12622,
10:10 – Hari yang dinantikan pun tiba jua, dimana Ganda Puteri Indonesia,
Greysia Polii akhirnya mengumumkan pensiunnya dalam eksebisi perpisahannya di
Istora Senaya, Jakarta.
istimewa
Sebagaimana
ndut tonton di Kompas TV, seremoni yang bertajuk Testimoni Day : Greysia Polii
yang dihadiri oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainuddin Amali dan Ketua NOC
Indonesia, Raja Sapta Oktohari serta Ketua PBSI Agus Firman Sampurna.
Dalam
pidatonya, pebulutangkis kelahiran Jakarta 11 Agustus 1987 ini berterima kasih
kepada seluruh pihak yang telah berikan dukungan kepadanya serta mencurahkan
persaannya selama ini, termasuk rekan satu tim yang bersama-sama meraih emas di
ajang Olimpiade Tokyo 2020.
Dimana
membutuhkan perjalanan yang panjang selama 30 tahun untuk capai semua apa yang
dicita-citakan dari kecil, bahkan dirinya tidak pantas berada di sini, tapi
dirinya berterima kasih dan mengucap syukur kepada Tuhan atas semua yang
diberikan.
Adapun
dalam laga seremonial Greysia Polii pensiun diwarnai laga eksebisi empat lawan
empat yang melibatkan pemain bulutangkis top dunia seperti Jongkolphan
Kittiharakul dan Sapsiree Taerattanachai dari Thailand, Misaki Matsumoto dan
Yuta Watanabe (Jepang), serta Wong Chi-Lin dan Tai Tzu Ying (Taiwan).
Selain
pemain bulutangkis top dunia, nampak hadir juga Jonatan Christie, Anthony
Sinisuka Ginting dan Hendra Setiawan pun turut hadir, dalam pertandingan amal
ini terkumpul donasi sebesar Rp.156,000,000.
Adapun
dana ini akan disumbangkan ke dua Yayasan yaitu Yayasan Saluran Berkat Mandiri
a.k.a. YSBM dan Pupa Center dengan masing-masing Rp87,000,000 dan 69,000,000.
Ndut
yang menyaksikan pun dengan spontan (uhhuyy) pun meneteskan air mata dimana
idola ndut di sector ganda puteri ini akhirnya memutuskan mundur walaupun tidak
langsung hilang dari dunia bulutangkis, namun akan menjadi catatan sejarah
bulutangkis Indonesia dimana untuk pertama kalinya dalam sejarah ganda puteri
meraih emas pertama dan meneruskan tradisi emas di setiap Olimpiade.
Siapa
yang tidak kenal dengan Greysia Polii, perempuan kelahiran 11 Agustus 1987 ini
sudah mulai masuk di pelatnas sejak 2003 serta sudah dipasangkan dengan
beberapa pasangan puteri maupun putera.
Setahu
ndut, maaf kalo salah diantara para pasangannya di ganda adalah Heni Budiman,
Jo Novita, Vita Marissa, Meiliana Jauhari, Nitya Krishinda Maheswari hingga
Apriyani Rahayu, namun bukan Greys panggilan akrabnya tidak menghasilkan
prestasi untuk Indonesia bersama tandemnya.
Misalnya
dengan Hani Budiman, dirinya peroleh medali perunggu di nomor ganda puteri
Kejuaraan Dunia Junior 2004 di Kanada, dan menariknya dirinya juga meraih
medali perak untuk kategori nomor ganda campuran bersama Muhammad Rijal.
Dengan
Jo Novita membawa gelar juara turnamen individu BWF pertama di Philipines Open
pada tahun 2006.
Saat
dipasangkan dengan Nitya Krishinda Maheswari, ganda ini sukses naik podium
juara individu seperti Thailand Opern, Chinese Taipei Open, Korea Open,
Singapore Open dan puncaknya adalah emas Asian Games 2016 setelah kalahkan
Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi dari Jepang.
Namun
ganda ini harus berpisah pada Desember 2016 setelah Nitya alami cedera serius
yang mengharuskan naik meja operasi.
Setelah
ditinggal Nitya karena cidera, Grey sempat dipasangkan dengan beberapa pemain
seperti Rosyita Eka Putri Sari dan Rizki Amelia Pradipta namun baru pada Mei
2017 dirinya dipasangkan dengan Apriyani Rahayu.
Dengan
Apriyani langsung catatkan tren positif dengan juara Thailand Open dan Frech
Open, serta runner up Hong Kong Open ditahun yang sama serta semifinalis New
Zealand Open dan perempat final Korea Open.
Dewi
fortuna terus menanungi pasangan yang beda 10 tahun ini terbukti pada SEA Games
2019 dirinya membawa emas setelah kalahkan wakil Thailand, Chayanit
Chaladchalom/Phataimas Muenwong.
Di
tahun 2020, ganda ini menangkan Indonesia Masters 2020 dan Spain Masters 2020
dan menjadi gelar terakhir mereka pada musim ini karena BWF batalkan sisa
turnamen akibat pandemic.
Setelah
tidak bertanding, pasangan Greysia/Apriyani awal musim 202 dengan gelar juara
Thailand Open sebelum akhirnya meraih puncak prestasi dengan emas Olimpade
Tokyo 2022 dengan catatan tidak terkalahkan pada babak penyisihan dan berlanjut
di final dengan kalahkan Chen Qingchen/Jia Yi Fan dari Tiongkok dengan angka
21019 dan 21-15 dan memperpanjang tradisi emas di Olimpiade.
Ndut
berharap Kaka Grey mau menularkan ilmu dan kemampuannya selama menjadi atlet
kepada para juniornya entah menjadi pelatih atau motivator agar semangat tim
puteri seperti saat kaka berlatih serta bertanding terpacu untuk mendapatkan
prestasi yang membanggakan bangsa dan negara terutama pecinta bulutangkis
Indonesia.
Kita
nantikan saja kiprah Kaka Grey di dunia bulutangkis setelah pensiun
dimana menduduki posisi di Komisi Atlet di BWF dan siapa tahu jadi pelatih
bulutangkis dalam