu ada perluasan Pelabuhan Patimban dan Jalan Tol Akses Patimban, dan kerja sama bagi kelanjutan Proyek Gas Masela, kita pun sering atau menggunakan produk Jepang baik itu elektronik atau pakaian yang sudah mulai masuk ke Indonesia.

Ndut sich berharap ke depannya, Jepang benar mau menurunkan tarif beberapa produk seperti pisang, nanas, tuna dan produk mangga, serta makin banyak proyek kerja sama Jepang di Indonesia apalagi di tahun depan Indonesia menjadi Keketuaan ASEAN dan Jepang sebagai Presidensi G7, sehingga dapat dirasakan warga kedua negara.

Kita nantikan saja perkembangan selanjutnya, terutama penandatangan IJEPA yang akan berlangsung di Bali saat G20 November nanti serta proyek lainnya..


Selasa, 26 Juli 2022

Tour Asia Timur, Presiden Bertemu Dengan Presiden Tiongkok

presidenri.go.id
26722, 15:50 – Presiden Jokowi dan rombongan melakukan kunjungan kerja ke beberapa negara di Asia Timur dalam rangka memperkuat kerja sama ekonomi dan lintas sector lainnya.

Perhentian pertama adalah Republik Rakyat Tiongkok, dimana Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping.

Sebagaimana ndut baca dari laman kepresiden, bahwa Presiden Jokowi lakukan pertemuan bilateral dengan Presiden RRT Xi Jinping di Villa 14, Diaoyutai State Guesthouse, Beijing,

Presiden Jokowi adalah pemimipin dunia pertama yang tiba di Tiongkok setelah Olimpiade musim dingin.

Dalam pertemuan tersebut, dibahas beberapa hal antara lain beberapa MoU yang sudah dilakukan saat pertemuan dengan PM (Premier) Li antara lain pembaruan MoU sinergi poros maritim dunia dan Belt Road Initiative hingga rencana aksi kerja sama pengembangan kapasitas keamanan siber dan teknologi.

Ndut apresiasi dengan kunjunga Presiden Jokowi ke negara-negara Asia Timur salah satunya adalah Tiongkok yang mana adalah mitra strategis Indonesia di kawasan ASEAN.

Sebagai mitra strategis, Tiongkok membuktikan dengan adanya komitmen tingkatkan kerja sama ekonomi hijau yaitu dengan pembangunan Green Industrial Park di Kalimantan Utara serta impor produk pertanian Indonesia.

Selain itu juga ada kerja sama tentang kelautan, protocol mengenai ekspor nanas Indonesia, pengaturan kerja sama pertukaran informasi dan penegakan pelanggaran kepabeanan, kerja sama pengembangan serta penelitian vaksin dan Genomika.

Namun sayangnya dalam pertemuan ini, tidak ada menyinggung soal isu Laut Tiongkok Selatan termasuk insiden Natuna yang beberapa kali terjadi dimana banyak nelayan tradisional Tiongkok mengambil ikan di perairan Indonesia dengan tameng kapal penjaga pantai mereka.

Kita tahu Indonesia tahun ini adalah menjadi tahun yang penuh dengan tantangan karena sebagai Presidensi G20 dimana negara kita mendapatkan dukungan dari RRT dan juga soal ASEAN yang akan menjadi ketua pada 2023 Indonesia telah berkomitmen menjadi ASEAN relevan tidak hanya bagi  masyarakat Indonesia tapi juga kawasan dan dunia.

Ndut berharap kerja sama ini segera di realisasikan di lapangan, agar masyarakat kedua negara dapat merasakan dampaknya dan saling mensejahterakan, terutama soal Laut Tiongkok Selatan kiranya Indonesia bersikap keras walaupun itu mitra strategis namun ini demi kemakmuran para nelayan kita.

Kita nantikan saja implementasi nyata dari sederet kerja sama yang telah dilakukan oleh pimpinan kedua negara, semoga dapat bisa mensejahterakan rakyat kedua negara.