Minggu, 12 Juni 2022

Terima Kasih Legenda, Greysia Polii

istimewa
12622, 10:10 – Hari yang dinantikan pun tiba jua, dimana Ganda Puteri Indonesia, Greysia Polii akhirnya mengumumkan pensiunnya dalam eksebisi perpisahannya di Istora Senaya, Jakarta.

Sebagaimana ndut tonton di Kompas TV, seremoni yang bertajuk Testimoni Day : Greysia Polii yang dihadiri oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainuddin Amali dan Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari serta Ketua PBSI Agus Firman Sampurna.

Dalam pidatonya, pebulutangkis kelahiran Jakarta 11 Agustus 1987 ini berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah berikan dukungan kepadanya serta mencurahkan persaannya selama ini, termasuk rekan satu tim yang bersama-sama meraih emas di ajang Olimpiade Tokyo 2020.

Dimana membutuhkan perjalanan yang panjang selama 30 tahun untuk capai semua apa yang dicita-citakan dari kecil, bahkan dirinya tidak pantas berada di sini, tapi dirinya berterima kasih dan mengucap syukur kepada Tuhan atas semua yang diberikan.

Adapun dalam laga seremonial Greysia Polii pensiun diwarnai laga eksebisi empat lawan empat yang melibatkan pemain bulutangkis top dunia seperti Jongkolphan Kittiharakul dan Sapsiree Taerattanachai dari Thailand, Misaki Matsumoto dan Yuta Watanabe (Jepang), serta Wong Chi-Lin dan Tai Tzu Ying (Taiwan).

Selain pemain bulutangkis top dunia, nampak hadir juga Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting dan Hendra Setiawan pun turut hadir, dalam pertandingan amal ini terkumpul donasi sebesar Rp.156,000,000.

Adapun dana ini akan disumbangkan ke dua Yayasan yaitu Yayasan Saluran Berkat Mandiri a.k.a. YSBM dan Pupa Center dengan masing-masing Rp87,000,000 dan 69,000,000.

Ndut yang menyaksikan pun dengan spontan (uhhuyy) pun meneteskan air mata dimana idola ndut di sector ganda puteri ini akhirnya memutuskan mundur walaupun tidak langsung hilang dari dunia bulutangkis, namun akan menjadi catatan sejarah bulutangkis Indonesia dimana untuk pertama kalinya dalam sejarah ganda puteri meraih emas pertama dan meneruskan tradisi emas di setiap Olimpiade.

Siapa yang tidak kenal dengan Greysia Polii, perempuan kelahiran 11 Agustus 1987 ini sudah mulai masuk di pelatnas sejak 2003 serta sudah dipasangkan dengan beberapa pasangan puteri maupun putera.

Setahu ndut, maaf kalo salah diantara para pasangannya di ganda adalah Heni Budiman, Jo Novita, Vita Marissa, Meiliana Jauhari, Nitya Krishinda Maheswari hingga Apriyani Rahayu, namun bukan Greys panggilan akrabnya tidak menghasilkan prestasi untuk Indonesia bersama tandemnya.

Misalnya dengan Hani Budiman, dirinya peroleh medali perunggu di nomor ganda puteri Kejuaraan Dunia Junior 2004 di Kanada, dan menariknya dirinya juga meraih medali perak untuk kategori nomor ganda campuran bersama Muhammad Rijal.

Dengan Jo Novita membawa gelar juara turnamen individu BWF pertama di Philipines Open pada tahun 2006.

Saat dipasangkan dengan Nitya Krishinda Maheswari, ganda ini sukses naik podium juara individu seperti Thailand Opern, Chinese Taipei Open, Korea Open, Singapore Open dan puncaknya adalah emas Asian Games 2016 setelah kalahkan Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi dari Jepang.

Namun ganda ini harus berpisah pada Desember 2016 setelah Nitya alami cedera serius yang mengharuskan naik meja operasi.

Setelah ditinggal Nitya karena cidera, Grey sempat dipasangkan dengan beberapa pemain seperti Rosyita Eka Putri Sari dan Rizki Amelia Pradipta namun baru pada Mei 2017 dirinya dipasangkan dengan Apriyani Rahayu.

Dengan Apriyani langsung catatkan tren positif dengan juara Thailand Open dan Frech Open, serta runner up Hong Kong Open ditahun yang sama serta semifinalis New Zealand Open dan perempat final Korea Open.

Dewi fortuna terus menanungi pasangan yang beda 10 tahun ini terbukti pada SEA Games 2019 dirinya membawa emas setelah kalahkan wakil Thailand, Chayanit Chaladchalom/Phataimas Muenwong.

Di tahun 2020, ganda ini menangkan Indonesia Masters 2020 dan Spain Masters 2020 dan menjadi gelar terakhir mereka pada musim ini karena BWF batalkan sisa turnamen akibat pandemic.

Setelah tidak bertanding, pasangan Greysia/Apriyani awal musim 202 dengan gelar juara Thailand Open sebelum akhirnya meraih puncak prestasi dengan emas Olimpade Tokyo 2022 dengan catatan tidak terkalahkan pada babak penyisihan dan berlanjut di final dengan kalahkan Chen Qingchen/Jia Yi Fan dari Tiongkok dengan angka 21019 dan 21-15 dan memperpanjang tradisi emas di Olimpiade.

Ndut berharap Kaka Grey mau menularkan ilmu dan kemampuannya selama menjadi atlet kepada para juniornya entah menjadi pelatih atau motivator agar semangat tim puteri seperti saat kaka berlatih serta bertanding terpacu untuk mendapatkan prestasi yang membanggakan bangsa dan negara terutama pecinta bulutangkis Indonesia.

Kita nantikan saja kiprah Kaka Grey di dunia bulutangkis setelah pensiun dimana menduduki posisi di Komisi Atlet di BWF dan siapa tahu jadi pelatih bulutangkis dalam


Kualifikasi Piala Asia 2023, Jordan Taklukkan Indonesia

12622, 04:05 – Timnas Indonesia harus mengakui keunggulan permainan timnas Jordannia dalam kualifikasi Piala Asia 2023.

Bertanding di Jaber Al-Ahmad Internasional Stadium, Kuwait City, Jordania unggul pada menit ke-48 lewat Yazan Al-Naimat manfaatkan umpan silang dari Mousa Al-Tamari.

Jordania sempat mendapatkan penalty pada menit ke-79 lewat Mohammad Faisal Zraiq setelah Asnawi jatuhkan pemain Jordan di kotak penalty, namun eksekusi Zraiq dapat digagalkan kiper Nadeo Argawinata.

Dengan hasil ini membuat Indonesia tertahan di peringkat kedua hanya unggul head-to-head atas Kuwait di peringkat ketiga, dimana Kuwait menang atas Nepal dengan skor 1-4.

Ndut kecewa dengan hasil yang diraih oleh timnas, namun itulah yang terjadi dan pada pertandingan terakhir melawan Nepal dengan target menang dengan skor besar.

Kita tahu paska pertandingan lawan Kuwait, muncul ada wacana pelatih Shin Tae Yong dikembalikan ke U20 dan juga mengatakan bahwa kemenangan ini tidak lepas dari peran besar sang ketum yang ditulis entah ngaku sebagai Jurnalis Senior tapi tidak dicantumkan nama media, apakah jurnalis ini kategori WTS-Wartawan Tanpa Surat Kabar ?

Ndut heran dengan situasi ini, dimana selalu ada saja drama jelang dan paska pertandingan dan menonjolkan sosok tertentu yang merasa paling berperan atas kemenangan ini, walaupun ndut belum melihat apakah sosok ini juga berperan dari kekalahan ini.

Soal training center, ndut heran dengan ucapan sang ketum yang meminta agar netizen urunan untuk bangun training center, bukan kah itu tanggung jawab serta kewajiban dari PSSI selaku federasi dalam memfasilitasi keperluan timnas, kenapa harus netizen yang harus tanggung.

Toch ketum dengan bangganya di dalam bus setelah Indonesia gagal juara Piala AFF akan memberikan bonus Rp250 juta kepada pemain, kenapa sekarang minta netizen kumpulkan uang untuk bangun training center, logikanya dimana pak Jenderal, bukankah eloknya uang Rp250 juta di tabung untuk bangun training center daripada berikan pemain sebagai bonus, kalah kok dikasih bonus, aneh ?!

Setahu ndut ada dana FIFA kepada Indonesia untuk pengembangan sepakbola, kemana dana itu apakah sudah dipakai benar untuk pengembangan sepakbola Indonesia, logikannya dengan kalo benar dana itu di pakai, sepakbola kita bisa lebih maju tapi nyatanya.

Apakah pelatih STY perlu dievaluasi, ndut melihat yang harus dievaluasi adalah para pengurus PSSI karena tidak mampu menghadirkan apa yang diminta oleh pelatih dan pecinta sepakbola Indonesia, klo tidak sanggup ya lebih baik mundur dengan ksatria, katanya pemimpin dengan latar belakang militer.

Bukankah di militer itu, kalo tidak sanggup menjalankan tugas lebih baik mundur dengan elegan daripada dipecat, apakah darah militernya sudah luntur lantaran sudah pensiun ?

Ndut sih berharap drama-drama sampah, omong kosong ini segera dihentikan dan cobalah berkaca disetiap situasi apakah anda sebagai pengurus sudah beres mengurusi sepakbola nasional, jangan bisanya melemparkan kesalahan anda itu kepada pelatih.

Jangan sampai ada ungkapan timnas Indonesia kalah pelatih dievaluasi, tapi giliran menang pengurus yang merasa ikut andil besar dalam kemenangan itu padahalnya nyatanya omong kosong.

Ndut berharap drama-drama sampah ini sudah tidak ada lagi setiap jelang atau paska pertandingan timnas sehingga para pemain dan pelatih dapat focus bermain demi raihan gelar dan tuntutan federasi.

Kita nantikan saja pertandingan selanjutnya, semoga bisa raih kemenangan besar dari Nepal sehingga bisa raih satu tempat sebagai runner up terbaik, semoga.